Peristiwa pipa jalur distribusi BBM Pertamina yang terbakar di Kota Cimahi, Jawa Barat, telah menimbulkan sejumlah kerusakan. Pemkot Cimahi meminta PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) memberi ganti rugi.
Oleh
Samuel Oktora/ Machradin Wahyudi Ritonga
·4 menit baca
CIMAHI, KOMPAS - Peristiwa pipa jalur distribusi bahan bakar minyak Pertamina yang terbakar di Kota Cimahi, Jawa Barat, pada Selasa (22/10/2019), telah menimbulkan sejumlah kerusakan. Pemerintah Kota Cimahi meminta PT Kereta Cepat Indonesia-China atau KCIC bertanggung jawab dengan memberikan ganti rugi kepada warga yang terdampak.
Pipa yang terbakar itu merupakan jalur distribusi bahan bakar minyak (BBM) dari Terminal BBM Ujung Berung, Kota Bandung, ke Terminal BBM Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Adapun posisi pipa yang terbakar itu berada di pinggir jalan tol, lebih kurang 30 meter dari KM 130 Jalan Tol Purbaleunyi.
Saya sudah menelepon direkturnya (PT KCIC), direncanakan minggu depan bertemu membahas hal ini.
Kebakaran tersebut terjadi ketika proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) berlangsung untuk konstruksi elevated (melayang) yang dikerjakan oleh kontraktor KCJB.
Wali Kota Cimahi Ajay M Priatna, saat meninjau lokasi kejadian dan berdialog dengan warga terdampak, Kamis (24/10), menerima laporan adanya sejumlah kerusakan yang menimbulkan kerugian bagi warga. “Pemkot Cimahi akan menjadi fasilitator antara warga yang terdampak dengan PT KCIC," ujarnya.
Ia mengatakan, masyarakat yang mengalami kerugian material akibat peristiwa ini harus mendapat ganti rugi. "Saya sudah menelepon direkturnya (PT KCIC), direncanakan minggu depan bertemu membahas hal ini,” kata Ajay.
Ajay juga mengingatkan agar proyek kereta cepat ini selanjutnya lebih meningkatkan koordinasi dengan instasi terkait. Hal itu termasuk koordinasi dengan jajaran pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota.
Menurut Ajay, kejadian ini menunjukkan komunikasi dan koordinasi yang kurang baik, terutama antara PT KCIC dengan Pertamina. Padahal, pihak Pertamina sudah memberitahukan adanya utilitas berupa pipa jalur distribusi BBM di lokasi tersebut.
“Tapi, entah bagaimana, kebakaran pipa ini terjadi. Ini sangat disayangkan, bukan soal pembangunan proyek strategis nasionalnya, ya, melainkan pola koordinasinya yang tak baik. Mungkin pihak kontraktor dituntut target, tapi bagaimanapun koordinasi harus diperhatikan. Maksudnya mungkin ingin cepat selesai, tapi kalau ada kejadian seperti ini, bukannya justru terhambat, juga menimbulkan kerugian,” ucap Ajay.
Suparman (46), warga RW 001 Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, meminta PT KCIC mengganti mobilnya yang rusak. Saat pipa Pertamina terbakar hebat, mobil Daihatsu Espass milik Suparman sedang diparkir di pinggir jalan kampung, sekitar 150 meter dari titik kebakaran. Mobil itu sebagian bodinya meluluh akibat panas.
“Saya minta mobil ini diganti. Saya tak mau memakainya lagi karena kondisi mesin sudah rusak terkena panas. Saya akan serahkan saja STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dan BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) ke PT KCIC,” ujar Suparman.
Ketua RW 001 Kelurahan Melong Cecep Irvan mengatakan, selain mobil, tanaman padi sawah di atas lahan 1.400 meter persegi rusak. Lahan sawah itu milik Asep Syarifudin (60).
Dampak lainnya, tiga tandon air kapasitas 15.000 liter milik warga bernama Uno Komarudin (46) juga luluh. Tandon tersebut digunakan sebagai fasilitas air bersih bagi 80 keluarga di kawasan tersebut. Warga lainnya yang menderita kerugian adalah Omay (50), yang pasir miliknya digunakan untuk membendung luapan BBM.
Perwakilan dari kontraktor sudah menyanggupi untuk memberikan ganti rugi, cuma sampai saat ini belum ada realisasi.
“Data kerusakan ini sudah kami sampaikan ke pihak kontraktor, China Railway Group Limited. Perwakilan dari kontraktor sudah menyanggupi untuk memberikan ganti rugi, cuma sampai saat ini belum ada realisasi,” kata Cecep.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas, Rabu (23/10), Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra menyatakan, pihaknya bertanggung jawab atas kerusakan akibat kebocoran pipa. Dia akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memulihkan keadaan.
”Pengerjaan kereta cepat Bandung Jakarta akan tetap dilakukan dengan menerapkan perimeter pengamanan untuk menjamin aspek keselamatan,” kata Chandra.
Sementara itu, secara terpisah, Unit Manager Communication and CSR PT Pertamina Marketing Operation Region III Dewi Sri Utami menuturkan, pihak Pertamina telah menambah pipa jalur distribusi baru, tapi belum dioperasikan.
Menurut rencana, selama pipa yang terbakar dalam perbaikan, distribusi BBM dari Ujung Berung ke Padalarang akan ditunjang oleh pipa baru ini. “Pipa baru ini akan diuji coba dulu, diupayakan minggu depan,” ucap Dewi.
Tak prosedural
Sementara itu, seusai pertemuan dengan jajaran Pertamina di Gedung Pakuan, Kamis petang, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan, pihaknya akan memanggil PT KCIC terkait insiden ini. Menurut dia, proyek yang dikerjakan di lokasi kejadian tidak sesuai dengan prosedur. "Seharusnya penggalian di kawasan pipa jalur BBM perlu ditemani tenaga profesional dan mendapatkan supervisi dari Pertamina,” kata Kamil.
Meski akan memanggil dan menegur PT KCIC, Kamil menyatakan, proyek akan tetap berjalan karena progres pengerjaan sudah mencapai 30 persen. Adapun pembebasan lahan sudah mencapai 100 persen.
Kamil berharap, perusahaan mau melaksanakan seluruh pengerjaan proyek sesuai dengan prosedur sehingga bisa menyelesaikannya sesuai target, yakni pada semester pertama tahun 2021. “Jangan sampai masyarakat jadi gelisah,” ujar Kamil.