Bahlil Lahadalia, Eksekutor Program dari Indonesia Timur
Bahlil Lahadalia adalah simbol pekerja keras yang gigih membangun jejaring. Lahir dari keluarga miskin di wilayah Indonesia timur, Bahlil dikenal sebagai pengusaha sukses yang mulai merintis usaha dari bawah.
Oleh
MAHATMA CHRYSHNA
·3 menit baca
Bahlil Lahadalia adalah simbol pekerja keras yang gigih membangun jejaring. Lahir dari keluarga miskin di wilayah Indonesia timur, Bahlil dikenal sebagai pengusaha sukses yang mulai merintis usaha dari bawah. Di bidang organisasi, ia dikenal sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).
Pria kelahiran 7 Agustus 1976 di Banda, Maluku Utara, ini telah aktif dalam organisasi sejak jenjang sekolah menengah hingga masa kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura, Papua. Ia sempat menjadi pengurus senat di kampusnya hingga bergabung menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Di masa kuliah inilah, ia memutuskan menjadi pengusaha untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Ia mulai dengan menjadi pegawai asuransi pada semester enam. Karena bekerja sambil kuliah, ditambah aktivitasnya di senat dan organisasi mahasiswa, Bahlil baru lulus setelah tujuh tahun kuliah.
Setelah lulus pada 2002, Bahlil membangun perusahaan konsultan keuangan bersama kawan-kawannya. Dia ditunjuk menjadi direktur di wilayah Papua dengan penghasilan yang cukup besar di zamannya.
Akan tetapi, setelah satu tahun dan berhasil mengembangkan perusahaan yang dirintis bersama kawan-kawannya, Bahlil memutuskan untuk keluar dan membuat perusahaan sendiri. Satu tahun kemudian, ia berhasil mengembangkan perusahaan di bidang jual-beli kayu.
Berkat kerja keras dan luasnya jaringan, perusahaan Bahlil, PT Rifa Capital, berkembang dan berhasil menjadi holding dari 10 perusahaan miliknya. Beberapa usaha yang dilaksanakan oleh perusahaannya meliputi pengupayaan 39.000 hektar tambang batubara di Fakfak, Papua Barat, pembukaan jalan Trans-Papua sepanjang 300 kilometer, dan mengusahakan 11.000 hektar tambang nikel di Halmahera, Maluku Utara.
Aktivitas Bahlil di organisasi tidak berhenti karena kegiatannya di perusahaan. Namanya tercatat sebagai anggota Hipmi sejak 2003. Pada 2015, ia terpilih menjadi Ketua Hipmi.
Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Hipmi, Bahlil sering mengundang Presiden Joko Widodo dalam berbagai kegiatan Hipmi. Hal itu membuat Presiden Joko Widodo semakin mengenal kemampuan Bahlil Lahadalia di bidang manajerial dan eksekusi program.
Dalam suatu kesempatan, Presiden Jokowi sempat memuji kemampuan Bahlil tersebut dan tertarik untuk menjadikannya menteri dalam kabinetnya. Hal itu disampaikan Jokowi saat menyampaikan pidato pada acara Silaturahim Nasional dan Buka Puasa Bersama Hipmi di Ritz-Carlton, Kuningan, Jakarta, Minggu (26/5/2019).
Dalam Pilpres 2019, Bahlil Lahadalia secara terang-terangan mengarahkan dukungan kepada pasangan Jokowi-Amin. Ia kemudian diangkat menjadi Direktur Penggalangan Pemilih Muda Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf.
Pasca-kemenangan Jokowi-Amin dalam Pilpres 2019, Bahlil sempat menyampaikan harapannya kepada Presiden Joko Widodo agar mengangkat menteri yang pro terhadap pengusaha.
Pada 22 Oktober 2019, Bahlil ikut dipanggil Presiden Joko Widodo dalam pemanggilan para calon menteri Jokowi-Amin. Ia diajak mendiskusikan persoalan ekonomi Indonesia, antara lain menyinggung pertumbuhan kawasan ekonomi baru, pemerataan pembangunan, investasi, serta UMKM.
Dengan latar belakang sebagai pengusaha yang berangkat dari nol, Bahlil mewakili golongan muda yang berani mengalahkan diri sendiri untuk mengubah nasibnya dengan semangat kerja keras dan jaringan luas. Melihat rekam jejak dan kapabilitasnya, Bahlil merupakan gambaran mutiara yang tidak akan pernah habis dari Indonesia timur. (LITBANG KOMPAS)