Novendra harus menjalani turnamen-turnamen yang lebih berat untuk menambah ratingnya menjadi 2.500.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pecatur Indonesia, IM Novendra Priasmoro, membuang kesempatan emas untuk meraih gelar Grand Master atau GM setelah gagal meraih kemenangan pada FIDE Rated & Dwitarung Internasional Jakarta Open 2019 melawan GM Nguyen Anh Dung dari Vietnam, akhir pekan lalu. Kini, Novendra harus menjalani turnamen-turnamen yang lebih berat untuk menambah ratingnya menjadi 2.500.
”Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) menggelar dwitarung itu untuk menaikkan rating Novendra dari 2.495 poin menjadi 2.500 poin, yang menjadi syarat terakhir untuk meraih gelar Grand Master. Namun, dari enam laga, Novendra hanya 1 kali menang, 4 kali remis, dan 1 kali kalah sehingga justru kehilangan 1,8 poin. Hasil itu membuat Novendra harus berjuang lebih keras lagi agar ambisinya menjadi Grand Master dapat tercapai,” tutur Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Percasi, Kamis (21/11/2019), di Jakarta.
Novendra yang kini bergelar International Master sudah mengumpulkan tiga norma GM sebagai salah satu syarat untuk menjadi seorang GM. Beberapa bulan lalu, Novendra menambah rating menjadi 2.495 poin setelah menjuarai turnamen di Eropa.
Kini, Novendra perlu segera bekerja keras menambah rating sampai 2.500 poin agar menjadi seorang GM. Jika tidak dapat menaikkan level permainannya dan kembali gagal dalam turnamen-turnamen berikutnya, Novendra justru akan kehilangan poin rating lebih banyak.
”Novendra masih sering mengandalkan kalkulasi langkah saja. Namun, penempatan buah catur masih sering salah pada momen tertentu. Hal itu membuatnya sering kehilangan peluang untuk menang. Kelemahan ini harus diperbaiki jika Novendra ingin segera menjadi seorang GM,” kata Kristianus.
Sementara itu, Novendra mengaku bermain tidak optimal pada dwitarung tersebut. Pada laga ketiga, dia seharusnya dapat keluar dari posisi tertekan, tetapi dia melakukan kesalahan sehingga semakin tertekan dan akhirnya kalah. Kekalahan itu membuatnya sulit bangkit sehingga ditahan remis pada tiga laga tersisa.
Anggota Dewan Pembina Percasi, Eka Putra Wirya, mengatakan, Novendra merupakan pecatur muda Indonesia yang memiliki peluang paling besar untuk menjadi GM. Selain Novendra, terdapat Sean Winshand Cuhendi yang juga memiliki tiga norma GM, tetapi ratingnya masih jauh dari 2.500 poin.
”Sudah 15 tahun Indonesia tidak memiliki Grand Master catur yang baru. Kami berharap Novendra segera mengatasi kelemahannya dan dapat kembali tampil ke performa terbaiknya dan meraih gelar GM. Saat ini, Novendra harus konsentrasi untuk menghadapi SEA Games Filipina 2019. Setelah itu, dia harus kembali mengikuti berbagai turnamen internasional,” ujar Eka.