BADUNG, KOMPAS--Pemerintah mendorong kemunculan wirausaha rintisan baru dengan inovasi teknologi digital maupun tepat guna untuk membantu menggairahkan perekonomian. Pemerintah akan mengambil peran mulai dari pendanaan, inkubasi, hingga akses pasar.
Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro, di sela-sela Next Indonesia Unicorn (Nexticorn) International Summit 2019, di Jimbaran Hub, Badung, Bali, mengatakan, akademisi dan industri akan dilibatkan penuh. "Di tengah situasi perekonomian yang diperkirakan mengalami pelambatan pertumbuhan dan disrupsi teknologi digital, Indonesia harus tetap memberi nilai tambah pada komoditas utama.
Riset dan pengembangan produk amat diperlukan. Keberadaan jaringan tulang punggung proyek Palapa Ring harus ditingkatkan utilisasinya agar mendukung ekonomi digital," ujar dia, Jumat (15/11/2019).
Fokus
Bambang menjelaskan, Kementerian Riset dan Teknologi yang dia pimpin akan fokus membina usaha rintisan di tiga fase pertumbuhan, yakni ide, usaha sudah tumbuh, dan pertumbuhan lanjutan. Di setiap fase itu, kementerian melakukan inkubasi bisnis dan pendanaan, yang dananya diambil dari APBN. Pada 2015-2019, telah dibina 1.307 usaha rintisan, yang 749 usaha di antaranya masih masuk fase ide atau pra start up.
"Kami akan berperan aktif membina usaha rintisan di hulu. Ketika usaha rintisan, terutama bidang teknologi digital, sudah tumbuh besar dan menuju fase valuasi satu miliar dollar AS (unicorn), akan jadi urusan pembinaan Kementerian Komunikasi dan Informatika," kata Bambang.
Bambang menambahkan, pembinaan usaha rintisan bukan hanya menyasar bidang teknologi digital, melainkan juga teknologi tepat guna, seperti untuk produksi makanan, transportasi, kesehatan, dan energi. Penyertaan investasi, baik dari investor lokal maupun asing, dibutuhkan.
"Berbicara usaha rintisan jangan melulu berkutat di bidang teknologi digital. Jangan sampai usaha rintisan bidang teknologi digital, seperti e-dagang, saja yang kuat dan muncul kekhawatiran platformnya diisi barang impor. Makanya, butuh inovasi teknologi tepat guna untuk industri manufaktur dalam negeri," tuturnya.
Chairman Yayasan Nexticorn Daniel Tumiwa menyampaikan, terlaksana sekitar 1.000 agenda pertemuan investor dan usaha rintisan bidang teknologi. Dia mengakui, investor yang datang didominasi perusahaan modal ventura luar negeri. Diharapkan, pada penyelenggaraan tahun-tahun mendatang, investor lokal lebih banyak mendukung, sehingga peran pemerintah daerah dibutuhkan.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Nexticorn Rudiantara mengemukakan pandangan senada. Agar potensi ekonomi digital tergarap semakin maju dalam lima tahun mendatang, maka pemerintah pusat dan daerah perlu mendukung. (MED)