Keharmonisan tim menjadi kekuatan utama tim nasional Inggris yang berisi para pemain muda. Raheem Sterling merasakan akibatnya ketika ia merusak keharmonisan tersebut.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
STAFFORDSHIRE, SELASA — Inggris memberikan teladan bagi tim lainnya dengan mencoret Raheem Sterling dari daftar skuad setelah berkelahi dengan rekan satu tim, Joe Gomez. Demi ketegasan menjunjung keharmonisan tim dan sportivitas, tim ”Tiga Singa” memilih kehilangan mesin golnya pada laga kualifikasi Piala Eropa 2020 melawan Montenegro, Jumat (15/11/2019) dini hari WIB.
Sterling dan Gomez diketahui berkelahi di kantin yang terletak di dalam pusat latihan tim nasional Inggris, Saint George’s Park, Staffordshire, Senin (11/11/2019) sore waktu Inggris. Sterling, penyerang Manchester City, marah ketika Gomez datang menghampirinya. Tidak lama kemudian, Sterling mencekik leher bek Liverpool itu dan mereka bertengkar. ”Kamu masih jadi jagoan?” ucap Sterling, seperti dilansir Metro.
Para pemain Inggris lainnya yang berada di tempat itu semula mengira keduanya sedang bercanda. Namun, ketegangan benar-benar terjadi dan akhirnya mereka berusaha melerai keduanya.
”Tantangan dan kekuatan terbesar kami adalah memisahkan rivalitas di klub dengan timnas. Sayangnya, emosi dari laga kemarin masih sangat terasa,” kata Pelatih Inggris Gareth Southgate. Laga yang dimaksud adalah duel Liverpool dan City yang berlangsung kurang dari 24 jam sebelum pertengkaran tersebut terjadi.
Laga yang dimenangi Liverpool, 3-1, itu berlangsung panas karena mempertemukan dua klub yang pada musim lalu bersaing ketat memperebutkan gelar juara Liga Inggris. Rivalitas tersebut semakin memanas musim ini, termasuk antara Sterling dan Gomez. Kedua pemain itu sempat saling dorong dan adu mulut di lapangan.
Southgate tidak bisa menerima keadaan tersebut dan meminta para pemainnya untuk melepas semua atribut klub supaya fokus saat bermain di timnas. ”Hal terbaik yang bisa kami lakukan adalah dengan membuat keputusan ini (mencoret Sterling). Sangat penting bagi para pemain untuk saling mendukung dan fokus menghadapi laga nanti (lawan Montenegro),” ujar Southgate.
Laga itu sangat penting bagi Inggris, yang belum memastikan tiket ke babak utama Piala Eropa dari fase penyisihan Grup A. Tiket ke babak utama itu bisa didapat jika Inggris minimal bermain imbang melawan Montenegro atau Kosovo berhasil dikalahkan Ceko pada laga lainnya.
Saat ini Inggris berada di puncak klasemen sementara Grup A dengan 15 poin, Ceko di peringkat kedua dengan 12 poin, dan Kosovo di peringkat ketiga dengan 11 poin. Adapun Montenegro sudah pasti tersingkir karena baru mendapat tiga poin.
Dibutuhkan
Dalam situasi seperti ini, sosok seperti Sterling sebetulnya sangat dibutuhkan Inggris. Pemain berusia 24 tahun itu telah mencetak 12 gol dalam 55 laga bersama Inggris. Musim lalu ia juga mendapat penghargaan sebagai pemain terbaik versi Asosiasi Penulis Sepak Bola (FWA) karena menyumbang 25 gol untuk City di semua kompetisi.
Menanggapi perkelahian itu, Sterling mengunggah permintaan maaf di akun Instagram-nya. ”Saya dan Gomez sudah menyelesaikan masalah ini. Kami menekuni olahraga yang bisa memancing emosi dan saya berani mengakui, tidak bisa mengendalikan emosi itu,” tulis Sterling.
Mantan pemain Inggris dan Manchester United, Rio Ferdinand, sepakat bahwa keharmonisan tim mutlak diperlukan di Inggris. Tahun lalu, Ferdinand sudah mengingatkan, rivalitas antarklub berpotensi membunuh peluang Inggris untuk meraih trofi di semua kompetisi. Namun, rivalitas itu sulit dihindari karena timnas berisi para pemain dari klub-klub seperti Liverpool, City, MU, dan Chelsea.
Ferdinand mengatakan, ketegasan dibutuhkan dalam menangani perkelahian antarpemain. Namun, ia berharap masalah seperti ini bisa ditangani secara internal dan tidak diekspos ke publik. ”Sekarang Sterling harus sendirian menghadapi orang-orang yang membencinya,” katanya.
Mantan pemain Inggris lainnya, Gary Neville, menyatakan langkah Southgate sudah sangat tepat. Kejadian sekecil apa pun di timnas akan dengan mudah diketahui publik sehingga pelatih harus sangat tegas.
Tanpa ketegasan, pelatih bisa dianggap lemah dan tidak berani mengambil keputusan yang berkaitan dengan pemain kunci. ”Tidak ada yang lebih buruk daripada mendiamkan masalah ini,” ujarnya.
Sterling diharapkan segera menjernihkan pikiran dan kembali fokus memperkuat timnas. Sterling pun berharap bisa kembali bermain pada laga terakhir kualifikasi Piala Eropa melawan Kosovo, pekan depan. (AP/AFP/REUTERS)