Limbah Tumpahan Minyak Timbul Lagi, Pertamina Terjunkan Tim
Warga dan nelayan di pesisir utara Karawang melaporkan adanya limbah tumpahan minyak yang mencuat di pesisir Pantai Sedari, Kecamatan Cibuaya, Karawang. Pertamina menerjunkan ratusan personel untuk membersihkannya.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Sejumlah warga dan nelayan di pesisir utara Karawang melaporkan adanya limbah tumpahan minyak yang mencuat di pesisir Pantai Sedari, Kecamatan Cibuaya, Karawang. Pertamina menerjunkan ratusan personel untuk membersihkan sisa-sisa limbah.
Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Karawang Sahari mengatakan, dua hari lalu, Rabu (13/11/2019), ia mendapatkan laporan dari nelayan di bagian barat Karawang, salah satunya adalah Pantai Sedari. Ada beberapa spot limbah berwarna hitam yang mendarat di pesisir pantai itu.
Sahari mengatakan, limbah itu muncul kembali hanya di pantai bagian barat Karawang, sementara pantai yang berada di sisi timur tidak ada. Ia sudah melaporkan perihal ini kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Karawang untuk ditindaklanjuti.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Karawang Wawan Setiawan membenarkan adanya peristiwa tersebut. Pihaknya sudah menghubungi PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) terkait insiden tersebut.
Sebelumnya, tumpahan minyak akibat kebocoran pada anjungan Lepas Pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) ini menyebabkan terpuruknya perekonomian dan ekosistem perairan laut yang berada di pesisir utara. Sejumlah nelayan dan warga di pantai utara Karawang kehilangan mata pencarian. Padahal, mayoritas warga menggantungkan hidupnya pada hasil laut perairan tersebut.
Pada pertengahan September lalu, Pertamina memberikan kompensasi awal bagi warga terdampak sebesar Rp 900.000 per orang per bulan. Dana itu diberikan selama dua bulan periode terdampak, yakni Juli-Agustus 2019. Namun, sejumlah warga menilai besaran dana tersebut tak sesuai dengan ekspektasi. Mereka berharap besaran kompensasi sebanding dengan kerugian yang mereka alami.
Dihubungi secara terpisah, Vice President Relations PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) mengatakan, meski sumur YYA-1 sudah ditutup, sisa-sisa tumpahan minyak masih terbawa arus dan mendarat ke tujuh desa dengan total area sepanjang 18 kilometer di pesisir Karawang. Ketujuh desa itu adalah Pantai Bahagia, Ciparage Jaya, Pusakajaya Utara, Sungai Buntu, Cemarajaya, Sedari, dan Tanjung Pakis.
Sebanyak 115 personel telah diterjunkan ke lapangan untuk proses pembersihan. Selain mereka, Pertamina juga menurunkan tim offshore combat yang dibantu Tim SAR untuk memperbaiki pengaturan oilbloom yang letaknya bergeser karena adanya angin kencang dan ombak yang tinggi.
Ada kemungkinan jumlah personel bertambah menyesuaikan kondisi di lapangan. Ia menargetkan seminggu ke depan upaya pembersihan akan selesai.
Saat tim bekerja, kondisi cuaca buruk, angin kencang yang mencapai 47 knot, dan hujan deras di sekitar anjungan YYA menyebabkan sisa tumpahan dari platform YYA dan Rig Ensco 67 terbawa arus hingga pesisir.
”Kendati demikian, kami pastikan bahwa tim combat PHE ONWJ sudah melakukan pembersihan sejak hari ini dan dilanjutkan sampai beberapa hari ke depan,” pungkasnya.