Iran Kecam Rencana Turki Mendirikan Pos-pos Militer di Wilayah Suriah
Iran mengecam rencana Turki membuat pos-pos militer dalam wilayah Suriah. Teheran menuding langkah itu sebagai pelanggaran kedaulatan atas sekutunya.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
TEHERAN, SENIN — Iran mengecam rencana Turki membuat pos-pos militer dalam wilayah Suriah. Teheran menuding langkah itu sebagai pelanggaran kedaulatan atas sekutunya.
”Kami menentang pendirian pos militer Ankara di Suriah. Masalah itu harus diselesaikan secara diplomatik. Kedaulatan Suriah harus dihormati,” kata Abbas Mousavi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran di Teheran, Senin (21/10/2019).
Teheran akan menganggap pendirian pos itu sebagai serangan terhadap kedaulatan nasional dan keutuhan wilayah negara merdeka. ”Tentu saja akan ditentang Republik Islam Iran dan negara lain. Turki bisa mendirikan pangkalan dan melakukan apa pun di wilayah mereka dan dalam perbatasan mereka. Walakin, jika mendirikan pangkalan Turki di Suriah, hal itu tidak bisa diterima,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan akan mendirikan 12 pos militer dalam wilayah Turki. Pos-pos itu dinyatakan untuk memantau zona penyangga di wilayah garis perbatasan Turki-Suriah sepanjang 444 kilometer dan selebar 32 kilometer ke dalam wilayah Suriah yang berbatasan dengan Turki.
Pengumuman Erdogan itu juga menunjukkan Ankara secara sepihak menambah luas zona penyangga. Sebelumnya, Turki mengumumkan zona penyangga 400 kilometer dengan lebar 28 kilometer. ”Kami tidak berniat tetap di sana,” ujar Erdogan.
Ankara berkeras zona itu dibutuhkan untuk pemulangan hingga 2 juta dari total 3,6 juta pengungsi Suriah di Turki. Zona itu juga harus dibersihkan dari milisi Kurdi yang dianggap Ankara sebagai teroris.
Sebagian besar milisi Kurdi bergabung dalan Pasukan Demokratik Suriah (SDF), kongsi utama Amerika Serikat dan negara Barat dalam perang melawan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS). Setelah NIIS dinyatakan kalah, AS menarik pasukan dari Suriah. Penarikan itu membuka jalan bagi Turki menginvasi beberapa wilayah Suriah yang secara faktual dikendalikan SDF.
Gencatan senjata
Kini, serbuan Turki ke Suriah sedang ditunda selama lima hari hingga Selasa ini. Selama gencatan senjata, AS dan milisi SDF menarik pasukan mereka dari daerah yang digempur Turki. Erdogan menyatakan, Turki akan mengambil langkah yang diperlukan setelah dirinya bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin hari Selasa ini.
Bersama Iran, Rusia menyokong Pemerintah Suriah dalam perang saudara Suriah. Adapun Turki mendukung sebagian milisi oposisi. Kini, sebagian pasukan oposisi ikut membantu Turki menggempur Suriah timur laut yang dikontrol SDF.
”Kami tidak punya milisi lagi di kota,” kata Kino Gabriel, juru bicara SDF, soal Ras al-Ain, kota Suriah dekat perbatasan Turki.
Sementara juru bicara milisi oposisi Suriah Youssef Hamoud menyatakan, SDF belum sepenuhnya keluar dari Ras al-Ain. Meskipun demikian, semakin banyak pasukan Turki masuk ke kota itu.
Kementerian Pertahanan Turki mengumumkan, sebanyak 94 kendaraan militer Turki masuk Ras al-Ain. Selain itu, ada pula 86 kendaraan yang meninggalkan kota itu dan mengarah ke selatan. Sementara itu, pasukan AS yang ditarik dari Suriah mulai masuk wilayah Kurdistan di Irak. (AFP/REUTERS)