Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali perlu menjawab keraguan publik dengan melakukan terobosan pembinaan prestasi olahraga nasional.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH & Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keraguan membayangi Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali untuk memenuhi harapan membenahi prestasi olahraga nasional. Dengan latar belakang olahraga yang tidak terlalu kuat dan berasal dari partai politik, Zainudin dinilai bukan sosok yang bisa melakukan terobosan dalam pengembangan olahraga nasional.
Sekretaris Umum Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia Tigor M Tanjung, Kamis (24/10/2019), mengatakan, penunjukan Zainudin sebagai Menpora bisa dimaknai meneruskan tradisi sebelumnya. Menpora selama ini dijabat oleh politisi yang tidak punya latar belakang olahraga yang kuat. Kemenpora ke depan diprediksi tidak jauh beda dengan yang sudah-sudah. ”Tapi itu hak prerogatif Presiden,” ujarnya.
Selain itu, dengan nomenklatur olahraga yang masih digabung dengan kepemudaan, pos anggaran olahraga tidak akan jauh berbeda dengan sebelumnya. ”Saya menaruh harapan besar pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP). Sebab, itu adalah kawah candradimuka bibit atlet nasional, seperti sprinter Lalu Muhammad Zohri yang muncul dari PPLP Nusa Tenggara Barat. Namun, itu butuh anggaran besar untuk peningkatan mutu pelatih,” kata Tigor.
Hal serupa diungkapkan Kepala Seksi Voli Indoor Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia Loudry Maspaitella. ”Tidak ada yang luar biasa karena (yang jadi Menpora) masih dari politik. Kalau yang terpilih mantan atlet, itu baru luar biasa dan kita akan berkomentar panjang lebar, serta berharap lebih untuk dunia olahraga dan prestasi olahraga Indonesia ke depan,” ujarnya.
”Tidak harus mantan atlet, tetapi orang bersangkutan setidaknya paham dengan dunia olahraga,” ucap Loudry.
Awalnya, Loudry punya harapan besar olahraga menjadi kementerian atau lembaga sendiri. Namun, nyatanya, olahraga tetap bergabung dengan kepemudaan. Dengan begitu, anggaran olahraga tidak akan bertambah.
”Kepemudaan itu banyak organisasi sayap yang berafiliasi dengan partai politik. Itu ujung-ujungnya (anggaran) lari ke politik lagi, bukan ke olahraga. Kalau olahraga berdiri sendiri, setidaknya yang menjabat bisa fokus menggunakan anggaran untuk olahraga yang problem klasiknya selalu soal kurang dana,” tutur Loudry menegaskan.
Fokus pembenahan
Zainudin menyadari dirinya sedang disorot oleh publik olahraga nasional. ”Saya tidak pernah mimpi jadi Menpora. Dikasih tahu Presiden bahwa saya jadi Menpora, sebagai warga negara yang baik, saya bilang saya bisa. Namun, kemudian saya berpikir, apa saya bisa? Bukan hanya saya yang berpikir, melainkan masyarakat Indonesia juga bertanya-tanya. Akan tetapi, saya punya keyakinan, kalau kita kerjakan bersama-sama, insya Allah akan berhasil,” ujar Zainudin seusai serah terima jabatan di Kemenpora, kemarin.
Terkait langkah pertama yang akan dia lakukan, Zainudin menuturkan, dirinya akan fokus memperbaiki tata kelola anggaran dan organisasi Kemenpora. Namun, dia belum bisa menjelaskan langkah-langkah konkret pembenahan itu. ”Saya masih harus rapat internal dengan pejabat eselon satu dan eselon dua Kemenpora untuk membahas langkah lebih lanjut,” ujarnya.
Plt Menpora Hanif Dhakiri mengutarakan, selama sebulan bertugas menggantikan Imam Nahrawi yang ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi dana hibah KONI, dirinya melihat bahwa Kemenpora memang punya pekerjaan rumah untuk memperbaiki tata kelola anggaran. Apalagi, banyak kegiatan yang dijalankan dengan pemberian dana hibah. ”Ini bisa diperbaiki. Saya tidak ingin pengalaman yang tidak diinginkan seperti sebelumnya terjadi lagi di masa depan. Menpora harus bisa sukses dan istiqamah,” katanya.
Terkait dengan program pembinaan olahraga prestasi, pengamat olahraga Fritz Simandjuntak mengingatkan, Menpora jangan hanya fokus pada sepak bola. Kemenpora perlu mengimplementasikan usulan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional agar Indonesia fokus mengembangkan 10 cabang olahraga untuk mengejar prestasi di Olimpiade. Sepuluh cabang itu adalah bulu tangkis, panjat tebing, atletik, panahan, angkat besi, taekwondo, senam, dayung, renang, dan balap sepeda.