Para pecatur terbaik Indonesia bertarung dalam 10 babak melawan para pecatur terbaik dari Gurukul Chess Academy, milik Grand Master RB Ramesh, di Chennai, India.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·2 menit baca
CHENNAI, RABU — Tim catur Indonesia yang dipersiapkan untuk menghadapi SEA Games Filipina 2019 menjalani latih tanding di Chennai, India, pada 28-31 Oktober 2019. Para pecatur terbaik Indonesia bertarung dalam 10 babak melawan para pecatur terbaik dari Gurukul Chess Academy, milik Grand Master RB Ramesh.
”GM Ramesh adalah pelatih catur terbaik dunia 2019 versi Federasi Catur Internasional atau FIDE. Beliau memiliki banyak murid yang sangat bagus sehingga menjadi lawan yang ideal bagi pecatur Indonesia untuk latih tanding,” kata Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi), Rabu (30/10/2019), di Chennai, saat dihubungi dari Jakarta.
Menurut Kristianus, latih tanding itu menggunakan sistem catur cepat. Setiap laga berlangsung 15 menit dan tambahan 10 detik setiap langkah. Catur cepat dan catur kilat merupakan nomor yang akan dipertandingkan pada SEA Games mendatang.
Pecatur Indonesia yang dibawa untuk latih tanding di India adalah WIM Chelsie Monica Sihite, WFM Ummi Fisabililah, IM Irene Kharisma Sukandar, WGM Medina Warda Aulia, GM Susanto Megaranto, IM Sean Winshand Cuhendi, IM Novendra Priasmoro, IM Muhamad Ervan, IM Muhamad Luthfi Ali, dan IM Dede Lioe.
”Catur cepat memerlukan kecepatan berpikir untuk menentukan langkah dan sekaligus membangun strategi yang tepat dan cermat. Para pecatur yang hebat dalam catur klasik tetap harus berlatih keras untuk menjadi hebat dalam catur cepat. Selain kecepatan berpikir, mental juga harus dilatih agar tidak grogi dan justru membuat kesalahan,” tutur Kristianus.
Laga melawan pecatur India ternyata menjadi ujian yang cukup berat bagi pecatur Indonesia. Mereka harus bekerja keras untuk merebut kemenangan demi kemenangan. Tidak ada pecatur Indonesia yang selalu menang dalam tujuh laga.
Catur cepat memerlukan kecepatan berpikir untuk menentukan langkah dan sekaligus membangun strategi yang tepat dan cermat. Pecatur yang hebat dalam catur klasik tetap harus berlatih keras untuk menjadi hebat dalam catur cepat.
”Pecatur kita masih harus melakukan banyak perbaikan dari sisi mental. Ada yang sudah unggul, lalu tengok kanan-kiri. Itu membuat konsentrasinya menurun dan kehilangan waktu dan sampai kalah,” kata Eka Putra Wirya, anggota Dewan Pembina Percasi.
Sampai babak ketujuh, secara total, para pecatur Indonesia masih kalah 1 poin dari para pecatur India dengan skor 35,5-34,5. Laga masih berlanjut sampai babak kesepuluh sehingga setiap pecatur Indonesia akan bertemu setiap pecatur India.