Di usianya yang baru 18 tahun, Ari Irham telah meniti karier di tiga bidang berbeda, yakni dunia musik, penulisan buku, dan film.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
Ari Irham hendak mencicipi segala bentuk pengalaman yang kelak diharapnya dapat membentuk citra Ari sebagai seniman serba bisa. Di usianya yang baru 18 tahun, ia telah meniti karier di tiga bidang berbeda, yakni dunia musik, penulisan buku, dan film.
Ari lahir dari keluarga yang rata-rata bekerja sebagai pegawai negeri dan tenaga pendidik. Alih-alih terbawa arus, ia justru tidak tertarik menjadi pegawai. Ari malah kepincut dengan musik elektronik dan bercita-cita mampu memproduksi musik tersebut.
”Suatu waktu saat umur aku masih 12 tahun, saudara aku kasih aku dengar lagu Tiesto yang judulnya ’Paradise’. Aku langsung jatuh cinta,” ucap Ari saat berkunjung ke Redaksi Kompas bersama sejumlah pemain Ratu Ilmu Hitam di Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Ketertarikannya tak berlangsung sesaat. Pemeran Mas Kulin dalam film Terlalu Tampan itu langsung mengutarakan niatnya menjadi disc jockey (DJ) kepada sang ayah. Beruntung, niat ini disambut baik kedua orangtuanya. ”Aku langsung minta belajar, akhirnya les selama tiga minggu lalu beli alat sendiri dan mencoba produksi musik,” ceritanya.
Ari baru mulai berani tampil di depan umum tahun 2014. Uniknya, ia tidak tampil di bar atau klub layaknya DJ lainnya. Ari memilih tampil di acara festival-festival yang aman di mata orangtuanya seperti festival kuliner. ”Di Bandung itu ada namanya Asia Afrika Culinary Night, setiap malam minggu ada acara dan kebetulan papa aku punya tempat di situ. Akhirnya, aku buat stan DJ di sana, lalu mulai dikenal sebagai DJ,” kata Ari.
Kehidupan Ari sebagai seorang DJ muda yang kerap bergulat dengan stigma negatif tentang profesinya ini hendak ia tuangkan dalam sebuah buku. Berhubung tidak memiliki dasar menulis novel sama sekali, ia pun bekerja sama dengan penulis Tisa TS untuk memproduksi novel pertamanya bertajuk The Diary of Ari Irham pada tahun 2016.
Proses ini membuatnya banyak belajar soal dunia penulisan. Pria kelahiran 2001 ini akhirnya memberanikan diri untuk menulis sebuah novel fiksi remaja bertajuk After Met You. Di buku keduanya yang rilis tahun 2017, ia berkolaborasi dengan penulis Dwitasari.
Proyek buku keduanya itu disambut baik oleh masyarakat. Hal tersebut membuat cerita After Met You diangkat ke layar lebar setahun setelah perilisan bukunya. Tertarik dengan paras Ari, tim produksi mengajaknya untuk bermain dalam film adaptasi itu.
Titel pemain film makin lekat pada diri Ari ketika ia memainkan peran sentral dalam film Terlalu Tampan. Ia mulai merasakan nikmatnya mengeksplorasi sebuah karakter ketika menjadi pemain film. Hal ini yang membuatnya terus menerima tawaran-tawaran film dengan karakter menantang.
Tahun ini, Ari menjajal berperan dalam sebuah film genre horor, Ratu Ilmu Hitam. Ia merasakan pengalaman dan eksplorasi teknik berakting yang lebih ketika hendak memerankan karakter Sandi dalam film besutan Kimo Stamboel tersebut.
”Ada banyak teknik yang baru buat aku, contohnya kayak pakai sling dan berimajinasi lebih kuat. Kan banyak hal menyeramkannya nanti baru muncul utuh ketika proses editing, jadi kita harus bayangin sendiri,” ujarnya.
Anak band
Meski telah menerima beberapa tawaran peran di beberapa film, Ari tetap tidak melupakan dunia musik. Ia mengungkapkan rencananya untuk menjajal pengalaman menjadi anak band di tahun mendatang.
”Ke depan, aku mau nge-band. Target rilis albumnya, sih, masih tahun depan. Konsepnya masih enggak jauh dari musik elektronik, sekitar synwave-lah,” cerita Ari.
Untuk menyeimbangkan kehidupannya sebagai seorang aktor dan persiapan album band terbarunya, ia harus cerdik menyusun jadwal agar semuanya berjalan secara efektif. Ari yang masih akan sibuk dengan promo filmnya dalam dua bulan ke depan memutuskan untuk baru mulai menggarap musik untuk bandnya di bulan Desember. ”Teman-teman satu band-ku pengertian, kita rembukan lalu akhirnya janjian di bulan Desember baru menggarap album kita. Nama pun kami belum punya, ha-ha-ha,” pungkasnya.
Ari mengaku bersemangat bisa berkarier dalam dunia musik lewat format band. Bagi dia, format band mampu mengolaborasikan musikalitas dari banyak orang sehingga memiliki musik yang lebih kaya. ”Sesama anggota band aku itu banyak yang usianya lebih tua, kami juga ngerasa genre synwave belum banyak. Jadi optimistis dan semangat mengerjakannya,” tutur penggemar Reza Rahadian itu.
Pintu demi pintu terbuka kala Ari tak pernah ragu mencoba hal-hal baru dalam hidupnya. Musik membawanya ke dunia penulisan buku. Kemudian, narasi kisahnya dalam sebuah buku membawanya pada dunia keaktoran. Semuanya ia dapat ketika ia melawan ragu tak berbatas dalam diri seorang anak muda. (*)