Pebalap tim Sapura Cycling mempertahankan dominasi di Tour de Singkarak 2019. Di etape ketujuh, Jumat (8/11/2019), dua pebalap Sapura kembali naik podium setelah memenangi tiga etape sebelumnya.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
KERINCI, KOMPAS — Pebalap tim Sapura Cycling mempertahankan dominasi di Tour de Singkarak 2019. Di etape ketujuh, Jumat (8/11/2019), dua pebalap Sapura, tim asal Malaysia, kembali naik podium setelah memenangi tiga etape sebelumnya.
Etape ketujuh merupakan rute baru Tour de Singkarak 2019 yang dimulai dari Kayu Aro dan finis di Danau Kerinci. Kedua wilayah itu berada di Provinsi Jambi.
Pebalap Sapura, Akmal Hakim Zakaria, finis di urutan kedua dengan waktu 1 jam 50 menit 6 detik bersamaan dengan pebalap Iran, Mohammad Ganjkhanlou, yang menempati urutan pertama.
Sementara pebalap andalan Sapura, Jesse Ewart, meraih podium ketiga. Ia sekaligus mempertahankan kaus kuning sebagai lambang pebalap terbaik dalam klasifikasi umum.
Pebalap di etape ketujuh dengan dua titik sprint dan dua titik jago tanjakan ini sempat diguyur hujan menjelang finis. Ewart menyatakan, meskipun hanya berjarak 82,9 kilometer, etape ini rumit karena memiliki turunan terjal dan tanjakan.
Ia awalnya tidak ingin meninggalkan peloton. Akan tetapi, ia memutuskan untuk meninggalkan peloton menjelang finis. Ini bertujuan untuk memperlebar waktu dengan pesaingnya sebagai pebalap terbaik klasifikasi umum.
”Saya dan tim ingin mempertahankan kaus kuning hingga akhir Tour de Singkarak,” kata pebalap yang juga memegang kaus kuning pada Tour de Singkarak 2018.
Kaus kuning merupakan gelar untuk pebalap yang catatan waktunya paling baik dari seluruh etape. Ewart mencatatkan waktu 24 jam 43 menit 26 detik di kategori pebalap tercepat dari semua etape yang sudah berjalan.
Waktunya berjarak 3 menit 24 detik dari pesaingnya yang berada di urutan ketiga, Golakhur Mirsamad Pourseyedi. Sementara urutan kedua dipegang oleh rekan setim Ewart, Cristian Raileanu.
Asisten Direktur Olahraga tim Sapura, Mohd Azlan Bin Jamalludin, mengatakan, selisih waktu sekitar 3 menit tersebut sebetulnya menjadi modal cukup bagi Sapura untuk mempertahankan kaus kuning hingga akhir lomba. Meski demikian, Azlan tetap ingin berhati-hati karena masih ada dua etape yang tersisa.
Terlebih, etape kedelapan termasuk panjang dengan jarak 212,9 kilometer. ”Seperti biasa, kami akan tetap mengawal pebalap lain yang meninggalkan peloton. Supaya catatan waktu kami tidak disalip tim lain,” katanya.
Sebelumnya, Sapura juga memenangi etape pertama, kedua, dan keempat. Dengan total raihan posisi kedua dan ketiga di etape ketujuh, Sapura sekaligus menjadi tim dengan catatan waktu terbaik di Tour de Singkarak 2019.
Tim asal Malaysia ini mencatatkan waktu 80 jam 22 menit 47 detik. Tim ini berjarak 6 menit 3 detik dari pesaingnya, tim PGN.
Sementara itu, setelah bersabar di enam etape sebelumnya, pebalap tim Foolad Mobarakeh Sepahan, Mohammad Ganjkhanlou, akhirnya meraih podium utama di etape ketujuh. ”Saya sangat suka etape ini karena memang ahli di turunan. Saya berhasil meninggalkan peloton di turunan 30 kilometer menjelang finis,” katanya.
Saya sangat suka etape ini karena memang ahli di turunan. Saya berhasil meninggalkan peloton di turunan 30 kilometer menjelang finis. (Mohammad Ganjkhanlou)
Di etape ketujuh, sejumlah pebalap lain juga berhasil mempertahankan posisi. Pebalap terbaik Indonesia (kaus merah putih) masih dipegang Agung Sahbana. Sementara pebalap Filipina, Ismael Grospe Jr, masih mempertahankan gelar sebagai raja tanjakan (kaus polka dot).