Titik Api Meluas di Papua
Kebakaran lahan masih terjadi. Titik api dan titik panas meningkat di sejumlah wilayah. Buruknya kualitas udara membuat sekolah di Palembang dan Jambi masih diliburkan.
JAYAPURA, KOMPAS Kebakaran lahan di Kabupaten Merauke, Papua, meluas. Pantauan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura, pada Rabu (16/10/2019) mencapai 62 titik api. Padahal, sebelumnya hanya 53 titik api.
Titik api itu menyebar di Distrik Animha, Ilwayab, Kaptel, Kimaam, Kurik, Malind, Merauke, Muting, Naukenjerai, Okaba, Sota, Tabonji, Tanah Miring, Tubang, dan Waan.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal, Rabu sore, di Jayapura, mengatakan akan menyelidiki masalah kebakaran lahan di Merauke. Bahkan, setiap bintara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat telah diinstruksikan untuk meninjau titik api yang tersebar di belasan distrik tersebut. ”Mereka juga berperan untuk mengimbau warga agar tidak membakar lahan kering secara sembarangan,” ujar Ahmad.
Komandan Korem 174/Anim Ti Waninggap Merauke Brigadir Jenderal Agus Abdurrauf menyatakan telah menginstruksikan prajurit TNI di lapangan untuk terus memantau dan memeriksa titik api. ”Kami berupaya untuk mencegah kebakaran lahan agar tak makin meluas,” katanya.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili saat ditemui di Jayapura mengatakan, ”Terdapat dua kemungkinan penyebab titik api, musim panas yang ekstrem dan warga yang membuka ladang dengan membakar lahan.”
Pantauan BBMKG Wilayah V Jayapura, wilayah selatan Papua, seperti Merauke, Boven Digoel, Mappi, dan Asmat, dilanda kekeringan ekstrem. ”Curah hujan Merauke sangat rendah. Di Distrik Okaba tidak turun hujan dua bulan ini,” kata Petrus. Data BBMKG Wilayah V Jayapura tahun 2015-2018 menunjukkan, terdapat 500-1.000 titik api di Merauke dan sekitarnya tiap tahun.
Bandara tertutup asap
Kabut asap tebal yang menutupi Bandara Sultan Thaha di Kota Jambi, Provinsi Jambi, membuat sejumlah penerbangan tidak dapat mendarat dan terpaksa kembali ke Jakarta.
Manajer Eksekutif Bandar Udara Sultan Thaha, Jambi, Hendra Irawan mengatakan, jarak pandang di sekitar bandara 300 meter pada Rabu pagi. ”Pesawat GA 130 sempat berputar-putar di atas bandara. Akhirnya memutuskan kembali ke Jakarta,” ujarnya.
Akibat asap tebal, sejumlah sekolah di Kota Jambi memutuskan meliburkan siswanya. Hal itu disampaikan lewat pesan Whatsapp pada Rabu pukul 06.30. ”Semua siswa diliburkan. Akan ada tugas dari wali kelas untuk dikerjakan anak di rumah,” kata Resty, seorang guru sekolah dasar.
Data indeks standar pencemar udara yang diolah Pemkot Jambi menunjukkan, partikel debu PM 2,5 pada pukul 07.00 mencapai 1.360 mikrogram per meter kubik, jauh melampaui ambang batas dan berbahaya untuk kesehatan.
Di Jambi, bantuan dari Dana Kemanusiaan Kompas berupa 7.000 masker medis dan N95, 4.000 botol susu, 400 tabung oksigen, dan 400 kacamata anti-asap disalurkan, Rabu. Demikian juga bantuan bagi pasukan pemadam kebakaran, baik Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, maupun TNI di lokasi kebakaran.
Komandan Satuan Tugas Karhutla Provinsi Jambi Kolonel Arh Elphis Rudy mengatakan, upaya modifikasi cuaca dilakukan pesawat CN-295 A-2901 di wilayah Jambi bagian timur dan tenggara, Rabu siang. Jelang sore, hujan mulai turun di sejumlah wilayah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Muaro Jambi.
Menurut citra Landsat, sebaran kebakaran di Jambi hingga pertengahan Oktober mencapai 126.203 hektar. Luasnya meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dua pekan sebelumnya, 47.000 hektar. Sementara itu, Pemkot Palembang memutuskan memperpanjang libur sekolah hingga Jumat (18/10). Siswa kembali masuk sekolah saat kualitas udara membaik. Hal itu dikatakan Kepala Bidang Sekolah Menengah Pertama Dinas Pendidikan Kota Palembang Herman Wijaya, Rabu.
Penyebabnya, hasil pengukuran BMKG, kualitas udara di Palembang masih sangat tidak sehat hingga berbahaya. Nilai PM 10 pada pukul 09.00 mencapai 506.96 mikrogram per meter kubik. Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumsel Ansori mengatakan, jumlah titik panas di Sumsel 776 titik. Jumlah terbanyak di Ogan Komering Ilir, 434 titik panas. Tujuh helikopter bom air dikerahkan di Muara Enim, Ogan Ilir, dan Ogan Komering Ilir.
Cabut izin
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menginstruksikan semua bupati dan wali kota di Sumsel segera menginventarisasi izin lingkungan perusahaan perkebunan dan hutan tanaman industri. Tujuannya, untuk mengetahui adanya penyimpangan atau pelanggaran. Jika ada pelanggaran, pencabutan izin bisa dilakukan tanpa melalui proses pengadilan.
Hal itu sebagai sanksi kepada perusahaan yang melanggar klausul dalam perizinan yang disepakati, termasuk menjaga kawasannya dari potensi kebakaran. (FLO/ITA/RAM)