Para pemain usia muda yang berkompetisi di Liga Kompas Kacang Garuda U-14 akan diuji kemampuan adaptasinya dengan kembali bermain di lapangan ukuran besar. Pada empat laga awal musim ini, laga bergulir di lapangan kecil.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Bek SSB Matador Mekarsari, Muhammad Syahril Khoerun Nazar (kanan), berebut bola dengan gelandang SSB Bintang Ragunan, Muhammad Rafli, pada laga pekan keempat Liga Kompas Kacang Garuda U-14 di Lapangan Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (13/10/2019). Matador Mekarsari mengalahkan Bintang Ragunan, 2-1. Liga Kompas pekan kelima akan bergulir di lapangan GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (20/10/2019).
JAKARTA, KOMPAS - Kompetisi Liga Kompas Kacang Garuda U-14 musim 2019-2020 akan kembali menggunakan lapangan GOR Ciracas, Jakarta Timur, mulai pekan kelima, Minggu (20/10/2019). Perpindahan lokasi dari Lapangan Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ), Tangerang Selatan, ke GOR Ciracas ini, bakal menguji kemampuan adaptasi pemain dengan perbedaan ukuran lapangan.
Dalam empat pekan pertama musim ini, kompetisi telah digelar di Lapangan UMJ, yang memiliki ukuran lapangan sedikit lebih kecil dibandingkan ukuran lapangan sepak bola standar seperti di Ciracas. Pola permainan tim-tim peserta pun ikut berubah.
Di Lapangan UMJ, para pemain memiliki area yang lebih terbatas untuk mengeksplorasi kemampuannya. Seorang pemain bakal kesulitan untuk membawa bola terlalu lama karena jarak dengan lawan terlalu dekat. Dalam situasi ini, pemain dituntut untuk berpikir cepat dan memaksimalkan kemampuan menggiring bola untuk bisa bertahan.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Bek SSB Intan Soccer Cipta Cendikia Ridho Adi Nugraha (kiri) berebut bola dengan striker SSB Pelita Jaya Malik Nirwan Alvandra (kanan) dalam laga pekan keempat Liga Kompas Kacang Garuda U-14 di Lapangan Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (13/10/2019). Intan Soccer Cipta Cendikia mengalahkan Pelita Jaya dengan skor 3-0. Pada laga pekan kelima Liga Kompas, Intan Soccer akan melawan juara bertahan Bina Taruna di lapangan GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (20/10/2019).
Pelatih Buperta Cibubur, Jumhari, Sabtu (19/10/2019), mengatakan bahwa kemampuan pemain dalam menggocek bola bisa lebih cepat berkembang dalam lapangan kecil. Apalagi kondisi rumput di UMJ cukup bagus. Namun, dari sisi permainan kolektif, masih banyak kelemahan. “Umpan panjang sulit dilakukan dan tim tidak bisa membangun serangan dengan baik. Keindahan dalam bermain bola tidak muncul,” ujarnya.
Para pemain, terutama kiper, harus bisa mengendalikan kekuatan tendangannya. Kiper sering kali menendang terlalu kuat sehingga bola langsung bisa ditangkap kiper lawan. Bola juga terlalu sering keluar lapangan dan membuat ritme permainan terputus.
“Dalam hal bertahan, para pemain juga menjadi ragu-ragu untuk menekel lawan,” kata pelatih Big Stars Babek FA, Bonni Safrudin Wijaya. Apabila berhasil mendapatkan bola, tim juga kesulitan untuk menyerang balik.
Pelatih Bina Taruna, Izak Jeffry Dodi Sahetapy, mengungkapkan timnya tidak terbiasa bermain di lapangan kecil, dan kemudian menyebabkan para pemain kehilangan kreativitas. “Sulit untuk mengatur posisi pemain dan kami harus beradaptasi dengan lapangan kecil,” katanya.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Striker SSB Intan Soccer Cipta Cendikia Muhammad Faldy Hafiz Janitra (kanan) menyundul bola ke arah gawang SSB Pelita Jaya dalam tekanan bek Rama Gilang Saputra (kiri) dalam laga pekan keempat Liga Kompas Kacang Garuda U-14 di Lapangan Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (13/10/2019). Intan Soccer Cipta Cendikia mengalahkan Pelita Jaya dengan skor 3-0. Pada laga pekan kelima Liga Kompas, Intan Soccer akan melawan juara bertahan Bina Taruna di lapangan GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (20/10/2019).
Pada pekan keempat, Minggu (13/10/2019), Bina Taruna yang merupakan juara bertahan musim lalu ditahan imbang Siaga Pratama 0-0. Tren kemenangan beruntun mereka terhenti pada laga itu. Kini para pemain Bina Taruna ditantang untuk beradaptasi lagi dengan lapangan yang lebih besar di Ciracas untuk menghadapi tim yang paling produktif saat ini, Intan Soccer Cipta Cendikia.
Dalam empat laga yang sudah dijalani, Intan Soccer Cipta Cendikia sudah mengoleksi 13 gol dan baru kebobolan empat gol. Laga kontra Bina Taruna di lapangan berbeda akan menjadi pembuktian bagi mereka sebagai tim yang konsisten dan tajam.
Menanggapi keluhan
Keluhan terkait ukuran lapangan dari hampir semua pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB) yang dirasakan dalam empat pekan awal musim ini membuat manajemen Liga Kompas Kacang Garuda U-14 bernegosiasi ulang untuk kembali menggunakan GOR Ciracas. Pada musim lalu, kompetisi bisa bergulir secara penuh di lokasi tersebut.
Sebelum kompetisi musim ini berlangsung, GOR Ciracas telah direnovasi dan manajemen Liga Kompas Kacang Garuda U-14 mendapat informasi tidak akurat, bahwa lapangan tersebut tidak bisa digunakan untuk delapan laga dalam sehari. Oleh karena itu, kompetisi terpaksa dipindah ke Lapangan UMJ.
Namun, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta Ahmad Firdaus membantah ada larangan seperti itu. Lagipula, lapangan digunakan untuk kompetisi usia remaja yang sangat penting untuk pengembangan masa depan sepak bola Tanah Air. “Lebih baik kondisi lapangan rusak karena dipakai dari pada rusak karena tidak dipakai,” kata Firdaus.