Tiga laga turnamen uji coba mengungkap kelemahan tim nasional yang disiapkan ke SEA GAmes 2019 dalam transisi dari bertahan ke menyerang.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Hasil tiga pertandingan pada turnamen internasional di Chongqing, China, beberapa waktu lalu menunjukkan timnas Indonesia U-23 memiliki kelemahan pada transisi bertahan ke menyerang. Hal itu menjadi perhatian utama pelatih untuk dibenahi sebelum skuad Merah-Putih berlaga di SEA Games 2019 Filipina.
”Ada beberapa hal teknis yang harus diperbaiki. Bertahannya sudah oke, tetapi saat menyerang agak lambat. Saat melawan China, Yordania, dan Arab Saudi, kami dipaksa bertahan agak dalam, tetapi bermasalah dengan serangan balik dari sisi sayap,” ujar pelatih timnas U-23 Indra Sjafri di Jakarta, Senin (21/10/2019).
Dalam turnamen CFA Three Gorges Bank Cup 2019 yang diikuti tim U-23 pada 11-15 Oktober, timnas kalah 0-2 dari China, kalah 0-1 dari Yordania, dan imbang 1-1 dengan Arab Saudi. Dari tiga laga itu, Indonesia terlihat sering ditekan oleh lawan. Situasi semakin sulit karena mereka tidak bisa membangun serangan balik dengan baik.
Dalam sesi latihan di Lapangan G Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin, tim pelatih fokus membenahi transisi dari bertahan ke menyerang. Latihan selama 90 menit itu banyak diisi program umpan datar dan koordinasi atau permainan dari kaki ke kaki antar pemain.
Latihan diikuti 13 pemain dan 4 kiper dari total 40 pemain yang didaftarkan pada pelatnas SEA Games 2019. Para pemain lain akan bergabung secara bertahap pada 22-24 Oktober.
Program dimulai dengan latihan mengoper bola antara dua pemain, lalu empat pemain dengan sejumlah variasi. Berulang kali tim pelatih mengingatkan pemain melakukan passing bawah ketika ada beberapa pemain yang coba menaikan bola. ”Bola bawah, jangan ke atas!” ujar asisten pelatih timnas U-23 Nursaelan Santoso.
Kemudian, para pemain dibagi dalam dua tim terdiri atas enam pemain dan dua kiper. Satu pemain tersisa bertugas menjadi pemantul atau pemberi umpan kepada tim yang menyerang. Kali ini, Nursaelan minta pemain merebut dan mengalirkan bola dengan cepat tetapi tetap dengan passing bawah yang akurat.
Para pemain terlihat terburu-buru ketika ditekan lawan, sehingga kerap salah umpan atau terpaksa mengangkat bola ke atas. Asisten pelatih Kurniawan Dwi Yulianto dan Nova Ariyanto pun membantu mengingatkan pemain agar tetap fokus dan melakukan passing bawah yang akurat.
Indra baru bereaksi keras ketika melihat ada pemain yang terlalu lama memegang bola. ”Jangan terlalu lama berpikir, cepat alirkan bola,” ujar Indra memberi instruksi.
Latihan ditutup dengan jogging delapan putaran Lapangan G. Banyak pemain yang tidak sanggup melakukan latihan tersebut, terutama kiper dan gelandang asal Persib Bandung Gian Zola. Adapun pemain yang finis tercepat dalam latihan itu adalah gelandang Bhayangkara FC Sani Rizki Fauzi dan gelandang Mitra Kukar Luthfi Kamal.
Bertahap
Pada SEA Games 2019, Indonesia tergabung di Grup B bersama peraih emas SEA Games 2017 Thailand, Vietnam, Singapura, Laos, dan Brunei Darussalam. Indra menuturkan, mereka mensyukuri hasil undian dan siap menghadapinya. Mereka akan berkonsentrasi secara bertahap, yakni lolos penyisihan grup, masuk final, dan fokus meraih emas.
”Kami harus terima hasil undian. Sejatinya, kita akan tetap berhadapan dengan semua tim terbaik pada fase grup atau pada fase gugur. Kami berusaha konsentrasi dan kerja keras. Kami fokus dulu lolos dari penyisihan grup. Jika itu berhasil, kemudian fokus lolos ke final. Kalau masuk final, baru kita fokus merebut emas,” kata Indra.
Dari 40 pemain yang didaftarkan ikut pelatnas SEA Games 2019, Indra memanggil lima pemain senior, yakni Evan Dimas Darmono, Hansamu Yama Pranata, Manahati Lestusen, Zulfiandi, dan Beto Goncalves. Indra akan memastikan dua pemain senior yang ikut skuad SEA Games 2019 pada 1 November.
Adapun 20 pemain utama baru ditentukan dua jam sebelum laga perdana SEA Games. ”Untuk menentukan pemain, kami akan menjalani pertandingan persahabatan dua kali melawan timnas Iran U-23, yakni pada 13 November dan 16 November,” tutur Indra.
Pemain serang Sani Riszki mengatakan, semua pemain bersemangat untuk masuk skuad utama. Persaingan cukup ketat, apalagi tim dihuni oleh sejumlah nama populer. Di posisinya, Sani harus bersaing dengan Egy Maulana Vikri, Gian Zola, dan Hambali Tolib. ”Semuanya berusaha keras untuk terpilih masuk tim utama,” ujar pemain berusia 21 tahun itu.
Zola mengutarakan, dirinya berusaha untuk bisa masuk tim utama SEA Games 2019 setelah dua tahun lalu gagal masuk skuad utama SEA Games 2017 walau sudah ikut rangkaian pelatnas. ”Kalau dari usia, ini kesempatan terakhir saya untuk bisa main di SEA Games. Jadi, saya akan berusaha menunjukkan kemampuan terbaik untuk bersaing dengan yang lain agar bisa masuk skuad SEA Games,” ujarnya.