Terkendala Lahan, Proyek Jalan Layang IISIP Lenteng Agung Mundur
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pembangunan jalan layang di pelintasan sebidang IISIP, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan seharusnya dimulai sejak akhir September. Namun, kendala pembebasan lahan yang belum selesai di lokasi membuat proyek ini tertunda.
Pantauan Kompas di lokasi, Rabu (23/10/2019), sisi kanan Jalan Raya Lenteng Agung arah Depok sudah mulai dipasangi pembatas jalan. Spanduk besar bertuliskan bahwa di lokasi itu akan dibangun jalan layang juga sudah dipasang. Sejumlah alat berat seperti ekskavator pun sudah diparkir di sekitar lokasi proyek.
Namun, belum ada aktivitas pembangunan di sekitar lokasi.
Lurah Lenteng Agung Bayu Pasca Soengkono saat dikonfirmasi mengatakan, pembangunan jalan layang di pelintasan sebidang IISIP Lenteng Agung masih dalam tahap persiapan. Sebab, ada sekitar 28 bidang tanah milik warga yang terdampak proyek tersebut belum selesai dibebaskan.
Peta bidang wilayah yang terdampak proyek jalan layang sudah diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Namun, warga belum sepakat terkait harga tanah yang ditawarkan oleh tim apprasial dari pemprov DKI.
"Belum ada pekerjaan spesifik di lokasi itu karena memang pembebasan lahannya belum selesai. Warga juga bertanya-tanya ke kelurahan soal spanduk dan pembatas jalan yang sudah dipasang di lokasi," ujar Bayu.
Menurut Bayu, ada empat warga di Kelurahan Lenteng Agung yang terdampak pembangunan jalan layang. Mereka adalah warga RW 001, 002, 003, dan 005.
Warga sudah mendapatkan sosialisasi rencana pembangunan jalan layang ini sejak lama. Proses pembebasan lahan juga terus dilaksanakan. Namun, warga belum sepakat terkait harga tanah yang ditawarkan.
Selain kejelasan pembebasan lahan, warga juga membutuhkan informasi rekayasa lalu lintas saat proyek dijalankan. Sebab, lalu lintas di sekitar pelintasan sebidang IISIP ini cukup padat. Setiap hari, warga melintas baik dari arah Jakarta maupun Depok. Jalur alternatif untuk berputar balik jika jalur ini ditutup berjarak cukup jauh yaitu di putaran balik Universitas Pancasila, Srengseng Sawah.
Pembangunan jalan layang di pelintasan sebidang IISIP ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan para pengendara kendaraan bermotor di pelintasan sebidang. Pelintasan sebidang yang dilintasi KRL commuter line Jakarta-Bogor itu padat setiap harinya.
Pembangunan jalan layang di pelintasan sebidang IISIP ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan para pengendara kendaraan bermotor di pelintasan sebidang. Pelintasan sebidang yang dilintasi KRL commuter line Jakarta-Bogor itu padat setiap harinya.
Di sisi lain, pengguna jalan raya di lintasan itu juga padat. Beberapa kali, pejalan kaki maupun pengendara kendaraan bermotor menjadi korban tabrakan dengan KRL commuter line. Pembangunan jalan layang ini diharapkan meningkatkan keselamatan baik pengguna KRL CL maupun pengguna jalan.
Dari rancangan yang diperoleh pihak Kelurahan Lenteng Agung, bentuk jalan layang seperti cincin. Jalan layang akan digunakan untuk menyeberang atau berputar balik baik dari arah Depok maupun Jakarta. Setelah jalan layang beroperasi kendaraan tak harus melewati pelintasan sebidang.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menambahkan, sesuai dengan kontrak yang ada pembangunan jalan layang tersebut seharusnya sudah dimulai sejak 30 September 2019 lalu. Pembangunan ditargetkan selesai selama satu tahun pekerjaan yaitu 30 September 2020. Saat ditanya terkait dengan pembebasan lahan yang belum selesai, Hari mengatakan akan mengecek terlebih dahulu.
Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang mengatakan pembangunan jalan layang atau terowongan di pelintasan sangat penting untuk mengamankan perjalanan kereta api. Dari sisi keselamatan, selama ini angka kecelakaan masih banyak terjadi di pelintasan sebidang. Dengan membangun infrastruktur dan sterilisasi jalur rel kereta api diharapkan aspek keselamatan kereta api lebih meningkat.
"Sistem perkeretaapian kita sudah meningkat dari tahun ke tahun. Namun, jika lingkungan di sekitar jalur rel kereta api masih belum steril dan aman akhirnya banyak terjadi kecelakaan di pelintasan sebidang," kata Deddy.