Negara Sahabat Sambut Positif Pidato Presiden Jokowi
Para perwakilan negara sahabat menyambut positif isi pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI masa jabatan 2019-2024, terutama terkait peningkatan sumber daya manusia.
Oleh
SHARON PATRICIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Para perwakilan negara sahabat menyambut positif isi pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia masa jabatan 2019-2024. Sesuai pidato tersebut, pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas Presiden Jokowi selama lima tahun ke depan. Untuk itu, kerja sama antarnegara diharapkan turut meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, Jari Sinkari menilai, sumber daya manusia (SDM) penting untuk membangun bangsa. Sebab, SDM yang unggul akan tercipta melalui pendidikan yang baik. Finlandia sendiri adalah salah satu negara yang telah maju dalam bidang pendidikan,
"Dalam kondisi negara dengan pendapatan menengah, maka inovasi menjadi sangat penting untuk menjadikan SDM berdaya saing secara global. Tidak bisa lagi kita berkompetisi dengan tenaga kerja yang murah tetapi harus meningkatkan kualitasnya," kata Jari Sinkari, saat ditemui di depan Gedung Nusantara 2, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, seusai acara Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Minggu (20/10/2019) sore.
"Dalam kondisi negara dengan pendapatan menengah, maka inovasi menjadi sangat penting untuk menjadikan SDM berdaya saing secara global."
Jari pun menegaskan siap untuk mendukung peningkatan kualitas edukasi Indonesia, khususnya melalui transfer ilmu dengan para ahli edukasi dari Finlandia. Langkah ini dinilai akan membuat kerja sama kedua negara semakin kuat.
Kerja sama ekonomi
Dukungan juga datang dari Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Abdul Salik Khan. Bagi Abdul, Indonesia memang harus berfokus pada pengembangan SDM sehingga dapat membawa masyarakat keluar dari kemiskinan. Dengan begitu, ekonomi pun akan menguat.
"Kami banyak belajar dari pidato Presiden Jokowi. Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia yang kemudian diikuti oleh Pakistan, kami mau melihat Indonesia maju sehingga dapat turut meningkatkan kerja sama Pakistan dengan Indonesia," kata Abdul.
Senada dengan itu, Duta Besar Venezuela untuk Indonesia, Radamés Jesús Gómez Azuaje mengatakan bahwa Indonesia telah berada dalam arah dan tujuan yang sama dengan Venezuela, salah satunya terkait kerja sama ekonomi. Diharapkan ke depan, kedua negara dapat lebih saling melengkapi kebutuhan masing-masing negara.
Selain itu, sebagai anggota Dewan HAM PBB terpilih, juga Indonesia, Radamés menyampaikan harapannya agar kedua negara baik Indonesia maupun Venezuela dapat bersama-sama memperjuangan nilai-nilai HAM. Kedua negara mulai menjabat sebagai anggota Dewan HAM PBB pada Januari 2020.
Sejumlah perwakilan negara sahabat lain yang turut menghadiri pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI 2019-2024 antara lain, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, dan Raja Eswatini Mswati III.
Presiden juga menerima para wakil presiden dan utusan khusus negara sahabat. Adapun wakil presiden yang hadir, yakni negara Vietnam dan Myanmar. Sementara utusan khusus yang datang, meliputi utusan dari negara Korea, Filipina, Jepang, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.
Saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam sidang paripurna pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI, Presiden Jokowi mengungkapkan, cita-cita Indonesia di tahun 2045, yaitu keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah. Produk Domestik Bruto Indonesia ditargetkan dapat mencapai 7 triliun dollar AS sehingga Indonesia dapat masuk lima besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapainya, yaitu melalui pembangunan SDM yang akan menjadi prioritas utama. Termasuk mengundang talenta-talenta global bekerja sama dengan Indonesia.
"Potensi kita untuk keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah sangat besar. Saat ini, kita sedang berada di puncak bonus demografi, di mana penduduk usia produktif kita jauh lebih tinggi dibandingkan usia tidak produktif," ujar Presiden Jokowi, di Ruang Rapat Paripurna I, Gedung Kura-Kura, Jakarta Pusat, Minggu (20/10/2019) sore.
Catatan Kompas, pada 2020-2045, Indonesia akan dihadapkan pada kondisi jumlah usia produktif (15-64 tahun) lebih besar daripada jumlah penduduk yang tidak produktif (di bawah 14 tahun atau di atas 65 tahun). Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2045 juga diproyeksikan lebih dari 317 juta jiwa. Jumlah ini merupakan terbesar kelima di dunia setelah India, China, Amerika Serikat, dan Nigeria.