Jalur Vital Lintas Panyabungan-Natal Terus Diterjang Longsor
Jalan lintas Panyabungan-Natal tertimbun material longsor di Aek Inumon Dua, Kecamatan Panyabungan Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Senin (11/11/2019) pagi. Jalan itu sudah beberapa kali longsor.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MANDAILING NATAL, KOMPAS — Jalan Lintas Panyabungan-Natal tertimbun material longsor di Aek Inumon Dua, Kecamatan Panyabungan Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Senin (11/11/2019) pagi. Jalan itu sudah beberapa kali longsor dalam sepekan ini. Beberapa kecamatan sempat terisolasi. Setelah terputus sejak pagi, jalan bisa dilintasi pukul 17.00 secara bergantian.
”Jalan lintas Panyabungan-Natal rawan longsor karena ada beberapa jalan berada di punggung bukit yang tinggi dan terjal. Jalan ini sudah beberapa kali longsor, tetapi kali ini cukup parah karena sama sekali tidak bisa dilalui kendaraan dari pagi hingga sore,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mandailing Natal M Yasir Nasution.
Pantauan Kompas, material longsor berupa batu, tanah, dan pohon menumpuk hingga setinggi 1 meter di jalan yang berada sekitar 25 kilometer dari Panyabungan, ibu kota Mandailing Natal itu. Kabupaten yang berbatasan dengan Sumatera Barat tersebut berada sekitar 500 kilometer di selatan Kota Medan. Material longsor pun menumpuk hingga lebih kurang 100 meter di jalan yang berada di punggung bukit itu.
Bukit setinggi sekitar 80 meter yang berada di sisi jalan pun masih tidak stabil. Material longsor berupa batu dan tanah terus berjatuhan dari bukit. Batu yang jatuh dari bukit berdiameter hingga 1 meter. Sesekali batang pohon pun tumbang dan jatuh dari ujung bukit. Material pun masih terus jatuh dari pagi hingga sore.
Antrean pengendara yang datang dari arah Panyabungan atau Natal pun memanjang beberapa kilometer. Beberapa pengendara memilih memutar balik. Alat berat ekskavator pun didatangkan ke lokasi sekitar pukul 16.00. Alat berat itu coba menyingkirkan batu, tanah, dan pohon dari jalan.
Jalan mulai bisa dilalui kendaraan sekitar pukul 17.00 secara bergantian. Namun, kendaraan harus dihentikan beberapa kali karena ada material longsor yang jatuh kembali.
Yasir mengatakan, jalan lintas Panyabungan-Natal merupakan jalur penting untuk beberapa kecamatan di Mandailing Natal. Jalan itu juga menjadi jalan alternatif ke beberapa kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar. ”Karena itu, longsor sangat mengganggu aktivitas warga,” ucapnya.
Yasir mengatakan, dalam sepekan belakangan ini, longsor terjadi setiap hari di lokasi tersebut karena bukit di sisi jalan itu masih tidak stabil. Warga yang melintas pun sering harus menunggu beberapa jam. Namun, longsor pada Senin termasuk paling parah karena terjadi dari pagi hingga sore.
Jalan ini sangat rawan longsor ketika musim hujan. Karena itu, kami antisipasi dengan menyewa alat berat ketika ada longsor.
Kepala Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Unit Pelaksana Teknis Kotanopan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Pemerintah Provinsi Sumut Ahmad Hidayat mengatakan, ada sekitar 62 kilometer jalan provinsi di jalan lintas Panyabungan-Natal. Sekitar 30 kilometer lainnya sudah termasuk jalan nasional.
”Jalan ini sangat rawan longsor ketika musim hujan. Karena itu, kami antisipasi dengan menyewa alat berat ketika ada longsor,” ujarnya.
Ridwan Nasution, sopir angkutan umum Medan-Natal, mengatakan terpukul karena longsor yang terjadi di jalan itu karena harus menunggu dari pagi hingga sore. ”Jalan alternatif juga tidak memungkinkan karena harus memutar hingga 10 jam perjalanan,” lanjutnya.
Ridwan mengatakan, jalan alternatif ke Natal bisa melalui Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun, mereka harus kembali dulu ke Kota Padang Sidimpuan. Selain itu, ada juga jalan alternatif lain dari Kotanopan atau Pasaman Barat. Namun, jalur itu juga lebih jauh untuk dilewati. Karena itu, pengendara memilih menunggu jalan dibersihkan dari material longsor.