Penunjukan Angela dan Surya Jadi Wamen Bukan Syarat Dukungan Partai
Partai Perindo dan Partai Solidaritas Indonesia membantah penunjukan dua politisi dari kedua partai untuk menjabat wakil menteri oleh Presiden Jokowi sebagai bagian dari politik balas budi.
Oleh
DHANANG DAVID ARITONANG dan SATRIO PANGARSO WISANGGENI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Perindo dan Partai Solidaritas Indonesia membantah penunjukan dua politisi dari kedua partai untuk menjabat wakil menteri oleh Presiden Jokowi sebagai bagian dari politik balas budi. Kedua politisi memang memiliki kapasitas. Sementara Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia tak mempersoalkan kadernya tidak masuk dalam kabinet.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang ditunjuk menjadi wakil menteri (wamen) adalah Surya Tjandra. Dia diminta Presiden Joko Widodo menjabat Wamen Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN). Adapun dari Perindo, Angela Herliani Tanoesoedibjo yang ditunjuk menjadi Wamen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Herliani Tanoesoedibjo.
”Kami mendukung pasangan Jokowi-Amin tanpa syarat,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perindo Ahmad Rofiq di Jakarta, Jumat (25/10/2019).
Dengan demikian, masuknya Angela bukan syarat dukungan Perindo pada Jokowi-Ma’ruf Amin di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Bukan pula politik balas budi Presiden Jokowi karena Perindo ikut memenangkannya di pilpres.
Meski demikian, dia tak menampik Angela diajukan Perindo. Menurut dia, yang diajukan dari Perindo hanya Angela. Dia diajukan karena memiliki kapasitas untuk menjadi wamen. ”Dengan usianya yang masih muda atau 32 tahun, Angela pernah menjabat komisioner MNC Grup serta Wakil Direktur RCTI dan Global TV,” katanya.
Tidak hanya karena memiliki kapasitas, Angela dinilai akan cocok bekerja sama dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama. Dia sebelumnya menjabat CEO NET TV.
Apalagi dengan latar belakang keduanya yang sama, berasal dari industri media, diyakini akan bisa menjalankan tugasnya, mempromosikan pariwisata Indonesia. ”Tentunya kedua sosok ini akan mudah beradaptasi karena sama-sama pernah menjadi petinggi di perusahaan media massa,” katanya.
Ketua Umum PSI Grace Natalie juga membantah penunjukan Surya bagian dari politik balas jasa atau syarat dukungan dari PSI. Penunjukan Surya karena dia memang memiliki kapasitas. Selain itu, kiprahnya selama ini juga nyata.
Surya telah menempuh sejumlah pendidikan di bidang hukum seperti S-2 di Universitas Warwick Inggris dan S-3 di Universitas Leiden, Belanda. Surya juga telah lama aktif di lembaga bantuan hukum (LBH) serta selama ini besar perhatiannya untuk memperjuangkan kemiskinan dan ketidakadilan.
”Kami berterima kasih kepada Pak Jokowi atas kepercayaan kepada salah seorang kader terbaik PSI. Dia terpilih karena telah menunjukkan kerja nyatanya,” ucap Grace.
Sementara itu, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) yang juga menjadi salah satu partai pendukung Jokowi-Amin tak mempersoalkan kadernya tidak ada yang masuk dalam Kabinet Indonesia Maju.
”Belum ada kader PKPI yang mendapatkan amanah, kami tentu saja menyerahkan sepenuhnya kepada Bapak Presiden karena ini adalah hak prerogatif beliau. Kami memberikan dukungan tanpa syarat. Ini komitmen tulus kami,” ucapnya.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan, pemilihan wamen atas dasar keputusan politik adalah hal yang wajar meski terkadang jam terbang wamen tersebut tidak sesuai dengan jam terbang dan pengalaman kerjanya. ”Namun, ya, ini namanya politik, ini hak prerogratif Presiden,” kata Burhanuddin.
Burhanuddin melanjutkan, di era reformasi, sudah biasa, pemerintahan dibentuk di atas dua kaki, yaitu politik dan profesional.
Di pos yang krusial, seperti masalah ekonomi makro dan aset besar, seperti Kementerian Keuangan, Bappenas, dan BUMN, Presiden akan cenderung memilih tokoh-tokoh profesional.