Hunian sementara ataupun hunian tetap pengungsi bencana letusan Gunung Sinabung yang tersebar di beberapa tempat di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, belum sepenuhnya ramah terhadap perempuan dan anak.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
Hunian sementara ataupun hunian tetap pengungsi bencana letusan Gunung Sinabung yang tersebar di beberapa tempat di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, belum sepenuhnya ramah terhadap perempuan dan anak. Beberapa hunian belum menyediakan fasilitas bermain untuk anak.
Salah satu yang belum menyediakan fasilitas bermain untuk anak adalah hunian sementara di Terung Peren, Kecamatan Tiganderket. ”Anak-anak di hunian sementara ini mencari permainan sendiri dengan teman-temannya,” kata Idawati br Singarumbun, Selasa (29/10/2019), di Kabanjahe, Karo.
Pantauan Kompas, di kompleks hunian sementara yang terdiri atas 74 rumah itu tidak terdapat fasilitas bermain. Setelah pulang sekolah, anak-anak ada yang bermain sepeda dan bermain bola plastik di halaman rumah. Beberapa remaja pun bermain bola voli di lahan kosong di samping hunian sementara.
Lamuel Sembiring, siswa kelas IV SD, asyik bermain sepeda di jalan kompleks rumahnya. Setelah itu ia mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah. Saat malam tiba, Lamuel bersama kakaknya diizinkan ibunya, Idawati, menonton televisi.
”Saya izinkan mereka menonton televisi biar ada hiburan untuk anak-anak. Anak-anak tetangga yang tidak punya televisi juga menonton di sini. Namun, hanya malam saja karena listrik mahal,” kata Idawati.
Di sekolah, anak-anak juga tidak mendapat fasilitas belajar yang memadai. Anak-anak pengungsi dari SD Negeri Mardingding kini menumpang sekolah di SD Negeri Jandi Meriah. Mereka mendapat tiga ruang kelas. Setiap kelas disekat menjadi dua ruangan menggunakan beberapa kain selimut.
”Sudah empat tahun kami belajar seperti ini,” kata Dahlia Herawati, guru SD Negeri Mardingding.
Dahlia mengatakan, mereka menyekat ruang belajar agar cukup untuk enam kelas di sekolah itu. Suara guru yang mengajar dari sebelah pun terdengar jelas ke ruangan sebelahnya. Mereka menyiasati dengan bergantian menjelaskan pelajaran agar tidak saling mengganggu.
Pemulihan trauma
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo Natanail Peranginangin mengatakan, beberapa hunian sementara dan hunian tetap memang tidak dibuat fasilitas bermain anak.
”Namun, kami tetap melakukan program pemulihan trauma terhadap anak. Kami bekerja sama dengan sejumlah lembaga untuk melakukan program pemulihan trauma,” katanya.
Natanail mengatakan, program pemulihan trauma mereka lakukan terutama saat pengungsi masih tinggal di tenda pengungsian. Mereka mengajak anak-anak melakukan sejumlah permainan agar bisa memulihkan trauma bencana atau pun trauma di pos pengungsian.
Natanail mengatakan, beberapa sekolah dari daerah terdampak letusan Gunung Sinabung hingga kini memang masih menumpang di sekolah di dekat hunian sementara. ”Mereka tidak dibangunkan sekolah baru karena akan pindah ke hunian tetap. Anak-anak itu nanti akan bersekolah di sekolah yang ada di dekat hunian tetap,” ujar Natanail.
Natanail mengatakan, sebanyak 1.038 keluarga akan ikut relokasi tahap ketiga ke Siosar pada Juni 2020. Saat ini pemerintah sedang melakukan proses pembangunan rumah dan pembukaan ladang bagi pengungsi tersebut.