Helikopter pemadam mulai beroperasi di pegunungan Ijen, Jawa Timur. Hingga kini, kawasan pegunungan itu masih terbakar. Pemadaman lewat udara menjadi satu-satunya yang efektif untuk memadamkan api karena sulitnya medan.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Helikopter pemadam mulai beroperasi di pegunungan Ijen, Jawa Timur. Hingga kini, kawasan pegunungan itu masih terbakar. Pemadaman lewat udara menjadi satu-satunya cara efektif untuk memadamkan api karena sulitnya medan.
Pemadaman api lewat udara itu dilakukan mulai Minggu (27/10/2019) pukul 07.30. Pantauan Kompas dari Pos Pengamatan Gunung Api Ijen, helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang membawa air terbang dari arah timur ke barat. Sasaran tembak pertama ialah lereng Gunung Merapi Ungup-Ungup yang berada di timur Gunung Ijen.
Sedikitnya terdapat lima titik kepulan asap yang tampak di lereng Gunung Merapi Ungup-Ungup sisi timur. Salah satu titik terlihat cukup tebal dan besar. Titik tersebut yang menjadi sasaran tembak helikopter water bombing.
Air mulai disiramkan tepat pukul 08.09 setelah sebelumnya mengambil air di sekitar Pantai Boom, Selat Bali. Pada tembakan kedua, helikopter terbang dari arah barat ke timur. Kali ini suplai air diambil dari Selat Bali di sekitar Pantai Watu Dodol. Helikopter menyiram kembali pada pukul 09.29.
Bintara Administrasi Tata Urusan Dalam Koramil Licin Sersan Kepala Arief Effendi yang memantau pemadaman dari Posko Tanggap Darurat Taman Sari menuturkan, pemadaman api hari ini difokuskan di Gunung Merapi Ungup-Ungup.
”Helikopter water bombing sekali terbang membawa 4.000 liter air. Helikopter akan menembakkan air beberapa kali selama lebih kurang empat jam,” ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banyuwangi Eka Muharram mengatakan, ada tiga alternatif titik pengambilan air untuk pasokan water bombing. Ketiganya ialah Waduk Bajulmati, Pantai Boom, dan Pantai Watu Dodol.
”Sejauh ini suplai air dari Watu Dodol dan Pantai Boom yang paling dekat dan memungkinkan. Pasalnya, kalau dari Waduk Bajul mati dengan kondisi debit air yang surut akan memaksa heli terbang sangat rendah,” ujarnya.
Kebakaran di Ijen sudah berlangsung sepekan lebih. Kebakaran ini memaksa Taman Wisata Alam Ijen menutup kawasan Gunung Ijen dari aktivitas masyarakat, di antaranya menambang belerang dan pendakian ke Kawah Ijen. Kebakaran ini disebut TWA sebagai kebakaran terbesar dalam jangka waktu lima tahun terakhir.