Pelabuhan Gili Mas Bakal jadi Etalase Baru Pariwisata NTB
Pelabuhan Gili Mas di Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, mulai beroperasi pada Selasa (5/11/2019). Harapannya, Gili Mas bisa meningkatkan aksesibilitas dan berdampak signifikan bagi pariwisata NTB.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Para penumpang turun dari Kapal pesiar Sun Princess asal Fremantle, Australia, saat bersandar di Pelabuhan Gili Mas, Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa (5/11/2019).
GERUNG, KOMPAS – Pelabuhan Gili Mas di Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, mulai beroperasi pada Selasa (5/11/2019). Harapannya, Gili Mas bisa meningkatkan aksesibilitas dan berdampak signifikan bagi sektor pariwisata NTB. Termasuk salah satunya mendukung ajang Akbar, MotoGP Mandalika pada 2021.
Mulai beroperasinya Pelabuhan Gili Mas ditandai bersandarnya kapal pesiar Sun Princess asal Fremantle, Australia. Sun Princess sekaligus menjadi kapal pesiar pertama yang bersandar di pelabuhan yang berjarak 26,7 kilometer Selatan Mataram, ibu kota NTB.
Hadir dalam acara penyambutan kapal pesiar tersebut antara lain Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Sitti Rohmi Djalillah, Direktur Operasi dan Komersil PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Putut Sri Muljanto, dan Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Moh Faozal.
Putut mengatakan, Gili Mas memiliki panjang dermaga 440 meter. Kedalamannya juga cukup sehingga kapal pesiar terbesar, misalnya, yang berukuran 300 meter hingga 350 meter bisa langsung bersandar. Sun Princess yang pagi itu membawa 1.988 penumpang (wisatawan) dan 862 kru, memiliki panjang 261 meter.
“Dengan kapal bisa langsung bersandar, wisatawan tidak perlu lagi menggunakan sekoci atau kapal-kapal kecil untuk sampai ke daratan seperti yang selama ini dilakukan di Pelabuhan Lembar. Jadi lebih aman dan nyaman,” kata Putut.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Kapal pesiar Sun Princess asal Fremantle, Australia, bersandar di Pelabuhan Gili Mas, Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa (5/11/2019). .
Menurut Putut, saat ini, mereka tinggal menyelesaikan terminal yang pada November 2019 telah mencapai sekitar 58 persen. Mereka menargetkan terminal berdayatampung 1.500 orang itu bisa selesai seluruhnya pada Januari 2020. Untuk sementara, operasional di sana menggunakan terminal portabel.
Pantauan Kompas, acara penyambutan kapal Sun Princess berjalan lancar. Kapten maupun kru kapal, termasuk penumpang terlihat senang dengan fasilitas yang ada. Begitu turun dari kapal, mereka kemudian naik ke bus-bus pariwisata yang telah disediakan.
Selama bersandar sekitar 8 jam di Lombok, para penumpang mengunjungi sejumlah objek pariwisata seperti Taman Narmada, pusat kerajinan Cukli Sayang- Sayang, Lingsar, Pantai Senggigi, Gili Trawangan, Museum, Desa pengrajin tenun Sukarara, Desa Sade, kerajinan gerabah Banyumulek, dan Mandalika.
Selain Sun Princess, hingga Desember 2019, direncanakan masih ada 7 kapal pesiar lagi yang bersandar di Gili Mas. Sedangkan pada 2020, ada sekitar 20 kapal pesiar. Satu kapal pesiar membawa 1.500 penumpang. Dalam menyambut setiap kapal, PT Pelindo III berkoordinasi dengan pemangku kepentingan, termasuk Dinas Pariwisata, pengelola obyek wisata, serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Warga berswafoto dengan latar belakang Kapal Pesiar Sun Princess asal Fremantle, Australia, yang bersandar di Pelabuhan Gili Mas, Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa (5/11/2019).
Sitti menambahkan, kehadiran Pelabuhan Gili Mas yang mulai dibangun sejak akhir 2017 itu, akan meningkatkan aksesibilitas NTB dari sisi laut. “Jelas, ini memiliki pemicu yang sangat kuat untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke NTB,” kata Sitti.
Lebih jauh, kata Sitti, Gili Mas juga akan menjadi salah satu pelabuhan penting bagi pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan ajang balap motor paling bergengsi di dunia MotoGP yang ditargetkan berlangsung pada 2021.
Menurut Sitti, semakin tersedianya akses ke NTB, termasuk udara dengan terus bertambahnya penerbangan langsung ke Bandara Internasional Lombok, sekaligus menjadi tantangan untuk bisa melayani wisatawan dengan sebaik-baiknya pada segala hal. Oleh karena itu, peningkatan kualitas pada infrastruktur, obyek wisata, dan sumber daya manusianya juga harus dilakukan.
Dengan berbagai upaya itu, Sitti mengharapkan target kunjungan wisata ke NTB bisa tercapai. Pada tahun 2019, target kunjungan wisatawan NTB sebanyak 4 juta orang. Sedangkan pada 2020 sebanyak 4,5 juta orang.
Bagi Pelindo III, peningkatan kualitas pelabuhan bagi kapal pesiar sekaligus mendukung program pemerintah yang berencana untuk mengembangkan 10 destinasi wisata baru atau disebut Bali Baru, dengan target 20 juta wisatawan mancanegara tahun 2019.
Peningkatan kualitas pelabuhan bagi kapal pesiar sekaligus mendukung program pemerintah yang berencana untuk mengembangkan 10 destinasi wisata baru atau disebut Bali Baru
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Kendaraan meninggalkan Pelabuhan Gili Mas, Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa (5/11/2019).
Menurut Putut, upaya itu memperlihatkan hasil positif terlihat dari peningkatan jumlah kunjungan kapal pesiar setiap tahun di seluruh pelabuhan milik PT Pelindo III. Pada 2017, terealisasi 131 unit kapal pesiar dengan 89.224 wisatawan. Sedangkan pada 2018, terealisasi 139 unit dengan 126.119 wisatawan. Sementara pada 2019, hingga Oktober tercatat 119 unit dengan 81.869 wisatawan.
Bagi pelaku industri pariwisata, kehadiran kapal pesiar seperti Sun Princess tentu sangat bagus. Apalagi pada 2018 lalu, mereka sempat terpukul karena gempa bumi yang mengguncang NTB dan berdampak pada sektor pariwisata.
Izal Ismail selaku Asisten Manajer Lotus Bayview Restaurant, salah satu restoran di Senggigi mengatakan, dikunjungi sekitar 50 penumpang Sun Princess untuk makan siang. “Ini tentu sangat bagus. Jika bisa, semakin banyak kapal pesiar yang datang dan penumpangnya bisa ke Senggigi,” kata Izal.