Ketidakhadiran Presiden Donald Trump di KTT AS-ASEAN dan KTT Asia Timur dinilai mewakili komitmen AS yang melemah kepada ASEAN dan kawasan.
Oleh
ELOK DYAH MESSWATI
·3 menit baca
Ketidakhadiran Presiden Donald Trump di KTT AS-ASEAN dan KTT Asia Timur dinilai mewakili komitmen AS yang melemah kepada ASEAN dan kawasan.
BANGKOK, RABU— Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak hadir dalam pertemuan tahunan ASEAN yang bakal digelar di Bangkok, akhir pekan ini. Gedung Putih, Selasa (29/10/2019), mengatakan, AS akan diwakili Penasihat Keamanan Nasional Robert C O’Brien dan Menteri Perdagangan Wilbur Ross.
Oleh sejumlah pihak, sikap itu dinilai sebagai penghinaan bagi ASEAN. Para diplomat dan analis mengatakan, ketidakhadiran Trump menimbulkan kekecewaan dan pertanyaan terkait komitmen AS terhadap ASEAN dan kawasan.
Ross akan memimpin delegasi AS ke Forum Bisnis Indo-Pasifik yang merupakan pertemuan para pejabat pemerintah dan eksekutif bisnis di sela-sela KTT Asia Timur.
Obama selalu menghadiri setiap KTT AS-ASEAN dan KTT Asia Timur mulai tahun 2011.
Meskipun pernah menyatakan bahwa Indo-Pasifik merupakan wilayah paling penting untuk masa depan AS, pemerintahan Trump terus mengurangi kehadiran AS di kedua KTT itu. Trump pernah menghadiri KTT AS-ASEAN di Manila, Filipina, tahun 2017, tetapi Trump belum pernah menghadiri KTT Asia Timur secara penuh.
Wakil Presiden Mike Pence mewakili AS pada pertemuan- pertemuan di Singapura tahun lalu.
Pendahulu Trump, Presiden Barack Obama, justru sebaliknya. Obama selalu menghadiri setiap KTT AS-ASEAN dan KTT Asia Timur mulai tahun 2011. Obama tidak hadir pada 2013 ketika ada penutupan pemerintah dan Menlu John Kerry ditugaskan hadir.
Mengecewakan
Para diplomat Asia mengatakan, tidak hadirnya Trump di Bangkok membuat kecewa dan ketidakhadiran itu menimbulkan pertanyaan tentang komitmen AS untuk ASEAN.
Amy Searight, pejabat senior pertahanan era Obama dan sekarang menjadi penasihat senior di Center for Strategic and International Studies (CSIS) Washington mengatakan, KTT Asia Timur telah menjadi forum dialog strategis utama untuk Asia Pasifik, yang juga melibatkan para pemimpin dari China, India, Jepang, dan Korea Selatan, seperti juga 10 negara ASEAN.
Pertemuan KTT AS-ASEAN akan fokus pada peningkatan perdagangan dan keamanan di kawasan.
”Ini akan menjadi berita utama di kawasan ASEAN bahwa tak ada pemimpin senior Amerika yang datang ke KTT di mana hadir 17 pemimpin lainnya dari Indo-Pasifik. Dan saya pikir itu akan menimbulkan pertanyaan, seberapa serius pemerintahan ini dalam strategi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” kata Searight.
Dalam dua KTT itu, China, seteru AS di kawasan, akan mengutus Perdana Menteri Li Keqiang. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga akan hadir. Pertemuan KTT AS-ASEAN akan fokus pada peningkatan perdagangan dan keamanan di kawasan.
Para menteri perdagangan regional berharap akan ada kemajuan untuk penyelesaian perjanjian perdagangan bebas yang telah lama ditunggu pada pertemuan tersebut. ASEAN akan membahasnya bersama dengan enam mitra dialog, yaitu: China, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, dan India.
Jika semua bergabung, akan menjadi salah satu blok perdagangan regional terbesar yang mencakup sekitar 45 persen populasi dunia dan sekitar sepertiga dari PDB global, dengan proyeksi perdagangan lebih dari 10,3 triliun dollar AS, hampir 30 persen dari total dunia.