Untuk pertama kalinya selama karier panjang mereka, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mengakhiri laga dengan skor maksimal, 30-29.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
FUZHOU, KAMIS — Bertanding lebih dari satu jam bukan hal yang asing bagi ganda putra senior, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Namun, babak kedua turnamen bulu tangkis Fuzhou China Terbuka membuat mereka harus mengerahkan semua kemampuan dan pengalaman mereka. Untuk pertama kalinya, Hendra/Ahsan menang dengan skor maksimum pada gim penentuan.
Hal itu dialami Hendra/Ahsan ketika bertemu Ou Xuanyi/Zhang Nan (China) di Haixia Olympic Sports Complex, Fuzhou, China, Kamis (7/11/2019). Pertandingan berlangsung 1 jam 3 menit, lebih singkat dari laga saat mereka dikalahkan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korea Selatan) pada final Kejuaraan Asia 2015 selama 1 jam 15 menit.
Poin terakhir didapat ”The Daddies”, julukan Hendra/Ahsan, melalui pengembalian smes.
Namun, pertandingan di Fuzhou terasa lebih menguras fisik dan mental. Di bawah tekanan penonton yang mendukung Ou/Zhang, Hendra/Ahsan menang dengan skor 11-21, 21-18, 30-29.
Lawan memiliki lebih banyak kesempatan menang dengan mendapat enam match point, pada 20-19, 22-21, 23-22, 27-26, 28-27, dan 29-28. Namun, ”The Daddies”, yang ”lahir” kembali tahun ini dengan menjadi juara dunia dan All England, berhasil memanfaatkan celah pada momen terakhir ketika kedua pasangan sama-sama meraih match point, pada kedudukan 29-29.
Permainan setelah skor 29-29 ini menjadi perebutan poin terakhir pada sistem skor yang berlaku sejak Agustus 2006. Poin terakhir didapat ”The Daddies”, julukan Hendra/Ahsan, melalui pengembalian smes. Kok jatuh di area lapangan yang tak terjangkau Ou/Zhang. Hendra/Ahsan meluapkan kelegaan dengan mengepalkan tangan.
Tegang
Asisten pelatih ganda putra pelatnas Aryono Miranat yang bertugas mendampingi ganda putra Indonesia di Fuzhou, turut merasakan ketegangan Hendra/Ahsan di lapangan. ”Tegang-tegang seru. Saya dengar, pemain yang melakukan pemanasan ikut menyaksikan perubahan skor yang ditayangkan di lapangan latihan,” kata Aryono.
Aryono mengatakan, laga seperti yang dialami Hendra/Ahsan menguras fisik dan mental. ”Fisik terkuras karena semakin lama dipakai, laju kok semakin pelan. Perebutan poin pada momen akhir juga menguras mental,” ujarnya.
Tetapi, pada saat kritis tadi, pola pikir diatur juga, ini kan belum selesai, jadi coba terus.
Mendapat pengalaman pertama bertanding hingga skor 30, Ahsan mengaku sempat pasrah. ”Tadi sih sudah pasrah, karena sudah 29-29, takdirnya menang atau kalah, cuma dua itu saja. Tetapi, pada saat kritis tadi, pola pikir diatur juga, ini kan belum selesai, jadi coba terus,” jelas Ahsan dalam laman PP PBSI.
Kemenangan kedua dalam tiga gim di Fuzhou itu mengantarkan Hendra/Ahsan ke perempat final untuk bertemu Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Pasangan Malaysia itu menggagalkan terjadinya persaingan sesama Indonesia dengan mengalahkan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, 13-21, 21-18, 21-16.
Namun, harapan terjadinya final sesama Indonesia masih bisa terjadi jika Hendra/Ahsan dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon melaju ke final. Kevin/Marcus harus mengalahkan Mark Lamsfuss/Marvin Seidel (Jerman) pada perempat final setelah melewati pasangan China lainnya, He Jiting/Tan Qiang, 16-21, 21-11, 21-16, pada babak kedua.
Turut lolos ke perempat final ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Juara Denmark dan Perancis Terbuka itu akan bertemu pasangan Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino. Sementara itu, tunggal putra, Jonatan Christie, menantang Anders Antonsen (Denmark).