KFC Menggandeng Desainer Muda Dukung Pengelolaan Sampah
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Dunia gaya hidup anak muda yang dekat dengan sneakers dan street wear kini juga dibidik KFC, yang dikenal sebagai restoran cepat saji. Sebanyak empat desainer muda Indonesia digandeng KFC untuk menghadirkan koleksi eksklusif merayakan 40 tahun perjalanan bisnisnya. Hasil penjualan dari koleksi ekslusif ini bakal disumbangkan guna mendukung aksi dan kampanye pelestarian lingkungan, terutama mengatasi masalah sampah di wilayah pesisir.
Adapun, kolaborasi KFC untuk pertama kalinya di dunia mode yakni dengan Never Too Lavish, Argyle & Oxford, Evil Fact, dan Sandalboyz. Dengan menggandeng desainer muda Indonesia, perusahaan itu ingin selalu melibatkan anak-anak muda dalam program mereka.
General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia Tbk Hendra Yuniarto, di Jakarta, akhir pekan lalu, menjelaskan peluncuran koleksi eksklusif ini bertepatan dengan HUT KFC Indonesia ke-40 pada Oktober 2019. Koleksi sneakers dan street wear yang dibuat para desainer muda mulai dari sneakers, jaket, kaos, topi, hingga sandal.
Seluruh koleksi street wear dan sneaker dari keempat perancang akan hadir dan dipamerkan di ajang Jakarta Fashion Week tanggal 19 Oktober mendatang. Sneakers garapan Never Too Lavish akan ditawarkan melalui lelang, sementara rancangan Argyle & Oxford dan Evil Fact akan ditawarkan terbatas di Fashionlink Showroom & Market, The Hall Senayan City lantai 8 pada 21-25 Oktober 2019. Sedangkan, koleksi sandal dan pakaian desain khusus karya Sandalboyz bisa didapatkan mulai November 2019 di pop-up store KFC Kemang.
“Untuk launching apparel yang pertama kali ini, kami memilih anak muda yang membangun merek merek mereka sendiri. Ini sama seperti yang dilakukan Colonel Sanders, pendiri KFC, yang berjuang membangun mereknya sendiri,” ujar Hendra.
Bernhard Suryaningrat dari never Too Lavish (NTL) mengatakan kolaborasi ini menantang. “Kami berupaya membuat sneaker custom yang memindahkan produk makanan jadi sneaker, namun dengan desain yang menarik, supaya ornag mau beli dan pakai. Ini kolaborasi yang menarik,”ujar Bernhard.
Bernhard mengatakan NTL akan melelang beberapa sneakers dengan desain eksklusif, yang akan ditawarkan di Instagram @nevertoolavish. NTL yang sudah tidak asing lagi dengan karya-karya custom hand-painted sneakers menonjolkan ikon Colonel Sanders dan slogan Jagonya Ayam di sepatu dengan warna dasar putih dan sentuhan warna merah. NTL akan menghadirkan enam desain eksklusif dan akan dilelang di Instagram @nevertoolavish mulai Jumat 11 Oktober -18 Oktober 2019.
Sementara itu, ketiga perancang lainnya Argyle & Oxford, Evil Fact, dan Sandalboyz menghadirkan serangkaian koleksi streetwear, sandal, serta asesoris yang dituangkan dalam gaya masing-masing. Argyle & Oxford, merek pakaian ready-to-wear asal tanah air yang telah berdiri sejak tahun 2010. Dua sahabat Velda Anabela dan Rebecca Billina menghadirkan desain yang diinspirasi dari kisah Colonel Sanders, dengan resep rahasianya, sehingga muncullah fried pride di hampir semua desain, antara lain hoodie, kaos, kemeja, dan kaos kaki.
Perancang muda lainnya adalah Leurensius Teguh Pramono dengan mereknya Evil Fact. Merek pakaian lokal asal Bandung yang didirikan pada tahun 2003 ini menggabungkan estetika karakter Evil dengan logo Colonel Sanders serta menyatukan juga palet warna merah, putih dengan warna Evil yang hitam.
Sementara Sandalboyz, merek alas kaki Amerika yang didirikan oleh seorang pemuda asal Indonesia Andrew Dharmosetio, tak hanya eksis di pasar domestik namun juga telah merambah pasar internasional. Andrew menghadirkan dua desain sandal Sandalboyz yang unik, yang biasanya dipadupadankan dengan kaos kaki, dan beberapa desain hoodie dan tshirt. Sandalboyz memilih bucket KFC sebagai inspirasi, untuk menggambarkan kebersamaan dalam keluarga dan komunitas.
“Seluruh hasil lelang sneakers dan penjualan streetwear akan diserahkan kepada Divers Clean Action yang akan mengelola sejumlah kegiatan edukasi ke masyarakat soal pelestarian lingkungan,” jelas Hendra.
Switenia Puspa Lestari, Inisiator Divers Clean Action (DCA), menyambut baik dukungan KFC untuk kampanye pengelolaan sampah, khususnya untuk mengatasi sampah di laut. Komunitas DCA memiliki relawan anak-anak muda di 34 provinsi yang bergiat di isu dan aksi pengelolaan samaph di daerah masing-masing.
“Dukungan lewat penggalangan dana ini akan dilakukan di 10 wilayah pesisir. Di tiap desa nantinya akan diedukasi 150 kepala keluarga dam 100 siswa. Tiap desa ditargetkan bisa membina 300 orang yang selama enam bulan didampingi untuk memilah sampah dan mendaur ulang sampah,” jelas Switenia.