Anthony Sinisuka Ginting memetik kemenangan penting atas lawan beratnya tunggal Jepang Kento Momota pada perempat final Perancis Terbuka. Hasil ini mengantar Anthony bertemu dengan wakil China Cheng Long di semifinal.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
PARIS, JUMAT - Setelah tersingkir pada laga awal Denmark Terbuka, pekan lalu, tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, kembali ke jalur kemenangan di Perancis Terbuka. Tak hanya memperbaiki hasil yang dicapainya dalam turnamen di Eropa, Anthony juga kembali pada jalur kemenangan atas rival beratnya, Kento Momota.
Tunggal putra nomor satu dunia asal Jepang itu dikalahkan Anthony dalam perempat final Perancis Terbuka di Stade Pierre de Courbetin, Paris, Jumat (25/10/2019). Kemenangan 21-10, 21-19 menempatkan Anthony pada semifinal rangkaian turnamen Eropa (Denmark dan Perancis Terbuka) untuk pertama kalinya. Selama ini, Anthony baru bisa menembus perempat final Perancis Terbuka (2017) dan selalu tersingkir pada babak pertama di Denmark.
Hasil yang akan mempertemukan Anthony dengan tunggal China Chen Long pada semifinal, Sabtu ini tersebut, menjadi kemenangan pertama atas Momota dalam setahun terakhir. Salah satu persaingan terbaik tunggal putra sejak 2018 ini selalu berlangsung ketat dalam setiap laga, meski Momota unggul telak dalam statistik pertemuan, 10-3, sebelum perempat final Perancis Terbuka.
Kemenangan terbaik Anthony atas juara dunia 2017 dan 2018 itu didapat ketika mereka bertemu dalam final China Terbuka 2018. Sebelum mengalahkan Momota, Anthony juga menang atas pemain lain dengan reputasi juara dunia dan pernah menjadi tunggal putra nomor satu dunia, yaitu Lin Dan, Chen Long (China), dan Viktor Axelsen.
Namun, setelah itu, Anthony harus menanti setahun dan melewati enam kekalahan beruntun untuk kembali bisa mengalahkan Momota. Dia tampil dominan pada gim pertama dengan menempatkan kok pada posisi yang sulit dijangkau Momota.
Dalam salah satu perebutan poin misalnya, Anthony mengarahkan kok ke belakang, sebagai lanjutan dari pukulan net, hingga Momota harus melakukan overhead forehand. Gerakan memukul sambil melentingkan badan ke belakang itu membuatnya hilang keseimbangan. Anthony pun memanfaatkannya dengan meraih poin melalui smes.
"Dari awal saya coba untuk memegang jalannya pertandingan. Strategi yang saya rancang dari awal juga berhasil saya lakukan di lapangan. Selain itu saya rasa Momota juga terlihat capek. Setelah juara di Denmark Open, di sini juga dia mainnya ketat terus dari babak pertama,” kata Anthony di laman PP PBSI.
Melaju pula ke semifinal adalah ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, setelah mengalahkan Han Cheng Kai/Zhou Hao Dong (China), 23-21, 21-14. Kevin/Marcus, yang mengalahkan Han/Zhou pada babak yang sama Denmark Terbuka, pekan lalu, akan berhadapan dengan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang) atau Liao Min Chun/Su Ching Heng (Taiwan).
“Kami senang dengan penampilan hari ini, apalagi lawan juga bermain baik. Tetapi, kami bisa mengontrol permainan dengan baik,” ujar Kevin dalam laman PP PBSI.
Evaluasi Greysia/Apriyani
Pelatih ganda putri Eng Hian akan memprogram ulang latihan untuk Greysia Polii/Apriyani seiring dengan menurunnya penampilam mereka dibandingkan 2018. Dari 11 turnamen yang sama pada 2019 dan 2018, hasil yang didapat Greysia/Apriyani turun dalam delapan turnamen pada tahun ini. Dua di antaranya pada Perancis dan Denmark Terbuka pada dua pekan terakhir.
Pada 2018, Greysia/Apriyani mencapai semifinal pada kedua turnamen, sedangkan tahun ini hanya bertahan hingga babak kedua pada keduanya. Mereka ditaklukkan pasangan berusia 19 tahun, Liu Xuan Xuan/Xia Yu Ting (China), 19-21, 12-21, pada babak kedua Perancis Terbuka, Kamis tengah malam waktu Indonesia.
Penurunan performa ganda Indonesia peringkat keenam dunia itu terjadi sejak April. Hasil pada tujuh turnamen turun dibandingkan 2018. Selain Denmark dan Perancis Terbuka, penurunan hasil juga terjadi dalam Kejuaraan Asia, Indonesia, Jepang, Thailand, dan China Terbuka. Hanya di Kejuaraan Dunia, mereka dapat menyamai hasil semifinal seperti yang didapat pada tahun lalu.
Eng Hian mengatakan, dia sulit mengevaluasi penampilan Greysia/Apriyani di Denmark dan Perancis dari sisi teknis. Itu karena mereka tak tampil sesuai kemampuan yang sebenarnya.
“Di Denmark mereka tampil tidak dengan kemampuan mereka. Di Perancis lebih parah lagi, terutama Apriyani, main seperti orang baru belajar. Setelah ini saya akan berbicara dengan psikolog di PBSI, untuk memberikan masukan dan program buat mereka. Saya tidak ingin ini berkepanjangan,” kata Eng Hian.
Menurunnya penampilan Greysia/Apriyani, lanjut mantan atlet ganda putra itu, terkait juga dengan aktivitas mereka di media sosial. Untuk itu, Greysia/Apriyani akan diminta untuk menutup semua akun media sosial mereka.
“Yang paling utama saat ini adalah mengembalikan pola pikir mereka. Pulang dari sini, program untuk mereka adalah kembali ke nol dalam semua faktor, dari gaya hidup dan pola latihan. Hal lainnya juga akan saya program ulang,” lanjutnya.