Situasi keamanan di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, berangsur membaik setelah keributan dua kelompok pemuda yang berujung pembakaran pelabuhan kelotok oleh massa, Rabu lalu.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Situasi keamanan di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, berangsur membaik setelah keributan dua kelompok pemuda yang berujung pembakaran pelabuhan kelotok oleh massa, Rabu lalu. Bupati Penajam Paser Utara dan tokoh adat di Kalimantan Timur bertemu keluarga korban meninggal dan sepakat menjaga perdamaian.
Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Mas’ud mengunjungi rumah keluarga korban penikaman di Desa Muara Toyu, Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser, Kamis (17/10/2019) malam. Turut hadir sejumlah tokoh adat di Kalimantan Timur.
Dalam pertemuan itu terjadi kesepakatan damai dengan dua poin utama. Pertama, seluruh elemen masyarakat mengawal proses hukum penikaman yang menimbulkan satu korban nyawa pada minggu lalu. Kedua, ada denda adat dan ritual bersih kampung.
Toko-toko sudah mulai beroperasi meski masih ada beberapa yang tutup. Ojek pangkalan di sekitar pelabuhan juga sudah beroperasi.
”Mari kita hormati segala keputusan dan semoga semua yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Mari bersama-sama menahan diri dan menghentikan penyebaran berita provokatif di media sosial,” kata Abdul kepada pers, Jumat (18/10/2019).
Ketua Lembaga Adat Paser Penajam Paser Utara Musa yakin kondisi akan berangsur pulih. Dalam pemulihan situasi ini, Musa mengimbau semua kalangan membangun hubungan yang positif. Ia berharap semua orang saling menghargai.
”Mari ciptakan suasana kondusif demi kepentingan bersama. Kita kembalikan suasana kondusif di Penajam Paser Utara,” katanya.
Sementara itu, Pelabuhan Kelotok Penajam Paser Utara masih belum beroperasi karena terjadi kerusakan di jembatan dan loket tiket. Masyarakat yang biasa menggunakan perahu kelotok untuk menyeberang Balikpapan-Penajam Paser Utara beralih ke perahu cepat atau feri di sebelah pelabuhan kelotok. Lokasi pelabuhan ini sekitar 80 kilometer dari Kecamatan Sepaku, calon lokasi ibu kota baru.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Penajam Paser Utara, bangunan yang terbakar 158 unit, termasuk sebuah madrasah ibtidaiyah. Sebanyak 322 keluarga terdampak dan mengungsi. Sebagian besar mengungsi ke rumah keluarga di Balikpapan dan Penajam Paser Utara.
”Sebagian kecil pengungsi ada yang bertahan di sekitar rumah untuk menjaga barang. Ada 29 orang yang mengungsi di Mess Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga,” kata Koordinator Pusat Pengendalian Operasional BPBD Penajam Paser Utara Indiri Amanda.
Indiri mengatakan, berbagai bantuan datang dari banyak pihak dan terus disalurkan kepada korban yang rumahnya terbakar. Selain makanan dan minuman, berbagai peralatan mandi dan pakaian juga disalurkan. Kesehatan para pengungsi juga diperiksa rutin oleh Dinas Kesehatan Penajam Paser Utara.
Tim gabungan BPBD, TNI, dan kepolisian masih melakukan pendataan pengungsi yang tersebar. Sementara bangunan yang terbakar masih dihitung luasannya dan kerugiannya. Puing-puing bangunan yang terbakar juga masih dibersihkan polisi dan TNI. Pemerintah masih membahas bagaimana tempat tinggal untuk para korban kebakaran ini.
Aktivitas ekonomi
Aktivitas ekonomi di sekitar pelabuhan juga berangsur pulih. Toko-toko sudah mulai beroperasi meski masih ada beberapa yang tutup. Ojek pangkalan di sekitar pelabuhan juga sudah beroperasi.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur Komisaris Besar Ade Yaya Suryana mengatakan, polisi saat ini masih fokus untuk memastikan keamanan di sekitar pelabuhan benar-benar normal. Sebanyak 600 personel bantuan Brimob dari Jawa Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan sudah datang ke Kalimantan Timur dan mulai berjaga di banyak titik.
”Semua sudah kondusif. Penjagaan juga dilakukan selama 24 jam bersama TNI agar memberikan kepercayaan kepada masyarakat dan bisa mulai beraktivitas kembali,” kata Ade.
Sementara itu, untuk aksi pembakaran, polisi masih mendalami aksi tersebut. Ade mengatakan, saat ini polisi fokus mengembalikan keadaan menjadi kondusif setelah keributan di pelabuhan. Ia juga mengajak semua kalangan saling percaya dan menjaga perdamaian di Penajam Paser Utara.
Pembakaran itu diduga buntut kericuhan dua kelompok pemuda yang menewaskan satu orang dan melukai satu lainnya dari kelompok yang sama pekan lalu. Keributan dipicu suara knalpot bising. Polisi telah menahan dan memeriksa terduga yang terlibat penikaman dua pemuda di Pantai Nipah-nipah itu. Tiga orang ditahan Polres Penajam Paser Utara untuk diperiksa.