Di tengah kecenderungan global mengimplementasikan teknologi hijau, Aramco memulai penawaran perdana saham mereka di bursa lokal. Langkah itu demi mendukung diversifikasi sumber ekonomi Riyadh.
DHAHRAN, MINGGU - Arab Saudi kembali mengambil langkah berani untuk mencapai mimpi 2030 mereka. Satu langkah maju itu adalah keputusan Aramco melantai di pasar bursa lokal, Tadawul. Langkah itu dinilai berani karena diambil tak lama setelah dua instalasi utama mereka di Abqaiq dan Khurais dihajar rudal lawan.
Secara formal, Aramco memulai penawaran saham perdana (IPO) mereka pada Minggu (3/11/2019) setelah otoritas pasar modal memberikan lampu hijau. Penawaran saham perdana ini menjadi penawaran saham perdana paling bernilai di dunia.
”Hari ini merupakan tonggak penting dalam sejarah perusahaan dan kemajuan penting menuju Visi Arab Saudi 2030, cetak biru diversifikasi ekonomi yang berkelanjutan dan pertumbuhan Arab Saudi,” kata Ketua Dewan Direksi Aramco Yasir al-Rumayyan.
Penawaran saham perdana ini menjadi penawaran saham perdana paling bernilai di dunia.
Aramco tidak menyebutkan berapa lama atau berapa besar saham yang akan mereka jual. Namun, sebuah sumber menyebutkan bahwa perusahaan itu akan melempar 1-2 persen sahamnya di bursa domestik yang diperkirakan bisa menghasilkan 20-40 miliar dollar AS.
Aramco menyatakan, penawaran saham perdana akan dibagi ke dalam dua bagian: untuk investor personal dan investor institusional. Berapa persen saham yang akan dijual dan berapa harga penawarannya akan ditentukan nanti.
Konfirmasi penawaran saham perdana Aramco ini muncul sekitar tujuh minggu setelah serangan pada fasilitas mereka di Abqaiq dan Khurais. Ini menunjukkan tekad Arab Saudi yang ingin meneruskan IPO terlepas dari apa pun yang terjadi. Menurut Aramco, mereka tidak ingin serangan terhadap fasilitasnya pada 14 September 2019 akan berdampak pada bisnis, operasional, dan finansial perusahaan.
Langkah pendukung
IPO dari perusahaan paling menguntungkan di dunia ini didesain untuk menyokong agenda reformasi ekonomi putra mahkota Pangeran Mohammed bin Salman untuk mendapatkan miliaran dollar AS dari diversifikasi ekonomi. ”Ini IPO kolosal yang bisa berpotensi menghasilkan imbal hasil lebih dari 10 tahun,” kata Salah Samma, Kepala Investasi Franklin Templeton Emerging Markets Equity.
Dalam jumpa pers di Dhahran, Arab Saudi, CEO Aramco Amin Nasser mengatakan, Aramco berencana merilis prospektus IPO pada 9 November. Dengan valuasi 1,5 triliun dollar AS, Aramco masih memiliki nilai setidaknya 50 persen lebih besar dibandingkan perusahaan paling besar di dunia, Microsoft dan Apple, yang masing-masing memiliki kapitalisasi pasar sekitar 1 triliun dollar AS.
Namun, dengan melepas 1 persen saham ”hanya” akan menghasilkan sekitar 15 miliar dollar AS, lebih kecil dari apa yang dihasilkan raksasa e-dagang China, Alibaba, dalam IPO yang fenomenal pada tahun 2014. Data Refinitiv memperlihatkan, IPO Aramco diperkirakan menjadi IPO terbesar ke-11 di dunia sepanjang masa. Penjualan 2 persen Aramco senilai 1,5 triliun dollar AS akan membuat IPO terbesar sepanjang masa, mengalahkan Alibaba. (AP/AFP/REUTERS)