Inggris akan mempercepat pemilu dari 2022 menjadi Desember 2019. Selambatnya 25 hari sebelum pemilu, parlemen harus bubar.
Oleh
KRIS RAZIANTO MADA
·3 menit baca
Inggris akan mempercepat pemilu dari 2022 menjadi Desember 2019. Selambatnya 25 hari sebelum pemilu, parlemen harus bubar.
LONDON, SELASA— Parlemen Inggris berpeluang segera dibubarkan dan pemilu akan digelar pada Desember 2019. Percepatan pemilu itu bagian dari upaya Pemerintah Inggris untuk mencari jalan keluar dari polemik soal cara keluarnya negara itu dari Uni Eropa.
Peluang percepatan pemilu terbuka setelah oposisi utama, Partai Buruh, menyatakan dukungan atas permintaan pemerintah itu. ”Buruh mendukung pemilu. Partai Buruh suka berdebat, walakin, mereka juga mengakhiri debat. Ini akhir debat. Kami menuju pemilu untuk menang,” kata pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn, Selasa (29/10/2019), di London.
Sikap Buruh berubah karena menilai syarat yang diminta soal proses keluar Inggris dari Uni Eropa atau Brexit bisa terpenuhi. Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berulang kali menegaskan Inggris akan keluar dari UE dengan atau tanpa kesepakatan pada 31 Oktober 2019. Belakangan, London mendapat tambahan waktu hingga 31 Januari 2020 untuk merundingkan kesepakatan selepas Brexit.
Sikap Buruh berubah karena menilai syarat yang diminta soal proses keluar Inggris dari Uni Eropa atau Brexit bisa terpenuhi.
Johnson mengatakan, percepatan pemilu dibutuhkan untuk menghentikan kebuntuan di parlemen. Sampai Senin malam, sudah tiga kali Johnson mencoba mempercepat pemilu dan selalu gagal.
Dalam pemungutan suara pada Senin malam, 70 anggota parlemen dari Partai Buruh menolak percepatan pemilu dan 201 lain tidak bersikap. Dari 650 anggota parlemen, hanya 299 mendukung percepatan pemilu 2022 menjadi Desember 2019. Dibutuhkan persetujuan dari sedikitnya 434 anggota parlemen untuk mempercepat pemilu. Dengan persetujuan Partai Buruh, percepatan pemilu hampir dipastikan terjadi.
Hari pemilu
Kini, Inggris hanya tinggal menetapkan hari pemungutan suara. Pemerintah ingin pemilu pada Kamis, 12 Desember. Kubu oposisi meminta pemungutan suara digelar pada Senin, 9 Desember. ”Tidak bisa tanggal 12. Kami akan melihat apa yang mereka tawarkan. Kita harus memecahkan kebuntuan,” kata anggota fraksi Liberal Demokrat, Chuka Ummuna.
Bersama Partai Nasional Skotlandia (SNP), salah satu partai oposisi itu meminta pemilu digelar pada 9 Desember. Walakin, Ummuna tidak menampik partainya bisa menerima pemilu pada 10 Desember atau 11 Desember 2019. ”Kami tidak akan menerima lagi ketidakjujuran PM. Pilihan kami tak bisa diberikan begitu saja,” kata Ketua Fraksi SNP, Ian Backford.
SNP dan Liberal Demokrat ingin pemilu lebih cepat karena tidak mau pemerintah memaksakan persetujuan atas rancangan undang-undang Brexit sebelum parlemen dibubarkan. Parlemen memang harus bubar jika pemilu diselenggarakan.
Pemerintah ingin pemilu pada Kamis, 12 Desember. Kubu oposisi meminta pemungutan suara digelar pada Senin, 9 Desember.
Penentuan hari pemilu akan berimbas pada waktu pembubaran parlemen. UU Inggris mengatur, parlemen harus dibubarkan selambat-lambatnya 25 hari sebelum pemungutan suara.
Jika parlemen setuju, pemungutan suara Desember 2019 akan menjadi pemilu sebelum Natal pertama setelah 1932. Dalam beberapa tahun terakhir, pemilu di Inggris digelar pada musim panas atau jauh setelah Natal.
Mantan Ketua Fraksi Liberal Demokrat, Tim Farron, mengingatkan semua pihak agar tak segera berkesimpulan soal pemilu. ”Tunggu dulu. Saya kira Corbyn tak menjelaskan Natal yang mana,” tulisnya di media sosial. (AP/AFP/REUTERS)