Pemain film Hannah Al Rashid mengaku mesti bisa melembutkan penampilan dan aktingnya untuk film anyar yang dibintanginya, ”Ratu Ilmu Hitam”.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU/DIAN DEWI PURNAMASARI
·3 menit baca
Pemain film Hannah Al Rashid mengaku mesti bisa melembutkan penampilan dan aktingnya untuk film anyar yang dibintanginya, Ratu Ilmu Hitam. Dalam film bergenre horor yang akan tayang pada 7 November ini, Hannah mesti menjadi sosok perempuan yang lembut, terlihat ragu, dan banyak menangis akibat teror ilmu hitam yang menimpanya.
Bagi Hannah, tantangan baru untuk peran di film justru dinikmatinya. Ia tetap total untuk dapat masuk dalam peran yang diakuinya berbeda sama sekali dengan dirinya maupun di film-film sebelumnya. Termasuk di film Gundala yang sudah tayang di bioskop.
”Aku dapat karakter Nadia yang belum pernah aku mainkan. Orang terbiasa melihat aku karakter antagonis gitu, atau di film action. Nah, di karakter Nadia ini bertolak belakang. Aku ditantang untuk memerankan karakter yang soft, yang justru enggak tahu harus ngapain. Ini sebuah tantangan baru, harus men-soft-kan diri. Mataku aja cukup ekspresif, jadi harus lebih lembut lagi,” ujar Hannah, yang datang bersama sejumlah pemain film Ratu Ilmu Hitam ke Redaksi Kompas di Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Hannah punya cara sendiri untuk bisa mendalami karakternya agar emosinya tersambung dengan suasana teror yang menghantuinya. Saat hendak syuting, ia menyendiri ke tempat pojok gelap, seram, dan kotor. Lalu, ia duduk sendiri di lantai dengan headphone yang memperdengarkan lagu-lagu bernada depresi yang akan memancing emosinya. Cara ini jitu untuk membuatnya bisa menangis dan merasa depresi.
”Bahkan, aku dengan talent coordinator punya tiga bahasa isyarat supaya emosi aku untuk masuk dalam dunia yang sangat gelap enggak terputus ketika syuting,” tutur Hannah.
Hannah punya bahasa isyarat dengan tangannya saat butuh minum, headphone, dan handphone.
”Aku memang benar-benar enggak mau keganggu supaya tetap bisa fokus dengan karakter Nadia yang agak depresi yang memang menantang bagiku,” ujar Hannah.
Meskipun serius berakting dengan suasana horor, saat rehat bersama-sama pemeran lain, Hannah justru menikmati suasana yang riang dan penuh canda tawa. Hannah mengaku memerankan suatu karakter bisa membuat depresi dan ia pernah mengalaminya.
”Di sini dibantu banget sama pemeran lain. Saat istirahat dan ada di basecamp, jadi hati-hati dan menciptakan suasana yang sangat riang supaya enggak ada yang kebawa ke dalam karakter yang gelap. Aku merasa dibantu banget, kalau enggak, aku yakin bisa depresi,” ujar Hannah.
Gemar naik ”ojol”
Dalam kesempatan terpisah, Hannah menceritakan pengalamannya naik ojek online. Dia ternyata lebih memilih ojek online dan transportasi massal untuk beraktivitas sehari-hari. Ia merasa dapat menghemat waktu dengan menghindari kemacetan panjang di jalan raya.
Dengan hadirnya transportasi massal seperti MRT Jakarta, ia pun merasa terbantu. ”Aku setiap hari naik ojek online. Kalau lagi harus ke Sudirman atau Blok M, ya naik MRT,” ujar Hannah saat peluncuran layanan terbaru Gojek, Selasa (15/10/2019).
Hannah yang sedang mempersiapkan film terbarunya, Ratu Ilmu Hitam, itu berpendapat, dengan naik ojol, produktivitasnya lebih meningkat. Ia bisa menjalani beberapa rapat dalam satu hari. Sementara jika naik mobil, ia harus membatasi rapat di satu lokasi saja.
”Naik MRT dan ojol bisa ke mana aja mulai dari pusat ke selatan. Hari-hari aku jadi lebih produktif,” kata Hannah.
Hidup di Inggris saat masih remaja juga mengajarkan dia untuk menggunakan transportasi publik untuk beraktivitas. Dari kebiasannya itu, memiliki mobil tidak menjadi keharusan buatnya. Ia justru berharap Pemerintah Indonesia dapat terus meningkatkan pelayanan transportasi publik agar bisa menjadi andalan warga. (*)