Kericuhan Jadi Bahan Pertimbangan Pemberian Izin Laga
Kekacauan pada akhir laga antara PSIM Yogyakarta dan Persis Solo menjadi pertimbangan polisi untuk memberikan izin pertandingan berikutnya.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Kericuhan yang terjadi dalam laga Liga 2 antara PSIM Yogyakarta dan Persis Solo, di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Senin (21/10/2019), menjadi bahan pertimbangan pemberian izin penyelenggaraan laga. Perlu ada evaluasi menyeluruh demi mencegah terulangnya peristiwa serupa.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Komisaris Besar Yuliyanto mengatakan, laga tersebut menjadi pembelajaran semua pihak. Aparat kepolisian juga akan menimbang ulang dalam pemberian izin penyelenggaraan laga sepak bola.
”Polisi berkaitan dengan izin kegiatan. Itu (kericuhan) nanti menjadi bahan untuk mempertimbangkan apakah di pertandingan berikutnya akan kami berikan izin atau seperti apa,” kata Yuliyanto, di Markas Kepolisian Resor Kota Yogyakarta, Yogyakarta, Selasa (22/10/2019).
Pemicu kericuhan itu diduga berupa aksi provokatif dari pemain Persis Solo, Shulton, ketika masa perpanjangan waktu babak kedua. Saat itu, Persis unggul 3-2. Sulthon yang terjebak offside berlama-lama membawa bola dan menyulut amarah bek PSIM Yogyakarta, Hisyam Tolle. Tolle yang tak bisa menahan kemarahannya memukul Shulton sehingga diganjar hukuman kartu merah.
Shulton masih berusaha memprovokasi pemain PSIM Yogyakarta lainnya. Giliran, Raymond Tauntu, bek PSIM Yogyakarta, yang terpancing dan memukul Shulton. Keduanya diganjar kartu merah. Saat Shulton keluar lapangan, Tolle masih belum bisa meredam amarahnya. Ia mengejar dan melayangkan tendangan kepada Shulton. Suasana makin panas karena penonton yang ikut terbakar amarahnya melompat dari tribune.
Dampak dari kericuhan itu, dua mobil dinas polisi dan dua sepeda motor rusak. Salah satu mobil yang rusak ditemukan dalam kondisi terbalik. Terdapat penyok di berbagai sisi. Kaca-kacanya juga pecah. Satu mobil lainnya hangus terbakar.
Pelaku perusakan itu berhasil ditangkap aparat kepolisian. Ada tiga orang yang ditetapkan sebagai tersangka dari peristiwa itu. Mereka adalah NCS (18), FR (16), dan HKC (15).
Aparat kepolisian mengangkut 48 penonton ke Polres Kota Yogyakarta. Sebanyak 18 orang ditangkap sebelum laga dimulai. Sebanyak 19 botol kaca berisi bensin dengan sumbu kain ditemukan yang disembunyikan di tempat mereka menunggu pertandingan dimulai, di luar stadion. Sebanyak 30 orang lainnya digiring aparat kepolisian karena diduga akan berbuat ricuh dalam perjalanan pulang dari stadion. Puluhan penonton itu masih diperiksa polisi.
”Kami sedang mempelajari rekaman CCTV juga dari lokasi di mana barang-barang itu ditemukan. Mudah-mudahan bisa segera dianalisis,” kata Yuliyanto.
Evaluasi
Secara terpisah, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, pihaknya merasa prihatin atas peristiwa yang merugikan banyak pihak. Ajang olahraga itu seharusnya bisa mendorong orang untuk menjunjung sportivitas. Namun, yang terjadi dalam laga itu justru sebaliknya.
Selanjutnya, Haryadi menyatakan, pihaknya menginginkan agar ajang olahraga, khususnya sepak bola, agar tetap bisa terselenggara di Kota Yogyakarta. Namun, ia menduga, pemberian izin oleh aparat kepolisian terkait penyelenggaraan laga pasti akan lebih sulit.
”Saya berupaya keras bahwa kegiatan olahraga itu sesuatu yang bisa dilakukan di Yogyakarta. Hanya saja, memberikan jaminan (agar tidak terjadi kericuhan) itu menjadi susah. Kami siap bertanggung jawab kalau ada kerusakan dan sebagainya, tetapi bagaimana menjamin agar tidak rusuh,” kata Haryadi.
Haryadi menambahkan, pihaknya akan mengundang manajemen PSIM Yogyakarta untuk membahas persoalan lebih lanjut. Penyelenggaraan pertandingan harus dievaluasi secara menyeluruh. Ia berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi.
Sementara itu, Asisten Manajer PSIM Yogyakarta Agung Damar Kusumandaru mengatakan, masih banyak kekurangan dalam penyelenggaraan laga itu. Pihaknya siap melakukan evaluasi agar laga mendatang dapat digelar jauh lebih baik lagi. Evaluasi juga dilakukan dengan mengundang wadah suporter dari klub tersebut.
”Kami akan segera berbenah dan mengevaluasi segala permasalahan kemarin untuk pertandingan berikutnya. Kami ingin agar laga tetap digelar di Stadion Mandala Krida. Untuk itu, kami akan berbenah,” kata Agung.