Bencana pada Musim Hujan di Kalsel Mulai Diantisipasi
Setelah status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan berakhir pada 31 Oktober 2019, sejumlah daerah di Kalimantan Selatan kini bersiap menghadapi bencana lain di musim hujan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Setelah status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan berakhir pada 31 Oktober 2019, sejumlah daerah di Kalimantan Selatan kini bersiap menghadapi bencana banjir, longsor, dan puting beliung seiring dengan tibanya musim hujan. Pemerintah provinsi meminta semua kabupaten/kota mengantisipasi bencana tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan Wahyuddin mengatakan, sebagian wilayah Kalsel mulai memasuki musim hujan pada November ini. Setidaknya, ada delapan kabupaten/kota yang sudah mulai memasuki musim hujan, yaitu Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, dan Balangan.
”Sehubungan dengan tibanya musim hujan, kami juga sudah mengirimkan surat edaran Bapak Gubernur perihal antisipasi dan penanganan bencana banjir, longsor, dan puting beliung ke kabupaten/kota. Semua harus bersiap menghadapi bencana tersebut,” kata Wahyuddin di Banjarmasin, Rabu (13/11/2019).
Menurut Wahyuddin, hampir semua daerah di Kalsel rawan bencana banjir, longsor, dan puting beliung seiring tibanya musim hujan. Terlebih pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan saat ini, puting beliung sangat berpotensi terjadi. ”Laporan terakhir, ada satu rumah rusak di Barito Kuala dan satu rumah rusak di Balangan akibat puting beliung,” ujarnya.
Laporan terakhir, ada satu rumah rusak di Barito Kuala dan satu rumah rusak di Balangan akibat puting beliung.
Karena itu, pemerintah provinsi meminta pemerintah kabupaten/kota menindaklanjuti surat edaran itu. Pemkab/pemkot terlebih dahulu harus melakukan rapat koordinasi untuk menetapkan status siaga darurat bencana banjir, longsor, dan puting beliung serta membentuk satuan tugas (satgas) penanganan bencana tersebut.
”Jika sudah ada dua kabupaten/kota yang menetapkan status siaga darurat bencana banjir, longsor, dan puting beliung, provinsi juga akan segera menetapkan status yang sama dan membentuk satgas,” ujarnya.
Sejauh ini, kata Wahyuddin, belum ada kabupaten/kota di Kalsel yang menetapkan status siaga darurat bencana banjir, longsor, dan puting beliung. ”Kami juga masih menunggu. Namun, pada akhir tahun ini status siaga darurat tersebut pasti sudah diberlakukan karena puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari 2020,” katanya.
Yosef Luky DP, prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Banjarbaru, mengatakan, awal musim hujan untuk wilayah Kalsel berbeda-beda. Secara umum, prakiraan awal musim hujan terjadi mulai dari akhir Oktober sampai dengan akhir November. ”Saat ini, sebagian wilayah Kalsel dalam masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan,” ujarnya.
Untuk prospek cuaca mingguan yang berlaku pada 12-18 November, BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor Banjarmasin mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem. Pada 12-13 November, ada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di sebagian besar wilayah Kalsel.