MESUJI, KOMPAS--Presiden Joko Widodo berkomitmen menuntaskan Jalan Tol Trans Sumatera pada 2024. Tol dari Lampung hingga Aceh sepanjang 2.974 kilometer tersebut ditujukan untuk menggerakkan perekonomian masyarakat di Pulau Sumatera dan sekitarnya, bahkan Indonesia.
Komitmen ini ditegaskan melalui peresmian Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung, di Gerbang Tol Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, Jumat (15/11/2019).
”Ruas ini panjang totalnya 189 kilometer. Ruas ini adalah (ruas) terpanjang yang pernah saya resmikan. Dan kita harapkan akan disambung lagi dari Kayu Agung ke Palembang dan Palembang ke Betung di Banyuasin,” kata Presiden Joko Widodo dalam pidatonya.
Mulai Sabtu (16/11) ini, tol dibuka untuk umum. Tarif tol digratiskan selama sebulan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada triwulan III-2019, produk domestik regional bruto Sumatera tumbuh 4,49 persen. Sumatera berkontribusi 21,14 persen terhadap pertumbuhan ekonomi RI.
Pembangunan tol di berbagai daerah di Indonesia, menurut Presiden Joko Widodo, adalah ikhtiar pemerintah untuk mewujudkan sila kelima Pancasila, yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Komitmen pembangunan jalan tol juga ditekankan untuk Kalimantan dan Sulawesi, yang pembangunannya dilakukan paralel dengan inovasi pembiayaan sehingga tidak memberatkan anggaran negara.
Presiden melanjutkan, keberadaan jalan tol juga akan menstimulasi perekonomian. Caranya, dengan membangkitkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru, perbaikan jaringan logistik, memberikan fasilitas untuk berbagai produk di Pulau Sumatera, dan penciptaan lapangan kerja.
keberadaan jalan tol juga akan menstimulasi perekonomian.
Pemerintah daerah diingatkan untuk mengoptimalkan keberadaan jalan tol agar mendorong perekonomian masyarakat di daerah. Caranya antara lain dengan menyambungkan jalan tol ke kawasan-kawasan perekonomian, seperti obyek wisata, sentra-sentra produksi, perkebunan, pertanian, dan kawasan industri.
”Semuanya ini tugasnya gubernur, bupati, dan wali kota,” kata Presiden.
Berdasarkan data Kementerian PUPR, JTTS Lampung-Aceh sepanjang 2.974 km, yang terdiri dari koridor utama 2.046 km dan koridor pendukung 928 km. Lima ruas sepanjang 280 km sudah beroperasi.
Optimalkan
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal menyampaikan, berkaca dari pengalaman Jalan Tol Trans Jawa, maka pengoperasian JTTS mesti dioptimalkan. Caranya, dengan menciptakan pusat-pusat industri baru berdasarkan produk pertanian atau perkebunan di Lampung dan Sumatera Selatan, untuk menciptakan nilai tambah.
“Koridor di Sumatera berbeda dengan Jawa yang sudah banyak industri. Dengan membangun pusat industri baru, akan lebih kompetitif karena aksesnya tersedia,” kata Faisal.
Selain itu, pemerintah bersama operator jalan tol perlu lebih banyak melibatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) setempat. Mereka dapat diundang masuk ke tempat istirahat dan pelayanan yang pasti akan dibangun di sepanjang koridor tersebut.
Ketua Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan Institut Teknologi Sumatera, Rahayu Sulistyorini, berpendapat, tol membuat pemerintah provinsi dan kabupaten antusias membangun daerah. Selain mempercepat akses logistik, jalan tol memicu penggunaan transportasi umum, khususnya bus. Tol juga memacu investasi di sektor industri, perkebunan, dan pertanian di Lampung.
Namun, Rahayu mengingatkan pemerintah agar memperhatikan aspek keselamatan pengguna jalan tol. Selain mempercepat pembangunan tempat peristirahatan di tol, rambu lalu lintas dan lampu penerangan juga perlu ditambah. Pemerintah juga perlu memetakan lokasi rawan kecelakaan di tol.
Wakil Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Lampung Ade Rahmatullah mengatakan, keberadaan jalan tol memangkas waktu tempuh. (LAS/VIO/RAM/NAD)