Inspirasi Si Buah Hati
Di tengah sunyinya penciptaan lagu baru anak-anak Indonesia, Chitra Astriana (31) dan Yon Hardiyan Tanto (31) menangkap peluang untuk mengisi kekosongan itu. Dengan jeli, mereka membuat kanal lagu anak-anak di Youtube dan meraih Gold Play Button Award, sebutan bagi pemilik sejuta ”subscriber”.
Saat ini, kanal Youtube Lagu Anak Indonesia Balita yang diciptakan oleh pasangan suami-istri ini memiliki 2,7 juta subscriber.
Sejak pertama dipublikasikan pada 2016, konten video Balita sudah ditonton lebih dari 1 miliar kali. Setahun setelah dipublikasikan, mereka bisa memperoleh penghasilan dari Youtube dari sejak memiliki 50.000 subscriber.
”Di awal enggak kebayang bakal kayak gini. Terjadinya lebih cepat dari yang kita bayangin. Mimpinya gede, tapi enggak expect kalau secepat ini,” kata Chitra didampingi sang suami dan putri semata wayangnya saat ditemui di Menara Kompas di Jakarta, Sabtu (28/9/2019).
Chitra punya kepribadian yang diibaratkannya seperti api, sedangkan Yon lebih tenang tanpa gejolak, ternyata menjadi kombinasi yang sangat pas dan saling melengkapi dalam membangun Balita. ”Di titik sekarang berhenti bukan opsi. Selalu ada yang harus dikejar. Kayak lari terus. Kata Yon, energi dia enggak sebanyak saya. Kita saling melengkapi dan saling mengubah,” tambah Chitra.
Ketika pertama kali membangun kanal Youtube tersebut, mereka mengaransemen ulang lagu-lagu anak lama yang sudah akrab di telinga. Namun, saat ini sudah ada lebih dari 70 lagu orisinal yang diciptakan oleh Chitra dan Yon.
Proses penciptaan karya-karya lagu mereka sebenarnya sangat sederhana. Ketika bermain dengan putri balita mereka, Kirana—akrab disapa Nana—beragam ide pembuatan lagu muncul. Inspirasi konten lagunya selalu datang dari refleksi bermain bersama Nana. Seperti ketika Nana pertama kali mencecap buah jeruk yang rasanya asam, tapi manis. Lalu, lahirlah lagu dengan judul ”Jeruk.”
Bermain bagi anak-anak memang jadi bagian penting dari proses belajar. Lewat lagu, ada pesan supaya orangtua mendampingi anak-anak untuk bereksplorasi benda-benda ketika bermain. Lalu, lahir banyak lagu tentang rutinitas keseharian nan sederhana. Ada lagu tentang permainan bola, potty
training, hingga cara pakai
baju.
”Kelihatannya remeh, tapi ini sesuatu yang baru buat anak sehingga banyak yang bisa dibahas. Dari mata anak kecil, yang remeh ini capaian buat anak. Anak kecil itu drive-nya senang. Kalau senang ya dilakukan,” tambah Chitra.
Kerja keras
Salah satu lagu orisinal yang diciptakan kanal Balita berjudul ”Ikan” ditonton lebih dari 21 juta kali. Lagu terpopulernya merupakan aransemen ulang dari lagu ”Pok Ame Ame” yang ditonton lebih dari 68 juta kali. ”Kita ndengerin lagu zaman sekarang juga. Elemennya dipakai agar kekinian,” tambah Yon.
Tak hanya berbahasa Indonesia, Balita juga didesain sangat lokal sesuai karakter orang Indonesia. ”Tapi juga enggak berarti orang Indonesia yang menutup diri dari perkembangan global. Orang Indonesia yang mau berkembanglah, bersaing di industri global,” kata Yon.
Kanal Balita ini memiliki tiga karakter, yaitu Baba si gajah sumatera, Lili si nuri dari Indonesia timur, dan Tata si orangutan. Elemen visual dari karakter ini dibuat sangat berwarna sehingga menarik bagi anak balita.
Keragaman warna juga menjadi simbol perbedaan kepribadian dari si Baba, Lili, dan Tata. Anak-anak sekaligus bisa mengidentifikasi diri dengan karakter Balita. Mereka bisa menemukan dirinya dalam karakter Baba, Lili, atau Tata.
Chitra dan Yon berkomitmen bahwa setiap Sabtu harus ada lagu anak baru yang diluncurkan. Oleh karenanya, tak ada waktu untuk berhenti mencipta konten bagi Balita. Chitra biasanya terlibat dalam pembuatan tentang tema lagu dan liriknya. Sesekali, ia menyumbang nada. Pekerjaan selanjutnya seperti aransemen musik dilakukan oleh Yon.
