Partai-partai Obral Janji Kampanye untuk Pemilu 12 Desember
Mayoritas jajak pendapat sejauh ini memperlihatkan Partai konservatif masih unggul dibandingkan Partai Buruh. Jajak pendapat YouGov pekan ini, misalnya, memperkirakan Konservatif unggul 11 persen dari Buruh.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·2 menit baca
LONDON, JUMAT – Partai Konservatif dan rivalnya, Partai Buruh, di Inggris mulai menebar janji untuk menarik suara publik Inggris dalam pemilu 12 Desember mendatang. Pemenang dalam pemilu itu nantinya akan menentukan bagaimana nasib Brexit ke depan.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang juga pemimpin Partai Konservatif, menyatakan bahwa hanya dirinya yang bisa membawa Inggris keluar dari Uni Eropa. Sementara Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn menuturkan, dirinya adalah orang yang sesungguhnya yang bisa membawa perubahan.
Dalam kampanye hari Kamis (7/11/2019), Partai Konservatif berjanji untuk menggelontorkan miliaran poundsterling untuk pembangunan infrastruktur. Adapun Partai Buruh mengklaim sebagai pihak yang paling bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sebanyak 46 juta jiwa pemilih akan menyalurkan suaranya dalam pemilu 12 Desember mendatang untuk memilih 650 anggota parlemen di Majelis Umum Inggris. Johnson mendorong digelar pemilu yang dipercepat itu atau lebih awal dari jadwal setelah parlemen “menggagalkan” rencananya membawa Inggris keluar dari Inggris pada 31 Oktober 2019.
Johnson berharap, partainya bisa memenangi pemilu dengan menghasilkan penguasaan mayoritas di parlemen sehingga ia akan mudah meloloskan kesepakatan Brexit di parlemen dan bisa membawa Inggris keluar dari Uni Eropa sebelum tenggat terbaru yang ditetapkan, yakni 31 Januari 2020. Selama ini, meski mengendalikan pemerintahan, PM Inggris asal Konservatif selalu terganjal di parlemen untuk melaksanakan Brexit yang disepakati dengan UE.
Sejauh ini, Brexit masih menjadi isu kunci dalam kampanye pemilu Inggris. Tetapi, Partai Buruh ingin menjauhkan tema Brexit dalam debat pemilu. Kelompok oposisi utama itu lebih menyukai debat soal isu layanan kesehatan, lingkungan, dan jaminan sosial.
Selain Partai Konservatif dan Buruh, sejumlah partai lain bakal meramaikan pemilu 12 Desember mendatang. Partai-partai utama itu, antara lain, yakni Liberal Demokrat yang tidak ingin Brexit terlaksana, partai Nasional Skotlandia yang juga menentang Brexit dan ingin Skotlandia keluar dari Inggris Raya, serta Partai Brexit yang menyatakan Inggris harus keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan.
Sementara partai-partai kecil lain yang pro-Eropa mengumumkan untuk “tetap” bersatu dalam aliansi bersama di pemilu mendatang. Tujuannya adalah untuk mencegah Johnson mencapai mayoritas di parlemen.
Mayoritas jajak pendapat sejauh ini memperlihatkan Partai konservatif masih unggul dibandingkan Partai Buruh. Jajak pendapat YouGov pekan ini, misalnya, memperkirakan Konservatif unggul 11 persen dari Buruh.
Heidi Allen mantan anggota parlemen dari Partai Konservatif yang kini bergabung dengan Liberal Demokrat mengatakan, koalisi partai tersebut merupakan yang pertama pada pemilu nasional Inggris dalam lebih dari satu abad terakhir. "Partai-partai itu mengerti bahwa pemilu sekarang adalah kesempatan terakhir untuk mengubah perjalanan negara ini ke depan,” kata Allen.