Polisi Menduga 39 Jenazah dalam Truk Sebagai Warga China
para penyelundup semakin cerdik dalam melakukan kejahatan. Oleh karena itu, Inggris perlu bekerja sama dengan negara-negara Eropa lebih erat meskipun negara tersebut akan keluar dari Uni Eropa.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
GRAYS, JUMAT - Kepolisian Inggris menduga 39 orang yang meninggal dunia dalam truk peti kemas sebagai warga negara China. Mereka kemungkinan besar menjadi korban perdagangan manusia.
Hakim setempat telah memberi waktu tambahan selama 24 jam kepada kepolisian Essex, Inggris, untuk memeriksa pengemudi truk yang kini menjadi tersangka pembunuhan, Kamis (24/10/2019). Identitas pengemudi tersebut belum dirilis, tetapi sebuah sumber anonim menyatakan, pengemudi bernama Mo Robinson dari Portadown, Armagh, wilayah Irlandia Utara.
Polisi juga memeriksa tiga rumah di Armagh, sebuah kota kecil di Irlandia Utara.
“Kami ikut membantu penyelidikan dan bekerja sesegera mungkin untuk mengidentifikasi apakah ada kelompok kriminal yang terlibat,” kata pejabat Badan Kejahatan Nasional (NCA), yang fokus pada kejahatan serius dan terorganisir.
Kedutaan Besar China di London menyampaikan rasa belasungkawa atas kematian 39 orang tersebut. Juru bicara Kedubes China London menyatakan, akan mengirim sebuah tim untuk mengidentifikasi kewarganegaraan dari para korban.
Tim paramedis dan kepolisian menemukan jenazah dari 31 orang laki-laki dan delapan perempuan dalam truk di kawasan industri Grays, Essex, sekitar 30 km dari London, Rabu (23/10/2019). Jenazah ditemukan sekitar pukul 01.40 atau satu jam setelah kontainer tiba di Purfleet, tidak jauh dari kawasan industri Grays.
Truk peti kemas telah dipindahkan ke Pelabuhan Tilbury untuk diperiksa tim forensik. Sebanyak 11 jenazah telah diangkut ke sebuah rumah sakit di Chelmsford untuk pemeriksaan dan identifikasi post-mortem pertama, Kamis (24/10/2019).
Global Trailer Rentals, sebuah perusahaan Irlandia, mengkonfirmasi diri sebagai pemilik truk. Mereka menyewakan truk di Monaghan dengan tarif 305 dollar AS per minggu pada Selasa (15/10/2019). Perusahaan ini tidak mengetahui tujuan penyewaan truk, dikutip dari media RTE.
Menurut kepolisian, truk peti kemas memasuki Inggris melalui Holyhead, Wales bagian utara. Truk itu sedang menuju Dublin, Irlandia.
Sedangkan bagian peti kemas truk itu tiba di Dermaga Purfleet, Essex setelah berangkat dari Pelabuhan Zeebrugge, Belgia. Jalur yang sama juga dilalui oleh truk yang terlibat perdagangan manusia pada tahun 2000.
“Kami memiliki sistem yang aman dengan penjaga keamanan, kamera di mana-mana, dan polisi di jalan-jalan Zeebrugge. Saya rasa mereka sudah mati sebelum mereka datang ke Zeebrugge,” ujar Kepala Pelabuhan Zeebrugge Dirk de Fauw.
Imigran gelap
Selama bertahun-tahun, para imigran gelap berusaha untuk mencapai Inggris dengan truk yang seringkali datang dari negara Eropa lainnya. Pada tahun 2000, 58 warga China ditemukan tewas dalam sebuah truk tomat di pelabuhan Dover, Inggris.
Juru bicara nasional Kepolisian Inggris tentang perdagangan manusia, Shaun Sawyer, mengatakan, organisasi kriminal melihat Inggris sebagai sasaran empuk dari para pelaku perdagangan manusia. Selama ini, kepolisian telah menyelamatkan ribuan orang yang menjadi korban perdagangan manusia.
"Kami tidak dapat mengubah Inggris menjadi sebuah benteng. Kami harus menerima fakta bahwa Inggris memiliki perbatasan yang dapat ditembus,” ujar Sawyer.
Ketua Asosiasi Pengangkutan Jalan (RHA) Inggris Raya Richard Burnett mengatakan, para penyelundup semakin cerdik dalam melakukan kejahatan. Oleh karena itu, Inggris perlu bekerja sama dengan negara-negara Eropa lebih erat meskipun negara tersebut akan keluar dari Uni Eropa. (Reuters)