Erick Thohir Siap Dicopot jika Tak Berhasil Perkuat BUMN
Erick Thohir tampak bersemangat memulai karier barunya sebagai seorang menteri untuk Kementerian Badan Usaha Milik Negara hari ini, Rabu (23/10/2019).
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Erick Thohir tampak bersemangat memulai karier barunya sebagai seorang menteri untuk Kementerian Badan Usaha Milik Negara hari ini, Rabu (23/10/2019). Sore ini, pada hari kerja pertamanya, ia segera melaksanakan rapat koordinasi dengan direksi sejumlah perusahaan BUMN.
Langkah cepat itu ia lakukan tidak hanya untuk pertanggungjawabannya pada rapat terbatas yang akan dipimpin Presiden Joko Widodo besok pagi. Ia juga tidak ingin dirinya dicopot gara-gara tidak mencapai indikator keberhasilan kerja, setidaknya dalam tiga bulan mendatang.
”Presiden mengatakan, semua menteri harus siap dicopot, dan saya sangat siap dicopot. Ini tidak lain karena komitmen untuk bangsa kita jadi bangsa besar,” ujar Erick dalam acara serah terima jabatan dengan Menteri BUMN sebelumnya, Rini Soemarno, di kantor Kementerian BUMN, Jakarta.
Pada acara tersebut, Erick didampingi sang istri, Elisabeth Tjandra. Acara itu turut dihadiri sejumlah mantan menteri. Selain Rini, ada mantan menteri BUMN lainnya, seperti Mustafa Abubakar dari periode 2009-2011 dan Soegiharto dari periode 2004-2007. Ada juga mantan Menteri Perindustrian Saleh Husin.
Hadir juga direksi sejumlah BUMN, antara lain Direktur Utama PT Telkom Indonesia Ririek Adriansyah, Direktur Utama PT Hutama Karya Bintang Perbowo, Direktur Utama Jasa Marga Desi Aryani, Direktur Utama Antam Arie Prabowo, Direktur Utama Pelindo II, dan Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin.
Tak ketinggalan, pengusaha swasta yang antara lain sahabat dan rekan profesional Erick, mulai dari Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani, Presiden Direktur PT Bakrie Brothers Tbk Anindya Bakrie, hingga Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani.
”Saya tidak sempurna. Di sini ada banyak mantan menteri. Kalau 142 BUMN dikerubutin, agaknya mudah karena kita bisa saling bantu. Kita berharap, para senior yang hadir, ada juga Kadin, kita bisa terus sama-sama membangun. Kalau kita solid, pasti ada jalan, sesulit apa pun,” ungkapnya.
Kolaborasi menjadi kata kunci dari kerja mantan Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia tersebut. Kolaborasi dibutuhkan untuk membangun ekosistem yang sehat antara BUMN, badan usaha milik daerah (BUMD), dan badan usaha milik swasta (BUMS). Kolaborasi juga diharapkan bisa membuat BUMN ”keluar kandang” dan menjadi pemain global.
Hal itu juga diharapkan pendahulunya, Rini. Dalam pidatonya, pada kesempatan yang sama, Rini berpesan agar Erick menjaga kebersamaan di antara perusahaan-perusahaan BUMN.
”Kalau enggak bersinergi, yang ada malah saling berkompetisi dan melemahkan. Alhamdulillah, saat ini (perusahaan) yang besar mau lihat yang kecil, yang kecil mau datang ke yang besar. Komitmen BUMN bersatu untuk bersama-sama memperbaiki kinerja saya titip ke Pak Erick,” pesannya.
Selain itu, Rini juga menitipkan pekerjaan rumah untuk merampungkan pembentukan holding sektoral, yakni perusahaan induk yang membawahkan beberapa perusahaan BUMN. Holding yang belum disahkan antara lain holding farmasi, holding infrastruktur, holding perumahan, dan holding asuransi.
Saat ini, sudah ada holding kehutanan di bawah Perum Perhutani, holding perkebunan di bawah Perkebunan Nusantara III Persero, holding migas lewat PT Pertamina Persero, holding pertambangan di bawah PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Persero, dan holding pupuk di bawah PT Pupuk Indonesia Persero.
”Satu lagi pesan saya, Undang-Undang BUMN Pasal 2 menekankan, BUMN harus berfungsi mendorong perekonomian rakyat. Banyak program BUMN yang arahnya meningkatkan pelaku usaha mikro dan kecil karena kekuatan kita ada di sana,” ucapnya.
Didukung swasta
Ketua Kadin Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, kepemimpinan Erick Thohir yang berpengalaman di korporasi akan membuat komunikasi antara pemerintah dan dunia usaha lebih baik. Dukungan pun diberikan karena integritas Erick yang menurut dia tidak diragukan.
Kepemimpinan Erick Thohir yang berpengalaman di korporasi akan membuat komunikasi antara pemerintah dan dunia usaha lebih baik.
”Saya yakin, kerja sama BUMN dan swasta akan makin baik. Komunikasi terus-menerus antara pemerintah dan swasta diperlukan untuk bisa menyikapi dinamika perekonomian yang terjadi. Saya berharap, kita punya pembangunan yang berkelanjutan dan berkesinambungan,” tuturnya.
Kepala Riset PT Koneksi Kapital Alfred Nainggolan, saat dihubungi Kompas, mengatakan, kemampuan kepemimpinan dan profesionalitas seorang menteri BUMN dibutuhkan untuk memimpin perusahaan-perusahaan BUMN. ”Selama ini, sinergi BUMN belum cukup maksimal,” ujarnya.