Bank Mantap Terbitkan Obligasi untuk Kredit Pensiun
Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) akan menerbitkan obligasi sebesar Rp 4 triliun hingga 2022. Aksi korporasi ini dilakukan, antara lain, untuk mendukung kesinambungan bisnis yang didominasi pembiayaan pensiun.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bank Mandiri Taspen atau Bank Mantap akan menerbitkan obligasi sebesar Rp 4 triliun hingga 2022. Aksi korporasi ini dilakukan untuk mendukung kesinambungan bisnis yang didominasi pembiayaan pensiun dan mengantisipasi persaingan industri perbankan yang semakin ketat.
Obligasi yang diterbitkan dengan skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) akan dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama, target penggalangan dana obligasi senilai Rp 1 triliun dengan penawaran kupon berkisar 7,90 persen-8,35 persen yang dibayarkan setiap triwulan.
Direktur Utama Bank Mantap Josephus K Triprakoso menyampaikan, obligasi tersebut dibagi menjadi dua seri, yaitu Seri A dengan tenor 3 tahun dan Seri B dengan tenor 5 tahun. Seri A ditawarkan dengan tingkat kupon sebesar 7,90 persen hingga 8,10 persen dan Seri B ditawarkan dengan tingkat kupon sebesar 8,10 persen hingga 8,35 persen per tahun.
”Aksi korporasi ini merupakan inisiatif perseroan sebagai upaya mendiversifikasi, sekaligus memperbaiki struktur pendanaan bank dalam jangka panjang,” katanya dalam paparan publik PUB Tahap I tersebut di Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Ia mengatakan, saat ini sumber pendanaan Bank Mantap lebih variatif. Selain obligasi, ada juga deposito dan dana pihak ketiga (DPK) yang saat ini mendominasi hingga 19 triliun. Adapun pada triwulan III-2019, dana yang disalurkan untuk kredit mencapai sekitar Rp 19 triliun dari target Rp 20 triliun di akhir tahun. Sebesar 90 persen digunakan untuk kredit pensiun.
”Kita tetap fokus di segmen kredit pensiunan. Saat ini, tantangannya besar karena bank yang main di dana pensiun banyak. Untuk itu, kita juga fokus pada menjaga kualitas dan layanan. Itu kunci kekuatan kita,” ujar Josephus.
Pertumbuhan kredit
Pada kesempatan yang sama, SEVP Finance, Retail & Digital Banking Bank Mantap Fajar Ari Setiawan menuturkan, Bank Mantap mencari likuiditas di pasar modal karena pertumbuhan kredit yang ekspansif.
Pada akhir Agustus 2019 kredit yang diberikan mencapai Rp 18,69 triliun, tumbuh 34,6 persen dari periode tahun lalu. Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK menyebabkan rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to funding ratio (LFR) mencapai 93,38 persen per 31 Agustus 2019.
”Diharapkan dengan terbitnya obligasi tahap I ini dapat menekan rasio LFR dengan proyeksi akhir tahun 2019 di angka 90,50 persen,” ucapnya.
Dalam rangka penerbitan obligasi tersebut, perseroan telah memperoleh hasil rating atas obligasi oleh PT Fitch Rating Indonesia dengan peringkat AA dan perusahaan yang menjadi penjamin pelaksana emisi dan penjamin emisi obligasi adalah PT Mandiri Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, dan PT Danareksa Sekuritas.
”Masa penawaran awal obligasi tahap I akan dilakukan pada 23 Oktober hingga 6 November 2019. Selanjutnya, distribusi obligasi secara elektronik direncanakan akan dilakukan pada 26 November 2019 dengan target pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 27 November 2019,” tuturnya.