Satu kemenangan di sebuah laga Liga Champions bisa mengobati luka tim-tim yang sedang mengalami krisis, seperti Real Madrid dan Tottenham Hotspur. Nasib pelatih mereka pun ikut terselamatkan, untuk sementara.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
ISTANBUL, RABU — Rumor mengenai kedatangan Jose Mourinho ke Stadion Santiago Bernabeu untuk menggantikan Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane sudah santer terdengar jelang laga kontra Galatasaray, Rabu (23/10/2019) dini hari WIB. Namun, ”El Real” menang 1-0 dan Zidane kembali meraih kepercayaan.
”Para pemain terlihat memenangkan laga ini untuk dia (Zidane), mereka bergerak mengikuti alunan trompet Sergio Ramos,” kata jurnalis senior Spanyol, Alfredo Relano, dalam artikelnya di AS. Meski hanya menang berkat gol tunggal Toni Kroos pada menit ke-18, Real mampu memperlihatkan permainan yang lebih hidup.
Berkat kemenangan ini, El Real memperoleh tiga poin pertama di Liga Champions musim ini dan berada di peringkat kedua Grup A dengan empat poin. Mereka berada di bawah Paris Saint-Germain, yang kokoh di puncak klasemen dengan 9 poin setelah melibas Club Brugge 5-0 pada laga lainnya.
Kemenangan ini menjadi penawar krisis bagi El Real, yang menjalani start buruk pada musim ini dan belum menemukan konsistensi. Setelah sempat berada di puncak klasemen Liga Spanyol, mereka kembali melorot ke peringkat dua usai dikalahkan Real Mallorca 0-1, akhir pekan lalu.
Meski pernah menyabet gelar juara tiga kali beruntun di ajang Liga Champions dalam empat tahun terakhir, Real mengawali musim ini dengan buruk. Mereka kalah 0-3 dari PSG pada laga perdana dan ditahan imbang Club Brugge 2-2 pada laga kedua.
Pelatih Club Brugge Philippe Clement bahkan sampai memandang Real sebelah mata. ”PSG adalah tim yang mengalahkan Real 3-0. Mereka satu tingkat lebih tinggi dibandingkan dengan Real,” kata Clement, yang kemudian benar-benar dibantai PSG.
Awalnya, bukan situasi seperti ini yang diharapkan manajemen Real ketika mendatangkan Zidane kembali pada Maret lalu. Manajemen berharap para pemain bisa kembali menemukan motivasi bersama Zidane, seperti saat mereka tiga kali menjuarai Liga Champions. Namun, harapan itu tidak segera terwujud. Sebaliknya, Real menjadi klub yang kurang tajam dan mudah kebobolan.
Berpikir ulang
Wajar apabila kemenangan atas Galatasaray di Stadion Turk Telekom itu membuat manajemen Real berpikir ulang untuk melepas Zidane. Galatasaray termasuk tim yang memiliki pertahanan solid. PSG saja hanya mampu mencetak satu gol ke gawang mereka.
Kemenangan satu gol Real di Istanbul itu pun bisa dibenarkan, meski Zidane sebenarnya masih kurang puas. ”Jika Anda tidak mampu mencetak gol kedua, Anda akan menderita sampai akhir laga. Itulah yang terjadi,” kata Zidane.
Penyelesaian akhir Real masih buruk jika dilihat dari total 27 tembakan ke gawang Galatasaray dan hanya 13 di antaranya yang tepat ke arah gawang. Bahkan dalam 12 laga musim ini, Real total melakukan 212 tembakan, 76 tembakan tepat ke arah gawang dan hanya menghasilkan 19 gol.
Upaya untuk menghadirkan pemain yang diharapkan mampu meningkatkan ketajaman, seperti Eden Hazard, pun belum memuaskan. Pemain asal Belgia itu sekali lagi belum menampilkan permainan terbaiknya.
Namun, Zidane bisa bernapas lega karena kehadiran pemain berusia 18 tahun, Rodrygo, yang menjalani debutnya malam itu dengan menyajikan kecepatan yang dibutuhkan tim. ”Zidane meminta saya untuk bergembira. Saya menurutinya dan rekan-rekan mengucapkan selamat kepada saya,” ujar Rodrygo, dikutip Marca.
Satu hal yang pasti, Zidane tidak bisa mengukur seberapa lama kegembiraan tim atau nasib kariernya bisa bertahan. Babak penyisihan Liga Champions baru berlangsung separuh jalan dan Real masih harus menghadapi ketiga lawannya masing-masing sekali lagi. Zidane masih punya banyak waktu untuk kembali memikirkan upaya perbaikan tim.
Kebangkitan Spurs
Laga penawar krisis juga terjadi di London saat Tottenham Hotspur melibas Red Star Belgrade, 5-0. Ini menjadi kemenangan terbesar Spurs di Liga Champions, dan bisa menjadi titik balik Spurs untuk bangkit dari krisis pada musim ini.
Perjalanan Spurs musim ini jauh lebih buruk daripada Real Madrid. Finalis Liga Champions ini baru menikmati tiga kemenangan di Liga Inggris dan sekarang berada di peringkat ketujuh. Di Grup B Liga Champions, mereka telah dibantai Bayern Muenchen, 2-7, dan ditahan imbang Olympiakos, 2-2.
Namun, di hadapan Red Star, Spurs menjelma menjadi klub yang menakutkan. Harry Kane dan Son Heung-Min masing-masing mencetak dua gol dan menjadi sosok sentral kemenangan itu. Satu gol lainnya dicetak Erik Lamela yang ternyata berhasil menggantikan peran Christian Eriksen dengan baik. Eriksen, yang sudah menyatakan ingin pindah ke klub lain musim lalu, duduk di bangku cadangan sepanjang laga.
Pelatih Tottenham Hotspur Mauricio Pochettino mengaku tantangan masih berat. ”Penting bagi kami untuk tetap tenang dan jangan membuat banyak drama. Senyumilah masalah yang ada, berpikir positif, dan berharap penampilan bagus ini berlanjut pada laga-laga berikutnya,” katanya. (AP/AFP/REUTERS)