Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Li Junhui/Liu Yuchen, dan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda jadi lawan yang paling sering dihadapi Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi. Namun, lawan terberat mereka Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
HONG KONG, KAMIS — Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Li Junhui/Liu Yuchen, dan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda menjadi lawan yang paling sering dihadapi ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Namun, lawan terberat mereka saat ini bukan pasangan peringkat kedua hingga keempat dunia itu, melainkan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe yang akan mereka hadapi pada perempat final Hong Kong Terbuka.
Endo/Watanabe adalah pasangan Jepang peringkat keenam dunia yang berpasangan sejak November 2016. Pasangan itu lebih muda dibandingkan dengan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, senior mereka yang berpasangan sejak 2010 dan menempati peringkat ketiga dunia.
Dibandingkan dengan ganda putra peringkat 10 besar dunia lain, Kamura/Sonoda menjadi lawan yang paling sering dihadapi Kevin/Marcus, yaitu 15 kali. Kevin/Marcus unggul 10-5.
”Minions” juga unggul 10-2, masing-masing atas Hendra/Ahsan dan Li/Liu. Sempat kesulitan mengalahkan ketiga pasangan tersebut pada masa awal pertemuan, Kevin/Marcus kemudian tampil dominan atas ketiganya, termasuk pada 2019.
Di tengah dominasi ”Minions” pada persaingan ganda putra top dunia, yang dimulai pada 2017, Endo/Watanabe muncul sebagai pesaing baru sejak 2018. Kemenangan dalam dua gim didapat Kevin/Marcus pada dua pertemuan pertama, Perancis dan Hong Kong Terbuka 2018. Namun, setelah itu, kondisi berbalik.
Kevin/Marcus selalu kalah dalam dua pertemuan berikutnya yang terjadi pada 2019, pada final Kejuaraan Asia (April) dan perempat final Thailand Terbuka (Agustus).
”Pemain Jepang dikenal ulet. Endo/Watanabe lebih sabar dan ulet daripada rekan-rekan mereka,” kata pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis Herry Iman Pierngadi, yang mendampingi Kevin/Marcus pada babak kedua mengalahkan Huang Kai Xiang/Liu Cheng (China), 19-21, 21-18, 21-11, Kamis (14/11/2019).
Herry tak menjelaskan pola permainan yang akan dimainkan Kevin/Marcus untuk menghentikan kekalahan dari Endo/Watanabe. ”Tergantung besok, karena tenaga mereka mulai berkurang,” kata Herry.
Sebelum tampil di Hong Kong, Kevin/Marcus bersaing di Denmark dan Perancis Terbuka, pada 15-27 Oktober, serta Fuzhou China Terbuka, pekan lalu. Mereka menjuarai ketiganya, dengan kata lain selalu tampil hingga hari terakhir pertandingan.
Tak pelak, tenaga pun berkurang meski semangat mereka untuk tampil dengan kemampuan terbaik tak pernah turun. Apalagi, mereka memiliki beban mempertahankan poin juara yang didapat pada 2018.
Pada perempat final, Jumat, Kevin/Marcus akan ditemani Hendra/Ahsan yang akan melawan sesama pemain senior asal Denmark, Mathias Boe/Mads Conrad Petersen.
”Melawan pemain Eropa lebih sulit karena penempatan bola mereka bagus. Permainan mereka juga lebih rapi. Kami harus lebih siap lagi,” kata Hendra setelah mengalahkan rekan senegara, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf Santoso, 21-17, 21-18, pada babak kedua.
Menurun
Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan lagi-lagi menjadi dua ganda putra Indonesia yang diandalkan membawa gelar dari turnamen besar, berkategori BWF Super 750 atau 1000. Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, yang diharapkan mendekati dua ganda putra peringkat teratas dunia itu, justru menurun. Fajar/Rian ditaklukkan pasangan Malaysia, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi, 19-21, 14-21.
Hasil tersebut membuat mereka tak dapat melewati babak kedua dalam tiga turnamen terakhir. Pekan lalu, di Fuzhou, China, Fajar/Rian juga tersingkir pada babak kedua. Adapun pada Perancis Terbuka, mereka takluk pada babak pertama.
Tahun ini Fajar/Rian sebenarnya meraih dua gelar juara, dari Swiss Terbuka Super 300 dan Korea Terbuka Super 500. Namun, penampilan mereka belum konsisten pada turnamen lebih tinggi. Fajar/Rian mencapai semifinal All England, Kejuaraan Dunia, dan China Terbuka, tetapi terhenti sebelum perempat final di Jepang, Perancis, Fuzhou, dan Hong Kong Terbuka.
”Kalau saya lihat, mental dan daya juang mereka menurun dan itu berpengaruh pada penampilan di lapangan,” kata asisten pelatih ganda putra Aryono Miranat.
Sementara satu-satunya wakil tunggal putri Indonesia pada babak utama, Ruselli Hartawan, meraih hasil terbaik dengan lolos ke perempat final Hong Kong Terbuka yang berkategori BWF Super 500. Ruselli, yang akan berhadapan dengan Zhang Beiwen (AS), pada perempat final menghentikan langkah bintang muda Korea Selata, An Se-young, 21-18, 21-19.
An adalah pemain berusia 17 tahun yang penampilannya meroket pada tahun ini. Dia menjuarai Selandia Baru Terbuka Super 300 dan Perancis Terbuka Super 750 dengan mengalahkan pemain-pemain top, seperti Saina Nehwal, Akane Yamaguchi, dan Carolina Marin. Prestasi itu membawanya ke peringkat 10 dunia.
”Prestasi dia sedang meningkat, sedangkan saya menurun. Tetapi, saya berusaha tidak memikirkan itu. Saya juga tidak menduga akhirnya bisa menang dua gim langsung,” kata Ruselli.