Pebalap Tanah Air Akui Keunggulan Pebalap Mancanegara
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
PESISIR SELATAN, KOMPAS –Pebalap sepeda Indonesia perlu menunggu hingga etape kedelapan Tour de Singkarak 2019 untuk bisa finis di podium teratas. Adalah Novardianto Jamalidin (PGN) yang berhasil finis tercepat pada etape kedelapan dengan start di Sungai Penuh, Jambi dan finis di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Sabtu (9/11/2019) itu
Vardi menyelesaikan tahapan sejauh 212,9 kilometer ini denagn waktu 5 jam 4 menit 46 detik. Posisi kedua diduduki pemenang etape keenam asal tim 7Eleven Filipina, Rustom Lim, diikuti penguasa jersey kuning Jesse Ewart dari tim Sapura pada urutan ketiga.
Pebalap sepeda nasional yang disiapkan untuk SEA Games 2019 itu mengakui, kemampuan apra pebalap asing terutama dari tim kontinenal seperti Sapura masih lebih baik. ”Pada etape sebelumnya pebalap asing sangat kuat. Saya mencuri peluang saat melihat stamina mereka mulai kendur,” kata Vardi.
"Pada etape-etape sebelumnya pebalap asing masih sangat kuat. Saya mencuri kesempatan saat saya melihat stamina mereka mulai kendur," kata pebalap yang akan mewakili Indonesia di SEA Games 2019 ini.
Vardi berksiah, dirinya melihat kesempatan untuk melepaskan diri dari rombongan pada jalan menurun di Km 80. "Saat itu, rombongan pebalap terpecah dua. Sempat terjadi saling serang, tetapi saya berhasil menerobos ke depan," katanya.
Pelatih PGN Wawan Setyobudi menyatakan, Vardi sudah berjuang sejak etape pertama. Bahkan, pada etape awal itu, Vardi sudah kejar-mengejar dengan Ewart, juara Tour de Singkarak 2018 yang kembali untuk mempertahankan gelarnya. Akan tetapi, menjelang finis, ia mampu dikejar oleh peloton pebalap.
Hal lain yang memengaruhi kemenangannya kali ini adalah jarak etape yang panjang, yang turut menguras stamina pebalap tuan rumah. Dalam Tour de Singkarak kali ini, ada tiga etape yang berjarak lebih dari 200 kilometer yakni etape keempat, kelima, dan kedelapan.
"Jadi, kalau dibilang pebalap tuan rumah terlambat panas, juga kurang pas. Sebab, pebalap luar negeri, terutama dari tim Sapura, memang kelasnya lebih bagus," katanya.
Hal senada disampaikan juga oleh pebalap terbaik Indonesia, Agung Sahbana. Agung yang kembali mengenakan jersey merah putih di etape kesembilan menyatakan, selain beratnya rute, pebalap mancanegara terbilang berat dan tangguh. "Tim Sapura, misalnya, itu tangguh sekali," katanya.
Dominan
Dengan finis di urutan ketiga etape kedelapan, kans Ewart untuk mempertahankan gelarnya semakin besar. Sejak memenangi etape pertama dan merebut kaus kuning, posisi pebalap asal Australia ini sulit dikejar oleh pebalap lain. Apalagi, posisi kedua di klasifikasi umum pebalap juga dikuasai rekan setimnya, yakni Cristian Raileanu (Moldova).
Selain menguasai jersey kuning sebagai pebalap dengan catatan waktu total terbaik, Ewart juga masih memimpin perolehan nilai pada klasifikasi sprinter terbaik, atau penguasa jersey hijau.
Hingga usai etape kedelapan, Ewart mencatat waktu 31 jam 49 menit 18 detik. Dia unggul satu menit 43 detik dari Raileanu. Jika berhasil mempertahankan posisinya hingga etape terakhir, Ewart akan mempertahankan gelarnya di Tour de Singkarak.
Sementara itu, gelar raja tanjakan masih dikuasai oleh Ismael Grospe Jr dari tim Go for Gold Filipina. Grospe mengenakan jersey polka dot sejak memenangi etape ketiga.