JAYAPURA, KOMPAS— Di tengah pengamanan polisi dan tentara di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pascakerusuhan 23 September lalu, seorang warga tewas diserang dua orang tak dikenal di daerah Wouma, Sabtu (12/10/2019), pukul 15.20 WIT. Aparat memandang serius kejadian itu dan merespons dengan menyatakan siap mendirikan 31 pos polisi.
Pos-pos baru itu akan didirikan di sejumlah lokasi yang dinilai rawan. ”Sebanyak 30 personel pasukan akan ada di setiap pos. Pos ini khususnya di daerah yang rawan gangguan keamanan,” kata Kapolres Jayawijaya Ajun Komisaris Besar Tonny Ananda yang dihubungi dari Jayapura, Minggu.
Rencana pendirian pos-pos polisi itu didukung Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, yang antara lain menyiapkan anggaran pembangunan. Bupati Jayawijaya John Richard Banua mengatakan, pos polisi itu untuk melindungi warga. ”Kami akan terus berkoordinasi dengan aparat keamanan, tokoh masyarakat, dan tokoh gereja agar insiden ini tidak terulang,” kata John.
Penuturan polisi, dua orang tak dikenal menyerang Deri Datu Padang (30) dan Bunga Simon (38) yang berboncengan. Mereka beriringan dengan empat teman lain setelah memperbaiki kamar mandi salah satu gereja di Distrik Wouma. Di tengah jalan pulang, dua orang menyerang menggunakan pisau saat melewati Jembatan Wouma. Deri dan Simon jatuh dari sepeda motor, sedangkan pelaku melarikan diri.
Deri dengan luka tikam di perut sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Wamena untuk mendapatkan pelayanan medis. Namun, tak tertolong. Ia meninggal pukul 16.50 WIT.
Warga waswas
Dihubungi terpisah, Entis Sutisna, Ketua Paguyuban Masyarakat Sunda di Wamena, mengatakan, warga waswas setelah peristiwa penikaman di Wouma. Warga perantauan bersama warga Wamena meningkatkan kewaspadaan dengan berjaga-jaga di kompleks perumahan pada malam hari.
Hingga kemarin, gelombang pengungsi yang kembali ke Wamena terus bertambah seiring pulihnya keamanan kota pascakerusuhan yang menewaskan 31 orang dan menghanguskan ratusan rumah serta bangunan fasilitas publik.
Dalam rilis Polda Papua, Kapolda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw mengatakan, penyerangan di Wouma itu menjadi evaluasi polisi. Polda Papua bersama Polres Jayawijaya siap memulihkan situasi keamanan melalui upaya hukum tegas dan sesuai prosedur. Ia mengimbau warga tidak main hakim sendiri karena bisa memicu konflik baru.
Paulus menegaskan, tak ada lagi konsep-konsep pengamanan Wamena. Pihaknya akan meningkatkan patroli pasukan dalam jumlah besar, menyiapkan pos pengamanan di daerah rawan gangguan keamanan, dan razia senjata tajam.
Panglima Komando Daerah Militer XVII Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Herman Asaribab yang berada di Wamena bersama Kapolda Papua mengatakan, tak ada lagi upaya preventif menghadapi pengacau keamanan. Tentara akan menggunakan upaya represif demi rasa aman di Wamena.
Di Jakarta, suara persaudaraan Papua terus digaungkan, di antaranya melalui Solidaritas Masyarakat Papua dan Penggalangan Dana Sosial bertajuk ”Kitorang Basodara” yang mengumpulkan dana Rp 1,5 miliar. Kegiatan itu atas kerja sama Ikatan Alumni ITS, Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada, dan Ikatan Alumni Universitas Cenderawasih.
Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani mengatakan, seusai kegiatan itu, gubernur dan bupati di Tanah Papua akan bertemu Menteri Perhubungan membahas pembangunan fasilitas transportasi di seluruh Papua. (FLO/PDS)