Para pelari Kenya masih mendominasi lomba lari Borobudur Marathon 2019 Powered by Bank Jateng di semua kategori. Meski rutenya menantang karena terdapat sejumlah tanjakan, mereka masih mampu mengungguli peserta lain.
John Muiruri, peserta Borobudur Marathon 2019 Powered by Bank Jateng, menjadi pelari pertama yang masuki garis finis. Ia menyelesaikan maraton pada pukul 06.34, Minggu (17/11/2019), di Magelang, Jawa Tengah.
MAGELANG, KOMPAS — Para pelari Kenya masih mendominasi lomba lari Borobudur Marathon 2019 Powered by Bank Jateng di semua kategori. Meski rute Borobudur Marathon termasuk menantang karena terdapat sejumlah tanjakan, mereka masih mampu mengungguli lawan-lawannya.
Pelari pertama yang melewati garis finis adalah John Muiruri, peserta kategori half marathon yang berasal dari Kenya. Ia tiba di garis finis pada pukul 06.34. Beberapa saat kemudian, pelari kedua di kategori yang sama menyusul ke garis finis pada pukul 06.36. Ia adalah peserta dari Kenya bernama Ngare. Peserta ketiga tercepat tiba pada pukul 06.39 dari kategori 10K.
Sementara itu, sekitar pukul 07.19, pelari pertama kategori full marathon memasuki garis finis. Ia adalah Geoffrey Birgen, pelari Kenya yang juga juara pertama kategori sama pada Borobudur Marathon 2018.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Ngare, peserta Borobudur Marathon 2019 Powered by Bank Jateng, menjadi pelari pertama yang masuki garis finis. Ia menyelesaikan maraton pada pukul 06.39, Minggu (17/11/2019), di Magelang, Jawa Tengah.
Ada tiga kategori pada Borobudur Marathon 2019, yaitu full marathon, half marathon, dan 10K. Peserta dari masing-masing kategori memulai maraton pada pukul 05.00, 05.30, dan 06.10. Hingga pukul 07.08, ada 175 peserta kategori 10K yang melewati garis finis.
Sedikitnya 300 pelari asing dari 35 negara mengikuti ajang Borobudur Marathon 2019. Mereka berasal dari Benua Afrika, Australia, Amerika, Asia, maupun Eropa.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Pelari Kenya, Peninah Kigen, menjadi pelari perempuan pertama di kategori full marathon yang memasuki garis finis.
Adapun pelari perempuan pertama yang mencapai garis finis yaitu Peninah Kigen, juga asal Kenya. Dia mencatatkan waktu 3 jam 1 menit.
Dari pantauan Kompas, para pelari dari Kenya unggul sejak garis start. Tiga pelari di urutan terdepan adalah Geoffrey Kiprotich Birgen, Robert Wambua Mbithi, serta Tonui Kiprop. Mereka tampak berlari kompak hingga 18 kilometer terakhir. Namun, setelah kilometer 19, Birgen dan Kiprop meninggalkan Mbithi.
Mereka berdua saling mendahului di sepanjang rute kilometer 19 hingga kilometer 23. Namun, selepas kilometer 23, Birgen mengungguli Kiprop dengan jarak terpaut 100-300 meter. Akhirnya, pada kilometer 24, Birgen telah jauh meninggalkan Kiprop. Birgen berlari seorang diri di urutan terdepan melahap turunan serta tanjakan hingga garis finis.
KOMPAS/HARIS FIRDAUS
Para pelari Borobudur Marathon 2019 meminum teh hangat yang disediakan warga.
Warga di sepanjang jalan tampak kagum dengan kecepatan berlari Birgen. Mereka bersorak-sorai dan melambai-lambaikan tangan memberikan semangat.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Tigor Tanjung mengatakan, prestasi di suatu negara bisa berkembang jika olahraga menjadi budaya. Penyelenggaraan Borobudur Marathon 2019 merupakan salah satu cara untuk menciptakan budaya tersebut.
”Borobudur Marathon 2019 merupakan lomba lari di Indonesia yang mendapat pengakuan PB PASI karena memenuhi syarat (lomba lari) internasional,” katanya.
Selain memacu kecepatan, sejumlah pelari tetap menyempatkan diri menikmati suasana kekariban khas perdesaan di sepanjang rute. Di kilometer 33 misalnya, di Dusun Pletukan, Kelurahan Sidoagung, Kecamatan Tempuran, para pelari melempar senyum dan melambaikan tangan kepada warga.
Mereka juga mengambil sejumlah makanan, seperti pisang, yang disediakan warga secara gratis. Makanan ini sangat berguna melengkapi pos minum atau water station yang disediakan panitia.
KOMPAS/KRISTI UTAMI
Para pelari mengambil buah yang disediakan warga Dusun Pletukan, Desa Sidoagung, Kecamatan Tempura, Kabupaten Magelang, Minggu (17/11/2019).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang berlari pada kategori 10K juga tampak berlari dengan penuh semangat saat disambut siswa-siswi SMP dan SMK Muhammadiyah Borobudur di Jalan Syailendra, depan Pasar Borobudur. Ia diberi karangan bunga dan memberikan salam pada warga sekitar.
Ganjar juga memegang wajah anak-anak yang menyambut. Beberapa warga pun berebut swafoto dengan Ganjar.
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat mengikuti kategori 10K Borobudur Marathon 2019.