Dari sekian nama-nama pelatih yang tersedia, kini tinggal Arsene Wenger yang menjadi kandidat terkuat untuk menjadi pelatih baru Bayern Muenchen. Mantan pelatih Arsenal ini pun sedang berpikir keras.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
MUENCHEN, KAMIS – Bayern Muenchen sibuk mencari pelatih baru setelah memecat Niko Kovac yang dianggap gagal. Mantan pelatih Arsenal, Arsene Wenger, pun menjadi kandidat terkuat dan dikabarkan sudah dihubungi manajemen Bayern. Namun, pelatih yang dijuluki “Sang Profesor” itu masih butuh waktu untuk berpikir.
Sejak berhenti melatih Arsenal pada akhir musim 2017-2018, Wenger tidak sepenuhnya menjalani masa sabatikal karena ia kemudian aktif sebagai pengamat untuk saluran olahraga BeIN Sports. Ia kini hanya perlu menganalisis dan berkomentar mengenai sebuah laga di depan kamera. Pekerjaan ini sangat berbeda dengan yang ia rasakan selama 22 tahun sebagai pelatih Arsenal.
Sebagai pengamat, Wenger tidak lagi punya kendali untuk menyusun taktik dan mengendalikan para pemain. Meski demikian, pelatih asal Perancis ini sudah mulai merasa nyaman dengan pekerjaannya tersebut. Di sisi lain, ia juga merindukan masa-masa berada di lapangan. “Ini (tawaran dari Bayern) merupakan pilihan yang sulit. Mungkin saya akan menyampaikan keputusan dalam beberapa hari ke depan,” katanya, Rabu (7/11/2019).
Surat kabar Jerman, Bild, melaporkan bahwa Direktur Olahraga Bayern Muenchen Hasan Salihamidzic sudah menghubungi Wenger. Pilihan Bayern semakin sedikit karena target lainnya seperti Erik ten Hag (pelatih Ajax), Thomas Tuchel (pelatih Paris Saint-Germain), dan Ralf Rangnick (mantan pelatih RB Leipzig) telah menolak tawaran ini.
Sementara itu, Wenger selalu membuka diri terhadap Bayern. Sekitar 25 tahun lalu, Bayern pernah meminta Wenger menjadi pelatih untuk menggantikan Franz Beckenbauer. “Sayang Wenger membuat keputusan lain. Secara pribadi, saya punya hubungan baik dengan dia,” kata Direktur Utama Bayern, Karl-Heinz Rummenigge seperti dikutip Kicker.
Pada tahun 1996, setelah menolak Bayern, Wenger memulai perjalanan panjangnya bersama Arsenal usai satu musim melatih klub Jepang, Nagoya Grampus Eight. Ia datang ke London dengan setelan yang rapi dan kaca mata bulat. Bek kanan Arsenal saat itu, Lee Dixon, mengira Wenger sebagai guru geografi.
Namun, setelah beberapa saat melatih tim “Meriam London” itu, Wenger mulai terlihat sebagai sosok pelatih yang menggunakan ilmu pengetahuan sebagai bekal. Salah satunya ketika ia merombak pola makan tim dan meminta para pemain untuk lebih banyak makan sayur. Kegemarannya menerapkan ilmu pengetahuan di sepak bola inilah yang menyebabkan Wenger dijuluki Profesor, selain karena penampilannya.
Dalam dekade pertama di Arsenal, Wenger langsung meraih tiga gelar juara Liga Inggris dan empat Piala FA. Ketika menjuarai Liga Inggris musim 2003-2004, Arsenal mendapat sebutan “The Invincibles” atau yang tak terkalahkan karena mereka memang tidak pernah kalah selama satu musim. Hingga 2017, Wenger pun mempersembahkan total tujuh Piala FA.
Sangat berat
Bekerja sebagai pelatih tim sebesar Bayern sangatlah berat. Nama besar seperti Carlo Ancelotti pun juga gagal dan dipecat pada September 2017. Ia kemudian digantikan oleh Jupp Heynckes yang pernah mempersembahkan tiga gelar juara semusim di kompetisi mayor atau treble winner pada musim 2012-2013.
Namun, Heynckes tidak mampu mengulang kesuksesaannya itu dan jabatan pelatih Bayern beralih ke Niko Kovac yang sebelumnya melatih Eintracht Frankfurt. Pada musim pertamanya, Kovac mampu mempersembahkan gelar juara Liga Jerman dan Piala Jerman. Musim kedua tidak berjalan mulus karena Bayern menjadi tidak konsisten dan bisa dikalahkan Eintracht, 1-5, pada akhir pekan lalu. Ironis karena Kovac masuk maupun dipecat gara-gara Eintracht.
Saat ini, Bayern ditangani pelatih sementara, Hansi Flick, yang sukses menjalani debutnya dengan mengalahkan Olympiakos, 2-0, pada laga penyisihan grup Liga Champions, Rabu dini hari WIB. “Saya senang ada Flick. Sekarang dia sosok yang layak untuk melatih tim ini,” kata Salihamidzic yang tidak mau berkomentar banyak mengenai Wenger.
Meski dikabarkan sudah menjadi kandidat utama pelatih baru Bayern, kemampuan Wenger untuk menjaga kebesaran nama Bayern masih diragukan. “Dia seharusnya sudah tidak melatih lagi, dia sekarang sudah berumur 70 tahun,” kata mantan pemain Perancis dan Chelsea, Marcel Desailly.
Jika mau belajar dari pelatih-pelatih sebelumnya, banyak hal yang harus dihindari Wenger ketika melatih Bayern, yaitu menjaga hubungan baik dengan para pemain. Ketika dipecat, Ancelotti dan Kovac sama-sama dimusuhi sejumlah pemain. Mereka tidak lagi memiliki kendali di ruang ganti. Dengan pengalaman dan kematangannya, Wenger seharusnya lebih jago mengurusi ego para pemain bintang. (AP/AFP)