Dua hari setelah melantik 38 menteri dan kepala lembaga, Presiden Joko Widodo mengangkat 12 wakil menteri.
Oleh
Anita Yossihara/Nina Susilo
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua hari setelah melantik 38 menteri dan kepala lembaga, Presiden Joko Widodo mengangkat 12 wakil menteri. Pengangkatan wakil menteri itu bukan didasari pertimbangan bagi-bagi kekuasaan, melainkan upaya untuk memperkuat serta mendorong efektivitas kerja kabinet.
Sebanyak 12 wakil menteri (wamen) yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 72/M Tahun 2019 tentang Pengangkatan Wakil Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024 itu dilantik di Istana Negara, Jakarta, Jumat (25/10/2019) siang. Sebelumnya, para wakil menteri yang berlatar belakang profesional, partai politik, dan sukarelawan itu diperkenalkan kepada publik di tangga selasar Istana Merdeka.
Presiden Jokowi menyampaikan, para wamen itu diberi tugas memberikan dukungan kepada menteri dalam menjalankan tugas pemerintahan. Pengangkatan wamen juga dilakukan dengan tujuan untuk mendorong efektivitas kerja serta memperkuat Kabinet Indonesia Maju.
”Menurut saya, profil para wakil menteri yang telah kami pilih sangat sangat bagus. Beliau-beliau yang akan memberikan dukungan pada tugas-tugas menteri dalam rangka memperkuat Kabinet Indonesia Maju,” kata Presiden Jokowi di Istana Merdeka.
Menurut saya, profil para wakil menteri yang telah kami pilih sangat sangat bagus. Beliau-beliau yang akan memberikan dukungan pada tugas-tugas menteri dalam rangka memperkuat Kabinet Indonesia Maju.
Didampingi Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Presiden Jokowi memperkenalkan satu per satu nama, jabatan, dan tugas yang diberikan serta latar belakang wamen. Sebagian besar, yakni tujuh di antara mereka, berlatar belakang parpol, sedangkan lima lainnya profesional.
Salah satu wamen berlatar belakang profesional adalah Mahendra Siregar yang ditetapkan menjadi Wamen Luar Negeri dan Perdagangan Internasional. Ekonom yang mengawali karier sebagai pegawai di Departemen Luar Negeri (sekarang Kementerian Luar Negeri) itu pernah menjabat Wakil Menteri Perdagangan, Wakil Menteri Keuangan, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
Duta Besar RI untuk Amerika Serikat yang ke-19 itu diberi tugas khusus untuk melaksanakan diplomasi ekonomi, terutama berkaitan dengan perjanjian perdagangan dan investasi. Mahendra ditargetkan segera menyelesaikan negosiasi perjanjian kerja sama perdagangan dengan 14-15 negara, terutama Uni Eropa.
Dua profesional lain, yakni Budi Gunadi Sadikin dan Kartiko Wirjoatmodjo, diangkat menjadi Wamen BUMN. Di tangan kedua wamen yang sama-sama pernah menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri itu diharapkan pengelolaan dan pengawasan 140 BUMN berjalan dengan baik. Tak hanya memberikan kontribusi bagi rakyat dan negara, BUMN juga didorong menjadi korporasi yang punya reputasi baik di kancah global.
Ada pula nama Alue Dohong, yang lama berkecimpung di Badan Restorasi Gambut, dipilih menjadi Wamen Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Presiden Jokowi juga memilih Suahazil Nazara, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, menjadi Wamen Keuangan.
Terafiliasi parpol
Lima wamen lainnya merupakan kader serta sosok yang berafiliasi dengan parpol pendukung Jokowi-Amin. Mereka adalah Wamen Agama Zainut Tauhid Saadi yang merupakan politikus senior Partai Persatuan Pembangunan, Wamen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Wempi Wetipo (PDI-P), Wamen Perdagangan Jerry Sambuaga yang merupakan putra politikus senior Partai Golkar Theo L Sambuaga, Wamen Agraria dan Tata Ruang Surya Tjandar (PSI), serta Wamen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Herliani Tanoesoedibjo, putri Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo.
Sementara Wamen Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi sebelumnya merupakan pemimpin kelompok sukarelawan Pro Jokowi (Projo). Adapun Wamen Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono merupakan mantan Bendahara Umum Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin.
Meski mayoritas wamen merupakan sukarelawan dan berafiliasi dengan parpol pendukung, Istana membantah penetapan wamen dilakukan hanya untuk bagi-bagi kekuasaan.
”Enggak (bagi-bagi kursi), tepatnya ini untuk mengambil putra-putri terbaik Indonesia. Tepatnya, inilah wajah persatuan Indonesia, semua pulau besar terwakili, Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua. Dan, sekali lagi, tidak ada visi yang di luar visi Pak Presiden,” kata Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Fadjroel Rachman seusai pelantikan.
Fadjroel juga menegaskan, pengangkatan Ketua Umum Projo Budi Arie sebagai Wamen Desa juga didasari pada pertimbangan keahlian. Budi terbukti berhasil membangun jaringan Projo di seluruh Indonesia dan hal itu dibutuhkan untuk membantu pembangunan desa.
Tak hanya itu, Fadjroel juga menjelaskan, Presiden Jokowi mengangkat 12 wamen karena ingin kabinet bekerja dengan cepat. Wamen diberi tugas membantu para menteri dalam melaksanakan kebijakan serta program-program pemerintah.
Hal senada disampaikan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. ”Namanya saja sudah Kabinet Indonesia Maju, kalau orang mau maju, kan, harus high speed. Perintah Presiden harus kerja keras, kerja cepat,” tuturnya.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi berpandangan, para menteri perlu memiliki wakil yang mumpuni di bidangnya agar target kementerian bisa dicapai dengan cepat.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.