Lagu ”Bohemian Rhapsody” mengiringi makan siang presiden bersama Basuki Hadimuljono. Lagu tersebut juga mengiringi penyusunan kabinet untuk mencapai Indonesia Maju 2045.
Oleh
FX LAKSANA AS
·3 menit baca
Lagu ”Bohemian Rhapsody” mengiringi makan siang presiden bersama Basuki Hadimuljono. Lagu tersebut juga mengiringi penyusunan kabinet untuk mencapai Indonesia Maju 2045.
Di tengah panas terik matahari dan keriuhan liputan jurnalis saat pemanggilan calon menteri kabinet Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019) siang, dari dalam ruang Istana Merdeka, terdengar alunan lagu”Bohemian Rhapsody” dari kelompok musik Queen.
Lagu ikonik kelompok musik asal Inggris, yang pertama kali dirilis radio-radio Inggris pada 31 Oktober 1975 itu, diputar oleh petugas Istana atas permintaan Presiden Jokowi untuk menemaninya makan siang bersama salah satu calon menterinya di periode kedua pemerintahannya.
Saat itu, Presiden Jokowi baru saja berdiskusi dengan Basuki Hadimuljono tentang target dan rencana pembangunan infrastruktur Indonesia lima tahun mendatang. Basuki yang adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat periode 2014-2019 menjadi salah seorang calon menteri di antara 23 calon menteri yang dipanggil pada hari kedua penyusunan kabinet.
Pria yang hobi fotografi dan pandai memainkan beberapa alat musik itu kemarin dipanggil Presiden untuk meneruskan pekerjaannya mewujudkan infrastruktur Indonesia dalam skala besar pada periode 2019-2024. Sambil menikmati hidangan seperti balado empal, ayam goreng, sayur jamur, dan air putih, teh panas, dan jus buah, kedua alumnus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, itu bernostalgia mengenai masa kuliah di Kota Yogyakarta pada 1980-an. Salah satu topiknya adalah band-band rock lokal saat itu. ”Ada seorang vokalis band lokal waktu itu yang suaranya mirip Freddie Mercury,” kata Basuki.
Pembicaraannya sebelum makan siang, Basuki mengaku, ada instruksi yang dikeluarkan Presiden. Selain memerintahkan untuk melanjutkan pembangunan dan memanfaatkan infrastruktur yang dibangun sebelumnya, Presiden juga meminta menyiapkan pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. ”Itu saja. Tapi setelah itu, saya dapat bonus; makan siang (bersama Presiden). Bukan karena Basuki istimewa, melainkan karena memang waktunya jam makan sebelum beliau memanggil lagi calon menteri lainnya,” tutur Basuki kepada pers.
Sehari sebelumnya, di sela-sela memanggil calon menteri, Presiden Jokowi juga mengajak makan siang mantan Menteri Sekretariat Negara Pratikno dan Fadjroel Rachman serta Staf Khusus Mensesneg Nico Harjanto. Saat itu. Nico hanya diajak menemani makan bersama Presiden. Sementara Pratikno dan Fadjroel diminta oleh Presiden untuk kembali menjadi Mensesneg dan Juru Bicara Presiden periode 2019-2024.
Menjadi pemenang
Di tengah penyusunan kabinet, yang tengah dilakukan Presiden Jokowi, lagu ”Bohemian Rhapsody” yang berdurasi sekitar 6 menit itu memberi warna dan suasana berbeda. Jika lagu yang ditulis Freddie Mercury itu adalah masterpiece atau mahakarya di jagat musik dunia, penyusunan kabinet adalah dasar untuk menggerakkan pemerintahan lima tahun ke depan.
Mungkin kebetulan jika Presiden memutar masterpiece dari Queen saat berikhtiar memberikan landasan untuk mencapai Indonesia maju saat peringatan 100 tahun kemerdekaan Indonesia, pada 2045. Pembentukan kabinet 2019-2024 merupakan bagian integral dari upaya mewujudkan cita-cita itu.
Mimpi itu tentu tidak akan terwujud dengan otomatis apalagi mudah, tetapi harus dengan kerja keras, cepat, dan produktif.
Dalam pidato pelantikannya pada 20 Oktober, Presiden menyatakan, Indonesia akan menjadi negara maju dengan pendapatan Rp 320 juta per kapita per tahun atau Rp 27 juta per kapita per bulan. Bahkan, diharapkan, pada 2045, produk domestik bruto Indonesia mencapai 7 triliun dollar Amerika Serikat sehingga masuk lima besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen.
Mimpi itu tentu tidak akan terwujud dengan otomatis apalagi mudah, tetapi harus dengan kerja keras, cepat, dan produktif.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, YB Suhartoko, berpendapat, pilar utama pencapaian Indonesia maju di 2045 adalah penguatan industri manufaktur nasional. Oleh sebab itu, tanggung jawab minimal kabinet 2019-2024 adalah meletakkan dasar-dasar penguatan industrialisasi nasional.
Setelah ”Bohemian Rhapsody” berakhir, piringan hitam masih terus berputar. ”We are the Champions” kemudian mengalun. Kebetulan atau tidak, mahakarya itu seolah memberi pesan kepada Presiden tentang harapan bangsa Indonesia untuk memiliki mental juara, dengan perjuangan yang tak kenal menyerah.