Jenazah Pelaku Bom Bunuh Diri Dimakamkan, Keluarga Meminta Maaf
Jenazah pelaku bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan, RMN, diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan, Senin (18/11/2019). Keluarga meminta maaf atas perilaku RMN.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Jenazah pelaku bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan, Senin (18/11/2019). Meskipun sempat diprotes puluhan orang, penguburan RMN di Tempat Pemakaman Umum Sei Sikambing, Medan, berlangsung aman.
”Mewakili keluarga, saya meminta maaf kepada korban luka dan keluarga atas perbuatan anak kami. Semoga ini menjadi teror terakhir di Medan,” kata Kepala Lingkungan 3 Jalan Jangka, Kelurahan Sei Siputih Barat, Medan, Ardiansyah Putra di lokasi pemakaman.
Ia menuturkan, jenazah pelaku tiba dari RS Bhayangkara Medan sekitar pukul 18.45. Sampai di lingkungan rumah orangtuanya, jenazah RMN dibawa ke Mushala Taqwa untuk dishalatkan sebelum dikuburkan di TPU Sei Sikambing.
”Dia dishalatkan di Mushala Taqwa atas permintaan keluarga karena dulu dia pernah menjadi ketua remaja masjid di tempat itu,” ujar Ardiansyah.
Ayah RMN, Irwansyah Nasution (61), hadir di pemakaman. Namun, ia langsung meninggalkan lokasi begitu prosesi itu usai. Ia dan anggota keluarga yang lain menolak untuk diwawancara karena masih merasa terpukul dengan kejadian tersebut.
Sehari sebelumnya, Irwansyah mengatakan, perilaku anaknya mulai berubah menjadi tertutup sejak ia menikah dengan DA pada Desember 2018. Sejak saat itu, ia hanya dua kali mengunjungi rumahnya, yaitu pada Juni dan Oktober 2019.
Temuan Tim Densus 88 Antiteror, istri pelaku RMN, yaitu DA, aktif berkomunikasi lewat media sosial dengan narapidana terorisme berinisial I di Lapas Kelas II Wanita Medan. Mereka juga diketahui kerap bertemu di lapas (Kompas.id, 14/11/2019).
Senin siang, puluhan orang sempat mendatangi TPU Sei Sikambing untuk menolak penguburan RMN. Namun, kelompok itu segera dihalau warga setempat karena dinilai malah akan memperpanjang ketegangan akibat aksi teror di Medan.
”Dia sudah meninggal untuk apa dipermasalahkan lagi. Kita yang masih hidup tidak usah mengurusi urusan orang mati,” kata Kepala Lingkungan 10, Kelurahan Sei Sikambing, Medan, Dermawan Ginting.
Hal senada dinyatakan warga Sei Sikambing lain, salah satunya Rahmat (31). Ia mengatakan menolak radikalisme dan terorisme, tetapi dengan tetap mengutamakan nilai kemanusiaan.
Menolak radikalisme dan terorisme, tetapi dengan tetap mengutamakan nilai kemanusiaan.
”Kasihan keluarganya yang belum tentu terlibat aksi pelaku. Lagi pula kita semua nanti juga akan mati, enggak ada salahnya berbuat baik kepada orang yang jahat sekalipun,” ucapnya.
Kepala Polda Sumatera Utara Inspektur Jenderal Agus Andrianto mengatakan, 26 tersangka terkait bom bunuh diri di Polrestabes Medan sudah ditangkap. Pengejaran masih terus berlanjut demi mengembalikan situasi aman bagi masyarakat.