Sistem Lajur 2-1 Tak Otomatis Kurangi Kemacetan di Puncak
Sistem rekayasa lalu lintas 2-1 tidak serta-merta mengurangi kemacetan di jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat. Sistem itu sebagai alternatif rekayasa lalu lintas selain buka tutup yang sudah berlangsung bertahun-tahun.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sistem rekayasa lalu lintas 2-1 tidak serta-merta mengurangi kemacetan di jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat. Sistem itu sebagai alternatif rekayasa lalu lintas selain buka tutup yang sudah berlangsung bertahun-tahun.
Berdasarkan data dari Pemerintah Kabupaten Bogor, setidaknya 19.000 kendaraan melintasi jalur Puncak setiap akhir pekan. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) bersama Kepolisian Resor Bogor dan Pemerintah Kabupaten Bogor mengembangkan sistem 2-1 sebagai solusi jangka pendek penataan transportasi di jalur Puncak.
Kepala BPTJ Bambang Prihartono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (12/10/2019), menyebutkan, daya dukung jalan di kawasan Puncak telah melampaui kapasitas. Hal itu membuat berbagai manajemen rekayasa lalu lintas tidak akan sepenuhnya menghilangkan kemacetan.
”Keberhasilan sistem itu sangat bergantung pada partisipasi publik dan peran serta semua pihak. Masyarakat dari luar kawasan Puncak harus menerima dan memahami jika tetap menemui antrean panjang di jalur Puncak saat pelaksanaan uji coba pada 27 Oktober dan 3 November,” kata Bambang.
Petugas akan memasang spanduk serta membagikan flyer saat uji coba. Bambang melanjutkan, petugas juga menyampaikan teknis sistem 2-1 dan mengingatkan bahwa sistem itu tidak sepenuhnya menghilangkan kemacetan.
Adapun sistem 2-1 membuat kendaraan dapat bergerak dari dua arah dalam waktu bersamaan karena jalur menjadi tiga lajur. Hal itu berbeda dengan sistem buka tutup saat kendaraan hanya bergerak dari satu arah.
Ada dua skema dalam sistem yang berlangsung pukul 03.00-20.00 itu. Skema pertama pukul 03.00-13.00, dua lajur untuk naik dan satu lajur untuk turun. Skema kedua pukul 14.00-20.00, dua lajur untuk turun dan satu lajur untuk naik.
Setiap lajur dipisahkan pembatas berbentuk kerucut mulai dari Simpang Gadog sampai Taman Safari Indonesia.
Dalam skema pertama, lajur 1 dan 2 untuk kendaraan naik, sedangkan lajur 3 untuk kendaraan turun. Adapun skema kedua, lajur 1 untuk kendaraan naik, sedangkan lajur 2 dan 3 untuk kendaraan turun.
Sementara pergantian skema diawali dengan penutupan lajur 2 hingga steril dari kendaraan yang naik pada pukul 12.30-14.00. Kendati demikian, diskresi kepolisian berlaku jika ada insiden tertentu.
Angkutan massal
Sistem 2-1 bukan satu-satunya langkah jangka pendek penataan transportasi kawasan Puncak. BPTJ dan pihak terkait juga meluncurkan layanan wisata dengan angkutan umum massal.
Bambang menjelaskan, tersedia layanan shuttle bus dari Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan, menuju Taman Safari. Dengan tarif Rp 400.000 per orang, pengguna mendapat tiket pergi-pulang, camilan, dan tiket masuk Taman Safari.
”Layanan seperti ini akan diperbanyak dengan titik berangkat maupun titik tujuan yang berbeda. Nantinya sistem pemesanan dapat diakses secara daring,” ucapnya.