Leo Rolly Carnando menjalani misi ganda di final Kejuaraan Dunia Yunior Bulu Tangkis. Dia akan berjuang meraih gelar juara ganda putri bersama Indah Cahya Sari Jamil, dan meraih juara ganda putra bersama Daniel Marthin.
Oleh
Agung Setyahadi
·3 menit baca
KAZAN SABTU - Ganda campuran Leo Rolly Carnando/Indah Cahya Sari Jamil, tinggal selangkah lagi untuk mempertahankan gelar juara dunia yunior. Namun, Leo/Indah dituntut tidak telat panas dan fokus, pada partai final melawan wakil China unggulan kedua, Feng Yan Zhe/Lin Fang Ling, di Kazan Gymnastics Center, Rusia, Minggu (13/10/2019) ini. Laga final ini merupakan ulangan partai puncak Kejuaraan Asia Yunior di Suzhou, China, 28 Juli lalu.
Leo menjalani misi ganda di Kazan, karena dia juga tampil di final ganda putra berpasangan dengan Daniel Marthin. Leo/Daniel bertemu lawan yang mereka kalahkan di final Kejuaraan Asia Yunior, Di Zi Jian/Wang Chang (China).
Laga ganda campuran di Kejuaraan Asia Yunior bisa menjadi gambaran final di kejuaraan dunia. Tiga bulan lalu, Leo/Indah dipaksa bermain selama 79 menit untuk menang 16-21, 22-20, 22-20. Kala itu, Leo/Indah telat panas hingga tertinggal 0-7 dan kemudian kalah 16-21 di gim pertama.
Namun, Leo/Indah yang tahun depan akan naik kelas ke senior, menunjukan kekuatan mentalnya. Di gim kedua, mereka bangkit, padahal sudah tertinggal 18-20. Pada gim penentuan, Leo/Indah unggul 15-9, kemudian disamakan oleh Feng/Lin menjadi 15-15. Leo/Indah kembali unggul 20-19, sebelum disamakan 20-20, dan akhirnya menang 21-20.
Selain mengantisipasi tidak telat panas, Leo/Indah juga perlu menjaga konsentrasi di setiap perebutan poin. Masalah konsentrasi muncul pada semifinal kejuaraan Dunia Yunior, Sabtu (12/10/2019), saat Leo/Indah melawan wakil China unggulan keempat, Jiang Zhen Bang/Li Yi Jing. Kemenangan 23-21, 12-21, 21-19 diraih dengan perjuangan keras.
Di gim pertama, Leo/Indah kehilangan konsentrasi dan ketenangan saat unggul 19-10, sehingga Jiang/Li bisa meraih tujuh poin beruntun. Bahkan, Jiang/Li menyamakan poin 20-20. Itu terulang di gim ketiga, saat unggul 15-12, Leo/Indah justru balik diungguli lawan 16-17 dan tertinggal hingga 17-19. Leo/Indah akhirnya menang dengan empat poin beruntun.
”Tadi coba untuk fokus. Kami juga coba memperlambat tempo permainan. Kunci utama kemenangan kami hari ini adalah sabar, jangan buru-buru mematikan lawan,” ujar Indah dikutip dari laman resmi PP PBSI.
Laga semifinal ini menjadi pelajaran bagi Leo/Indah sebelum bertemu Feng/Lin di final. Dalam empat pertemuan sebelumnya, Leo/Indah unggul 3-1. ”Kami sudah sering ketemu, harus lebih yakin, jangan ragu-ragu,” jawab Leo terkait laga final.
Ganda putri
Ganda putri Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi juga melaju ke final, untuk bertemu Lin Fang Ling/Zhou Xin Ru (China). Sedangkan tunggal putra Yonathan Ramlie dihentikan unggulan pertama asal Thailand Kunlavut Vitidsarn.
Di semifinal, Febriana/Amalia menumbangkan unggulan kedua dari China, Li Yi Jing/Luo Xu Min, dengan skor 21-17, 23-21. Perjuangan pantang menyerah diperlihatkan Febriana/Amalia dalam laga selama 52 menit itu. Sempat tertinggal 9-14 di gim kedua, Febriana/Amalia menyamakan kedudukan menjadi 15-15. Febriana/Amalia juga sempat tertinggal 20-21, tetapi mampu kembali menyamakan kedudukan menjadi 21-21. Tampil lepas dan berani menekan di dua poin krusial, Febriana/Amalia akhirnya merebut gim kedua sekaligus memastikan tiket final dalam genggaman.
"Hari ini kami mainnya banyak bola-bola drive, kalau reli nanti lawannya malah senang. Misalnya bola depan, kami selalu kasih tekanan lebih di pukulannya. Kami sudah mempelajari main mereka dan hafal pergerakan mereka," kata Febriana di laman PP PBSI.
"Kami seneng banget bisa ke final, terharu. Tapi masih ada tugas, harus lebih semangat lagi di final," ujar Amalia.