Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 189 kilometer diharapkan dapat menciptakan pusat perekonomian baru di Sumatera.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meresmikan Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 189 kilometer, Jumat (15/11/2019). Jalan tol yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans-Sumatera ini diyakini dapat menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sumatera, khususnya di Lampung.
Peresmian tol berlangsung di Gerbang Tol Simpang Pematang, tepatnya di Kilometer 240 Simpang Pematang Panggang, Mesuji, Lampung. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono serta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Selain itu, hadir pula Direktur Utama Hutama Karya Bintang Perbowo, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, dan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.
Peresmian tol terpanjang di Indonesia ini disambut baik oleh sejumlah pihak. Apalagi, Tol Bakauheni-Terbanggi Besar sudah beroperasi sejak Maret 2019. Dengan tersambungnya jalan tol, waktu tempuh Lampung-Sumatera Selatan bisa kurang dari lima jam, dari sebelumnya 8-10 jam. Tol ini juga diyakini mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Sumatera.
”Tol membuat pemerintah provinsi dan kabupaten antusias membangun daerah. Mereka tidak ingin daerahnya menjadi sepi,” kata Ketua Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan Institut Teknologi Sumatera Rahayu Sulistyorini kepada Kompas, Jumat (15/11/2019).
Saat ini, banyak pemda di Lampung yang sudah berinisiatif mengembangkan daerahnya menjadi daerah kunjungan wisatawan. Salah satunya adalah Kabupaten Tulang Bawang Barat, yang dikembangkan menjadi kawasan wisata budaya. Pemprov Lampung juga semakin gencar mempromosikan wisata dan kuliner Lampung.
Menurut dia, dampak pembangunan jalan tol sudah bisa dirasakan masyarakat sejak satu tahun terakhir. Selain mempercepat akses logistik, jalan tol juga mampu memicu penggunaan transportasi umum, khususnya bus. Tol juga memicu investasi di sektor industri, perkebunan, dan pertanian masuk ke Lampung. Pertumbuhan ekonomi di Lampung diyakini bisa melesat dalam tiga-lima tahun ke depan.
Dia mendorong agar pemda lebih gencar lagi memanfaatkan interkoneksi wilayah di Lampung dengan beroperasinya jalan tol ini. Selain membangun sistem transportasi penghubung antarwilayah, pemda juga perlu memperbaiki kondisi jalan di kabupaten.
Tol membuat pemerintah provinsi dan kabupaten antusias membangun daerah. Mereka tidak ingin daerahnya menjadi sepi.
Keselamatan
Selain itu, Rahayu juga mengingatkan agar pemerintah memperhatikan aspek keselamatan pengguna jalan tol. Selain mempercepat pembangunan tempat peristirahatan di tol, rambu lalu lintas dan lampu penerangan juga perlu ditambah. Selain itu, pemerintah juga perlu memetakan lokasi rawan kecelakaan di tol.
Selain sosialisasi tentang batas maksimal kecepatan kendaraan di tol, polisi juga perlu berpatroli di jalan tol. Selain itu, diperlukan pula speed gun atau alat pengukur kecepatan kendaraan.
Merujuk Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Darat, untuk jalan bebas hambatan, batas minimal kecepatan kendaraan adalah 60 km per jam dan maksimal 100 km per jam.
Wakil Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Lampung Ade Rahmatullah mengatakan, beroperasinya jalan tol itu mampu memangkas waktu tempuh dan menekan biaya pemeliharaan kendaraan. Selama ini, sopir truk kerap mengeluhkan mesin kendaraannya mudah rusak karena melintas di jalan lintas Sumatera yang berlubang.
Meski begitu, Ade berharap pemerintah bisa mengkaji ulang tarif Jalan Tol Trans-Sumatera. Menurut dia, tarif yang ada saat ini masih cukup memberatkan pengusaha jasa angkutan.