Tabrakan Kereta di Bangladesh Tewaskan 16 Penumpang
Kecelakaan kereta api di Bangladesh sering terjadi karena banyak persimpangan rel kereta yang tidak diawasi dan karena kondisi jalur rel yang buruk.
Oleh
ELOK DYAH MESSWATI
·3 menit baca
STR / AFP
Warga berkerumun melihat lokasi tabrakan dua kereta di Brahmanbaria, sekitar 130 kilometer sebelah timur Dhaka, Bangladesh, Selasa (12/11/2019).
DHAKA, SELASA — Sebuah kereta yang tengah menuju kota pelabuhan Chittagong di Bangladesh selatan dan satu kereta menuju Dhaka, ibu kota Bangladesh, bertabrakan pada Selasa (12/11/2019) sekitar pukul 03.00 dini hari. Tabrakan tersebut terjadi di Brahmanbaria, sekitar 130 kilometer sebelah timur Dhaka dan menghancurkan tiga kereta dalam rangkaian.
Insiden tabrakan kereta itu menewaskan 16 penumpang dan menyebabkan 58 penumpang lainnya cedera. ”Sedikitnya 16 orang tewas dan 58 lainnya luka-luka. Kami telah mengirim yang terluka ke sejumlah rumah sakit di kawasan itu,” kata Anisur Rahman, kepala polisi setempat.
Beberapa penumpang yang cedera itu berada dalam kondisi kritis.
”Ada suara keras, lalu saya melihat kereta benar-benar hancur,” kata seorang penumpang yang terluka kepada Somoy TV. ”Semua orang di sekitar saya menangis,” kata penumpang lainnya. ”Saya pergi bersama anak saya dan saya masih tidak tahu apa yang terjadi padanya,” ujar pria itu menambahkan.
Beberapa mesin derek dan peralatan pengangkat dikerahkan untuk menyelamatkan penumpang yang masih terjebak. Banyak penumpang tidur ketika kecelakaan itu terjadi.
Tim penyelamat di Bangladesh pada Selasa terus berupaya menarik penumpang dari reruntuhan kereta yang hancur akibat tabrakan. Televisi menyiarkan tayangan sejumlah dokter merawat penumpang yang mengalami patah anggota badan dan cedera kepala di rumah sakit.
STR / AFP
Tiga kereta hancur akibat tabrakan dua rangkaian kereta di Brahmanbaria, sekitar 130 kilometer sebelah timur kota Dhaka, Bangladesh, Selasa (12/11/2019).
”Sejauh ini, ada 16 jenazah yang telah ditemukan,” kata Hayat Ud Dowlah Khan, pejabat distrik setempat. Dia mengatakan bahwa jumlah korban dapat meningkat selama upaya penyelamatan yang dilakukan petugas pemadam kebakaran, polisi, aparat penjaga perbatasan, dan pihak militer.
Benturan keras
Mohammad Moslem (50), penumpang yang selamat, mengatakan, saat kecelakaan terjadi, banyak penumpang yang tidur. Saat keluar dari gerbong kereta, ia mengaku melihat banyak korban tewas dengan kondisi mengenaskan.
”Kami sangat dekat dengan kematian, tetapi Allah menyelamatkan kami,” kata Moslem yang saat itu naik kereta menuju Pelabuhan Chittagong. ”Tiba-tiba ada benturan keras. Saya melihat orang-orang berteriak,” kata salah seorang di kereta menuju Dhaka saat diwawancara reporter televisi.
REUTERS/STRINGER
Seorang perempuan meratapi kerabatnya yang meninggal dalam tabrakan kereta di Brahmanbaria, Bangladesh, Selasa (12/11/2019).
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina menyatakan keterkejutannya atas peristiwa tersebut. Ia mengungkapkan kesedihan atas para penumpang yang cedera dan kehilangan nyawa. Dia mendesak pejabat dan masyarakat untuk memberikan dukungan bagi korban.
Dugaan melanggar sinyal
Belum diketahui dengan jelas bagaimana kedua kereta itu bisa berada di jalur rel yang sama. Untuk itu, Pemerintah Bangladesh telah memerintahkan dilakukan penyelidikan. ”Salah satu kereta mungkin melanggar sinyal sehingga menyebabkan terjadinya tragedi itu,” kata pejabat polisi, Shayamal Kanti Das.
Kecelakaan kereta api di Bangladesh sering terjadi karena banyak persimpangan rel yang tidak diawasi dan karena kondisi jalur rel yang buruk. Menurut Shipping and Communication Reporters Forum (SCRF), sebuah grup riset media swasta, antara 1 Januari dan 30 Juni 2019, ada 202 kecelakaan kereta api yang terjadi di Bangladesh, negara berpenduduk 168 juta jiwa tersebut. Pelintasan kereta api di Bangladesh telah berusia seabad.
Pada Juni 2019, sebuah kereta jatuh ke dalam kanal saat melintasi jembatan. Lima orang tewas dan 100 lainnya terluka. SCRF mengatakan bahwa ada beberapa penyebab kecelakaan kereta api, seperti pejalan kaki yang sedang menggunakan ponsel saat melintasi jalur rel, kelalaian oleh karyawan kereta api, dan buruknya pemeliharaan jalur serta jembatan. (REUTERS/AP/AFP)