Animasi video, yang dulu dikerjakan Yon sendiri, kini dikerjakan oleh tujuh anggota tim di Solar Studio yang juga didirikan oleh Chitra dan Yon. Suara lucu dari tokoh animasi di lagu tersebut diisi sendiri oleh Chitra dan Yon secara bergantian. Dengan bantuan kecanggihan teknologi, pitch atau tinggi rendah nada bisa diatur sehingga suara Chitra ataupun Yon bisa terdengar serupa suara kanak-kanak.
”Kita kayak pabrik. Sabtu Minggu sambil main sama anak, sudah ada bayangan akan membuat konten apa. Hari Senin mulai ada lirik dan nada. Pada hari Selasa kami mengaransemen musiknya. Rabu saat untuk aset gambar lalu Kamis dan Jumat membuat animasinya. Jumat mula siap-siap untuk upload jam 9 besok paginya,” ujar Chitra.
Sebagai pencipta konten, Chitra maupun Yon memang dituntut terus bekerja keras dan terus berinovasi menciptakan konten kreatif. Mereka berusaha agar Balita tak hanya eksis di Youtube, tapi juga melebar ke platform lain. Sumber pendapatan baru mulai dibangun, antara lain dengan menjual lisensi kerja sama dengan produk keluarga hingga membuat merchandise, seperti produksi boneka Baba, Lili, dan Tata.
Ilmu pengasuhan
Pada Sabtu (12/10), mereka juga meluncurkan website balita.co yang antara lain berisi tentang konten terkurasi yang dekat dengan kebutuhan keluarga. Isinya mulai dari informasi seputar parenting dan perkembangan anak dari pakarnya, resep, lagu anak, hingga meme hiburan bagi orangtua. Orangtua juga bisa saling berbagi pengalaman parenting melalui ruang komunitas di balita.co.
Sebagai orangtua milenial dengan satu anak, Chitra dan Yon memang mencurahkan waktu terbaik untuk pengasuhan Nana. Sejak Nana lahir, mereka memutuskan untuk merawat buah hatinya tanpa bantuan pengasuh. Karenanya, keduanya memahami ilmu pengasuhan orangtua milenial dalam mendidik generasi Alfa yang pasti berbeda dengan cara pengasuhan masa lampau.
Dari kanal Balita di Youtube, Chitra dan Yon memiliki data demografi orangtua yang menjadi subscriber-nya. Penonton kanal mereka kebanyakan adalah perempuan, yaitu sebanyak 57,3 persen. Mereka adalah orangtua milenial berusia antara 25-34 tahun. ”Pengen share dengan orangtua generasi seumuran sama kita,” kata Chitra yang juga akan segera meluncurkan seri buku berisi sembilan judul tentang sembilan kecerdasan majemuk anak.
Yon maupun Chitra mengaku banyak faktor untung ketika membangun kanal Youtube Balita. Mereka mulai membuat konten lagu anak ketika belum banyak kompetitor yang memulainya dalam bahasa Indonesia. Saat membangun kanal itu, Chitra juga sedang mendapat beasiswa master di Inggris sehingga mereka bisa hidup dari beasiswa ketika kanal Youtube belum menghasilkan uang.
Sempat mendapat pekerjaan di perusahaan gim di Manchester, Yon memutuskan pulang ke Tanah Air karena Chitra sedang hamil.
”Antara luck dan pengorbanan. Baru mulai sesuatu dan belum menghasilkan. Kita juga belum tahu ini berhasil atau enggak waktu itu. Kesempatan dan semua keberuntungan jatuh di tempat dan waktu yang pas, ” tambah Chitra.
Ke depan, Chitra dan Yon berkomitmen untuk terus berkarya buat anak-anak Indonesia.
Yon Hardiyan Tan
Lahir: 23 Oktober 1987
Pendidikan: 2005-2010: Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Pengalaman profesional:
- CEO dari rumah produksi animasi Solar Studio (2018-sekarang)
- Game artist at PlayDemand Ltd Manchester (2016-2017)
- Cofounder Balita (2015-sekarang)
- Game desainer di MobileXLabs (2013-2015)
- Independent Game Producer (2013-2016)
- Studio Manager di Dragon Game Studio Bali (2012-2013)
- Game Artist di Little Giant Studio Surabaya (2010-2012)
Chitra Astriana
Lahir: 6 Oktober 1988
Pendidikan:
- S-2 Digital Technology Communication and Education dari University of Manchester (2015-2016)
- S-1 Komunikasi Universitas Airlangga Surabaya (2007-2011)
Pengalaman profesional:
- Cofounder layanan psikologi DearAstrid (2018-sekarang)
- Dosen di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (2018-2019)
- Cofounder Balita (2015-sekarang)
- Kepala sekolah di Tumble Bee Creative School for kids Bali (2013-2015)
- Dosen di STIKI Indonesia Bali (2013-2015)
- Dosen di Wearnes Education Center Bali (2013-2015)